TLKM Paling Banyak Diborong Investor Asing

Pada perdagangan Kamis (25/11), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaju ke zona hijau dengan naik 0,24% atau 16,07 poin ke posisi 6.699,35 dan sempat menyentuh level tertingginya pada 6.751. Tercatat, 228 saham menguat, 278 saham melemah dan 166 saham bergerak stagnan.

Bisnis Indonesia Resources Center

25 Nov 2021 - 17.31
A-
A+
TLKM Paling Banyak Diborong Investor Asing

Karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, beberapa waktu lalu. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis, JAKARTA—Pada perdagangan Kamis (25/11), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaju ke zona hijau dengan naik 0,24% atau 16,07 poin ke posisi 6.699,35 dan sempat menyentuh level tertingginya pada 6.751. Tercatat, 228 saham menguat, 278 saham melemah dan 166 saham bergerak stagnan.

Meskipun menguat, investor asing tercatat membukukan aksi net sell sebesar Rp48,24 miliar di seluruh pasar dan mencatat net buy di pasar reguler senilai Rp202,44 miliar. Sektor transportasi dan logistik menopang laju indeks dengan kenaikan paling moncer mencapai 3,56%.

Investor asing tercatat paling banyak menjual saham PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) dengan net sell sebesar Rp148,44 miliar. Menyusul di belakangnya adalah PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan nilai jual bersih senilai Rp34,61 miliar dan PT Astra International Tbk (ASII) sebesar Rp33,49 miliar.

Sebaliknya, saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) marak diborong investor asing dengan net buy mencapai Rp422,64 miliar. Diikuti saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang juga dilego investor asing sebanyak Rp87,99 miliar.

Kelanjutan harga batu bara yang terpantau kembali uptrend masih menjadi sentimen positif bagi kinerja saham di dalam negeri terutama bagi emiten di sektor pertambangan. Harga timah yang sedang melambung yang merupakan imbas dari rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menghentikan ekspor barang mentah juga menjadi tenaga lainnya bagi IHSG.

Dari Amerika Serikat The Fed mengungkapkan harus siap untuk menyesuaikan laju pembelian aset dan menaikkan tingkat suku bunga lebih cepat jika inflasi terus menerus mengalami peningkatan. Saat ini, inflasi yang berjalan di atas 6% dan yang tertinggi dalam kurun waktu 30 tahun terakhir sehingga cukup menjadi perhatian bagi para pejabat The Fed.

Namun, beberapa pejabat The Fed juga mengatakan, The Fed akan tetap membiarkan inflasi menjadi lebih panas dari kondisi biasa untuk mendorong ketenagakerjaan membaik. Akan tetapi, pelaku pasar dan investor melihat bahwa The Fed harus bertindak lebih agresif agar inflasi dapat dikendalikan.

Indeks Bisnis-27

Indeks Bisnis-27 menutup perdagangan di teritori positif pada perdagangan Kamis (25/11) seiring dengan menghijaunya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 0,24%.

Indeks Bisnis-27 berhasil outperform dari IHSG dengan menguat 0,85% atau 4,4 poin ke level 521,11. Sepanjang perdagangan indeks bergerak di rentang 516,71 hingga tertinggi di level 525,23. Di antara 27 anggota konstituen indeks, sebanyak 12 saham terpantau menguat, 11 saham melemah dan 4 saham lainnya terpantau tidak bergerak dari posisi hari sebelumnya alias stagnan.

Dari 12 saham yang terapresiasi, saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) memimpin kenaikan Indeks Bisnis-27 dengan menguat sebesar 5,26% atau 200 poin ke level 4.000. Saham TLKM pun marak diborong investor asing dengan net buy mencapai Rp422,64 miliar.

Selanjutnya saham PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) terpantau menguat 2,95% atau 50 poin ke posisi 1.745. Berikutnya saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang naik 2,80% atau 200 poin ke level 7.350.

Sementara itu, saham yang terkoreksi antara lain saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) yang paling merosot sebanyak 5,10% atau 100 poin ke posisi 1.860. Selanjutnya saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) terpantau melemah 3,54% atau 40 poin menjadi 1.225.

Energi

Pada penutupan perdagangan Kamis (25/11), indeks sektor energi berhasil melanjutkan penguatannya sebesar 0,30% atau naik ke level 1.061,56.

Penguatan sektoral dipimpin oleh PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) yang melejit 9,09% ke level Rp1.440, lalu saham PT Radiant Utama Interinsco Tbk. (RUIS) melesat 5,26% ke level Rp240 dan saham PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI) naik 4,93% ke level Rp298.

Penguatan sektor ini seiring dengan harga batu bara yang kembali melesat. Setelah sebelumnya mengalami koreksi dalam. Terhitung saat ini harga batu bara sudah naik selama 7 hari berturut-turut.

Berdasarkan data perdagangan kemarin pada pukul 15.15 WIB harga batu bara  di pasar ICE Newcastle (Australia) ditutup di US$ 160/ton atau naik 1,91%. Penguatan terjadi masih karena adanya technical rebound yang mewarnai dinamika harga batu bara. Diketahui, pada 5 Oktober 2021, harga batu bara sudah mencapai titik tertinggi (setidaknya sejak 2008) dengan menyentuh US$280/ton.

Selepas itu, harga komoditas ini rontok hingga menyentuh titik terendah di US$137,1/ton pada 2 November 2021. Jadi dari titik puncak itu hingga ke titik nadir, terjadi koreksi 51,04%.

Barang Konsumen Primer

Pada perdagangan Kamis (25/11), indeks sektor barang konsumen primer akhirnya ditutup melemah 0,70% di level 700,96.

Saham yang mendorong pelemahan ialah PT Indo Oil Perkasa Tbk. (OILS) anjlok 6,90% ke level Rp270, Kemudian diikuti saham PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk. (SIPD) ambles 6,67% ke level Rp1.610 dan saham PT Central Proteina Prima Tbk. (CPRO) merosot 5,60% ke level Rp118.

Tampaknya sentimen dari rilisnya data Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai perlambatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal lll/2021 membuat sektor ini ikut terkerek melemah. BPS mencatat bahwa pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal III/2021 secara  Year-on-Year (YoY) hanya mencapai 1,03%. Angka ini lebih rendah dari kuartal II/2021 yang pada saat itu tumbuh 5,96%.

Beberapa faktor yang mendorong konsumsi rumah tangga pada kuartal lll/2021 ini yaitu penjualan eceran untuk komoditas makanan, minuman, dan tembakau tumbuh sebesar 5,79%, menguat dibandingkan dengan kuartal III/2020.  Pada saat yang sama  nilai transaksi uang elektronik, kartu debit, dan kartu kredit tumbuh sebesar 9,42%, menguat dibanding kuartal III/2020 yang terkontraksi sebesar 8,75%.

Barang Konsumen Non-Primer

Pada penutupan perdagangan Kamis (25/11), indeks sektor barang konsumen non-primer ditutup melemah 0,18% ke level 868,20.

Pelemahan sektor ini dipimpin oleh saham PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk. (RISE) yang anjlok 6,91% ke level Rp404, diikuti saham PT Esta Multi Usaha Tbk. (ESTA) ambles 6,76% ke level Rp276 dan saham PT Pudjiadi & Sons Tbk. (PNSE) drop 6,67% ke level Rp630.

Para pelaku pasar saat ini sedang mencermati outlook neraca perdagangan barang tahun 2022 yang diproyeksikan surplus US$19,1 miliar hingga US$19,6 miliar. Namun proyeksi tersebut turun drastis daripada torehan neraca dagang sepanjang Januari hingga Oktober 2021 yang mencapai US$30,81 miliar. 

Menurut Kementerian Perdagangan (Kemendag), proyeksi tersebut bakal dipengaruhi oleh sejumlah isu perdagangan internasional yang relatif berbeda dari tahun ini. Misalkan adanya, isu perdagangan dan emisi karbon yang bakal memengaruhi sejumlah kebijakan perdagangan yang belakangan memengaruhi daya saing produk ekspor Indonesia. 

Kesehatan

Pada Kamis (25/11) indeks sektor kesehatan ditutup menguat 0,51% ke level 1.431,80.

Penguatan sektor ini dipimpin oleh PT Itama Ranoraya Tbk. (IRRA) melesat 8,48% ke level Rp1.790, lalu diikuti PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO) naik 5,98% ke level Rp9.750 dan PT Kimia Farma Persero Tbk. (KAEF) tumbuh 2,07% ke level Rp2.460.

Sentimen dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang memproyeksikan industri farmasi masih akan terus bertumbuh di tengah tren penurunan kasus Covid-19 di Indonesia. Sebelumnya diketahui, bahwa industri kimia, farmasi, dan obat tradisional tumbuh signifikan pada kuartal III/2021 sebesar 9,71% YoY. Angka tersebut menjadikannya sebagai salah satu penopang kinerja manufaktur pada kuartal tersebut.

Menurut Kemenperin, pertumbuhan tersebut akan terus tumbuh di masa depan. Proyeksi ini berdasarkan fakta kebutuhan obat di dalam negeri yang saat ini sudah dipenuhi oleh industri farmasi di dalam negeri.

Diketahui sekitar 76% kebutuhan obat telah mampu disuplai oleh industri farmasi domestik. Sebaliknya 24% sisanya yang masih diimpor merupakan obat-obat paten dan berteknologi tinggi.

Barang Baku

Indeks sektor barang baku pada penutupan perdagangan Kamis (25/11) ditutup di zona hijau dengan penguatan 0,12% ke level 1.250,26.

Penguatan sektor ini didorong oleh saham PT Sriwahana Tbk. (SWAT) yang melesat 6,96% ke level Rp169, diikuti saham PT Gunung Raja Paksi Tbk. (GGRP) naik 6,45% ke level Rp825, dan saham PT Alkindo Naratama Tbk. (ALDO) tumbuh 3,77% ke level Rp825.

Sentimen positif dari Kementerian Perindustrian berupa pemberian insentif investasi berupa fasilitasi penggunaan mesin dan/atau peralatan yang lebih modern, lebih efisien dan hemat energi serta lebih ramah lingkungan, akan mengerek kinerja industri.

Kemenperin mencatat pemberian insentif dengan menambah investasi mesin dan peralatan sebesar Rp13,82 triliun, peningkatan kapasitas produksi pada industri sebesar 21,75%, peningkatan realisasi produksi sebesar 21,22%, efisiensi energi sebesar 11,86%, dan penambahan jumlah tenaga kerja sebanyak 28.295 orang.

Perindustrian

Pada penutupan perdagangan Kamis (25/11), sektor perindustrian ditutup menguat 0,78% ke posisi 1.086,27.

Beberapa saham yang terpantau mengalami penguatan ialah saham PT MNC Investama Tbk (BHIT) naik 3,64% ke level Rp57. lalu PT Abm Investama Tbk. (ABMM) tumbuh 2,76% ke level Rp1.490 dan  PT Surya Toto Indonesia Tbk. (TOTO) tumbuh 2,68% ke level Rp230.

Kementerian Perindustrian menyatakan industri manufaktur diproyeksikan akan tumbuh 4% tahun ini dengan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 18%. Proyeksi pertumbuhan tersebut seiring dengan pulihnya perekonomian nasional, kinerja sektor industri manufaktur juga diproyeksikan meningkat pada 2022.

Indikator itu di antaranya pertumbuhan sektor industri yang tercatat sebesar 4,12% atau lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 3,51%. Berikutnya, kontribusi sektor industri pengolahan nonmigas terhadap PDB nasional mencapai 17,33% atau lebih tinggi dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya.

Keuangan

Indeks sektor keuangan ditutup tumbuh 0,33% pada penutupan perdagangan Kamis (25/11) ke level 1.557,05.

Beberapa saham yang menopang antara lain PT Bank Yudha Bhakti Tbk. (BBYB) meroket 5,21% ke level Rp2.220, diikuti PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. (AGRO) meningkat 3,35% ke level Rp2.160 dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) tumbuh 2,80% ke level Rp7.350.

Saham-saham bank berkapitalisasi besar menjadi penggerak sektor perbankan, BMRI dibeli asing mencapai Rp87,99 miliar lalu AGRO juga diborong asing hingga Rp3,25 miliar. Moncernya kinerja BMRI didukung penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Tercatat hingga akhir Oktober 2021 BMRI merealisasikan penyaluran kredit senilai Rp31,75 triliun kepada 324 ribu lebih debitur.

Pemerintah terus optimis perekonomian Indonesia akan kembali pulih di tahun 2022. Hal ini sejalan dengan terkendalinya kasus Covid-19 dan juga pelonggaran aktivitas masyarakat terutama dunia usaha akhir-akhir ini. Berdasarkan asumsi makro ekonomi diperkirakan tahun depan pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan menyentuh level 5,2% - 5,5%. Kemudian inflasi 3% dan nilai tukar rupiah sebesar Rp14.350 per dolar AS.

Properti dan Real Estat

Pada penutupan perdagangan Kamis (25/11) indeks sektor properti dan real estat terpantau lesu dengan penurunan 1,21% ke level 837,25.

Saham yang memberati adalah PT Trimitra Propertindo Tbk. (LAND) anjlok 7,00% ke level Rp93, lalu PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) melemah 4,82% ke level Rp1.085 dan PT Repower Asia Indonesia Tbk. (REAL) drop 4,40% ke level Rp87.

Pertumbuhan harga properti pada kuartal III/2021 sedikit mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan kenaikan pada kuartal sebelumnya, yakni kuartal II/2021 yaitu sebesar 2,24%.

Kebijakan pemerintah yang menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada awal kuartal III/2021 lalu sempat menyebabkan perlambatan ekonomi. Namun menuju kuartal IV/2021 industri properti di tanah air masih terus melaju bergerak seiring dengan pemulihan perekonomian nasional secara keseluruhan. Insentif pembelian baru dari pemerintah juga turut mendorong konsumen untuk mencari rumah atau aset properti lainnya.

Teknologi

Pergerakan indeks sektor teknologi terparkir di zona merah dengan pelemahan 1,09% ke 998,60 pada Kamis (25/11).

Saham e-commerce PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) pimpin pelemahan sebesar 6,77% ke level Rp620, lalu PT Trimegah Karya Pratama Tbk. (UVCR) tersungkur 6,61% ke level Rp452 dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) menyusut 5,10% ke level Rp1.860.

Harga saham PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) menjadi sorotan oleh para pelaku pasar setelah ditutup di level terendahnya pada perdagangan Kamis (25/11) sejak pertama kali emiten e-commerce Grup Emtek ini mencatatkan saham perdana pada 6 Agustus silam.

Data BEI pada Kamis (25/11) saham BUKA ambles ke level terendah alias ARB (auto reject bawah) dengan koreksi 6,77% ke level Rp620. Penurunan dalam tersebut juga diikuti aksi lepas saham BUKA hingga Rp 148,44 miliar. Tercatat dalam sebulan BUKA telah merosot 10,79%.

Infrastruktur

Kinerja indeks infrastruktur meningkat 1,09% ke level 998,60 pada perdagangan Kamis (25/11).

Saham-saham sub-sektor telekomunikasi menopang, di antaranya PT First Media Tbk. (KBLV) melambung 25,00% ke level Rp1.075, selanjutnya PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) menguat 5,26% ke Rp4.000 dan PT Indosat Tbk. (ISAT) tumbuh 3,26% ke level Rp7.125.

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) terus diburu asing. Minat investor tersebut tercermin dari harga saham Telkom mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir, Pada Kamis (25/11) investor asing melakukan transaksi pembelian dengan total lebih dari Rp422 miliar.

Peningkatan ini tidak lepas dari minat investor terhadap penawaran saham perdana Mitratel, anak usaha Telkom. Kinerja saham Telkom yang kian menguat ini juga dipengaruhi oleh faktor penanganan pandemi di Indonesia yang diakui berhasil oleh internasional. Dibandingkan dengan negara tetangga di ASEAN, kasus Covid-19 di Indonesia turun secara signifikan dan termasuk yang terendah.

Transportasi dan Logistik

Pada penutupan perdagangan Kamis (25/11) indeks sektor transportasi dan logistik terpantau paling kuat di IHSG dengan kenaikan 3,56% ke level 1.439,68.

PT Krida Jaringan Nusantara Tbk. (KJEN) memimpin penguatan 24,60% ke level Rp785, lalu PT Batavia Prosperindo Trans Tbk. (BPTR) melonjak 11,89% ke level Rp320 dan PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) melejit 9,57% ke level Rp3.780.

Saham-saham kurir kompak menghijau, KJEN dalam sepekan telah melesat 27,64%. Dalam sebulan tumbuh positif 57,63%. KJN Express membukukan kenaikan pendapatan 4,3% selama 2020 sebesar Rp13,156 miliar.

Saham-saham kurir semakin moncer diiringi dengan meningkatnya permintaan pengiriman barang dan dokumen. Pada kuartal III/2021, PPKM Darurat yang berlangsung menjadi katalis positif.

Selain KJEN, saham kurir & logistik yang melejit adalah PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA), yang memiliki lini usaha kurir Anteraja. Kemudian, SAP Express PT Satria Antaran Prima Tbk. (SAPX) dan emiten pemilik jasa kurir GED yang mayoritas sahamnya dikuasai fintech Akulaku PT Trimuda Nuansa Citra Tbk. (TNCA).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Aprilian Hermawan

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.