Bisnis, JAKARTA - Kebijakan Tol Laut masih menyisakan ketimpangan antara muatan berangkat dengan muatan balik. Kementerian Perhubungan menyisir sejumlah musabab kondisi itu terjadi meski telah berjalan sejak 2015.
Selama ini, pemerintah telah membuka 33 trayek Tol Laut di seluruh Indonesia. 28 trayek tol di ataranya mengalami selisih antara muatan berangkat dengan balik yang cukup berjarak.
Kementerian mencatat rerata muatan berangkat sebesar 9.013 TEUs. Sedangkan muatan saat balik hanya 36 persen dari jumlah kiriman yakni 3.304 TEUs. Umumnya, pengapalan dimulai dari Tanjung Priok, Jakarta maupun Tanjung Perak, Surabaya. Barang kemudian dikirim ke sejumlah wilayah terpencil.
Selisih paling dalam dialami lima trayek tol yakni rute T-22 hingga T-26. Pengiriman barang di wilayah ini menggunakan kapal penumpang milik ASDP dengan tujuan Biak, Timika dan Merauke. Secara tonase, muatan berangkat sekitar 395 ton, berbanding terbalik dengan muatan balik 0 ton alias nihil.