Transaksi Loyo Trade Expo 2022

Kementerian Perdagangan membukukan transaksi Trade Expo Indonesia (TEI) 2022 secara luring mencapai US$2,94 miliar. Jumlah ini jauh dari target yang ditetapkan yakni US$10 miliar. Belum lagi, capaian ini masih jauh tertinggal dibandingkan dengan TEI 2021.

Rayful Mudassir

23 Okt 2022 - 18.08
A-
A+
Transaksi Loyo Trade Expo 2022

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat memberi sambutan pada penyelenggaraan Trade Expo Indonesia 2022/Dok Humas Kemendag

Bisnis, JAKARTA - Penyelenggaraan Trade Expo Indonesia (TEI) 2022 berhasil membukukan nilai transaksi mencapai US$2,94 miliar atau setara Rp44 triliun (kurs Rp15.000 per US$). Angka ini masih jauh dibandingkan dengan target awal yakni US$10 miliar.


Kemendag mencatat bahwa agenda ini diikuti oleh 795 pelaku bisnis, 3.226 pembeli dari 187 negara serta 27.063 pengunjung. Laporan ini disebut jauh dari harapan pemerintah.


“Buat kami ini membanggakan, tapi belum sesuai yang kita targetkan. Kalau Tingkok [saat mengadakan expo] dihadiri sejutaan [pengunjung]. Ini sudah sukses tapi belum seperti yang kita harapkan,” kata Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Minggu (23/10/2022). 


Dari total transaksi US$2,94 miliar, US$1,77 miliar di antaranya dalam bentuk memorandum of understanding (MoU) transaksi barang dan jasa, transaksi harian mencapai US$850 juta, business matching US$200 juta, transaksi investasi senilai US$111,5 juta. 


Transaksi perdagangan ini didominasi oleh sejumlah negara. Beberapa di antaranya adalah India, Amerika, Malaysia, Mesir, Vietnam, Filipina, hingga Arab Saudi. 


Transaksi selama gelaran tersebut masih didominasi oleh sejumlah komoditas utama domestik. Kelapa sawit misalnya berhasil mencatatkan nilai dagang US$577 juta, kertas dan produk kertas US$380 juta, produk pertanian US$361 juta, batu bara US$340 juta. 


Selanjutnya makanan olahan berhasil mencatatkan transaksi dagang hingga US$277 juta, produk kayu US$189 juta, produk kimia US$147 juta, furnitur US$137 juta, elektronik dan peralatan listrik US$74 juta serta rempah-rempah mencapai US$68 juta. 


“Kemudian dari penyelenggaraan muslim fashion week menyentuh US$13,2 juta atau Rp203 miliar,” terangnya. 


Zulhas mengapresiasi seluruh kerja keras pemerintah, para duta besar, atase dagang, eksportir termasuk pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dalam menyukseskan agenda ini.


Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan - BISNIS-Annisa Kurniasari Saumi.


Masih Loyo


Kendati belum menyelesaikan secara penuh TEI 2022, capaian sementara ini masih jauh dari target transaksi US$10 miliar. Bahkan raihan nilai transaksi tahun anjlok cukup dalam dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 


Catatan bisnis merekam transaksi TEI 2021 menyentuh US$6,06 miliar. Nilai tersebut jauh melampaui target yang dipatok Kementerian Perdagangan saat itu sebesar US$1,5 miliar. Padahal agenda tahun lalu dilaksanakan sepenuhnya secara daring. 


TEI mengalami penurunan transaksi pada 2020 yang hanya membukukan nilai transaksi sekitar US$1,3 miliar. Kondisi ini salah satunya disebabkan oleh pandemi yang sedang menghantam dunia, sehingga melumpuhkan urat nadi ekonomi secara global. 


Sebelum pandemi, transaksi selama Trade Expo Indonesia cukup mentereng. Pada TEI 2019 misalnya, Kemendag melaporkan total transaksi hingga US$9,30 miliar. Angka ini naik 9,6 persen dibandingkan dengan TEI 2018 yakni US$8,49 miliar. 


Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira berpandangan bahwa penurunan transaksi selama TEI 2022 dipengaruhi oleh dinamika perekonomian global yang mengalami guncangan. 


Di samping itu, beberapa komoditas utama juga tidak menjadi andalan dalam trade expo kali ini, kecuali minyak sawit dan batu bara. 


Secara garis besar, capaian TEI 2022 menjadi gambaran yang berganding terbalik dengan surplus neraca perdagangan. Selama ini kata Bhima, surplus ditopang oleh komoditas. Di sisi lain, yang dicapai dalam agenda tahunan itu sebagian adalah produk olahan yang permintaannya sedang melambat. 


“Faktor resesi global juga membuat calon buyer menurunkan target permintaan barang dari Indonesia dan produk manufakturlah yang paling sensitif,” katanya kepada Bisnis, Minggu (23/11/2022).


Bhima menekankan bahwa capaian transaksi dalam Trade Expo Indonesia ke-37 ini harus menjadi cerminan bagi pemerintah. Menurutnya, kondisi ini perlu ditanggapi hati-hati. Sebab kinerja ekspor dapat tertekan dalam beberapa bulan ke depan.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Rayful Mudassir

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.