Bisnis, JAKARTA — Sinyal dovish the Fed dalam rapat pekan lalu menjadi sentimen positif bagi aset-aset minim risiko di Indonesia. Investor dapat lebih mencermati instrumen-instrumen berbasis surat utang untuk memanfaatkan peluang penguatan dalam jangka pendek. Meski begitu, aset lain pun tak kalah potensial.
Dalam pertemuan The Federal Open Market Committee (FOMC) 21-22 Maret 2023, the Fed memutuskan untuk mengerek target suku bunga acuan sebesar 25 basis poin atau 0,25 persen ke kisaran 4,75 – 5 persen dan menjadi level tertinggi sejak Oktober 2007.
Meski demikian, the Fed memberi sinyal dovish atau sikap yang lebih lunak dalam kebijakan moneter dalam beberapa bulan ke depan. Kenaikan sebesar 25 bps bulan ini pun lebih rendah dibanding estimasi awal pelaku pasar, terutama setelah pada awal Maret the Fed memberikan sinyal hawkish.
Keputusan the Fed ini tampaknya tidak dapat dilepaskan dari faktor kejatuhan sejumlah bank bulan ini. Jika the Fed terus ngotot untuk menaikkan suku bunga secara agresif demi menekan inflasi, bukan tidak mungkin akan ada lebih banyak bank yang mengalami nasib serupa.