Bisnis, JAKARTA — Keputusan bank sentral Amerika Serikat the Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga acuan dengan sangat agresif bulan ini, yakni mencapai 75 bps sekaligus, bakal memaksa Bank Indonesia untuk mulai menaikkan juga bunga acuannya. Namun, kondisi tersebut diyakini tidak akan sampai menurunkan tingkat permintaan kredit korporasi.
Kredit korporasi merupakan salah satu segmen kredit yang cukup rentan terganggu ketika laju ekonomi tersendat. Jika Bank Indonesia akhirnya memutuskan untuk mengikuti langkah the Fed menaikkan suku bunga acuan, tentu bunga kredit korporasi pun akan ikut meningkat. Kondisi ini mungkin menyebabkan kalangan korporasi kesulitan untuk mengakses kredit lebih murah.
Meski begitu, saat ini kondisi ekonomi Indonesia sejatinya sedang berada di jalur pemulihan. Kendati kini ada hambatan dari sisi kenaikan inflasi, Indonesia masih sedang diuntungkan oleh kenaikan harga komoditas yang memicu kenaikan ekspor hingga mencapai rekor.
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor pada April 2022 adalah US$27,32 miliar, naik 47,76 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/YoY). Ini adalah nilai ekspor tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.