Tuah KTT G20, Investasi Pariwisata Bersiap Kembali Melonjak

Target investasi pada 2022 dipatok Rp1.200 triliun. Dari proyeksi tersebut, BKPM menyebut potensi pertumbuhan investasi untuk sektor hotel dan restoran bisa mencapai 22%—30% didorong oleh persiapan jelang KTT G20 di Bali.

Stepanus I Nyoman A. Wahyudi

9 Sep 2021 - 20.25
A-
A+
Tuah KTT G20, Investasi Pariwisata Bersiap Kembali Melonjak

Presiden Joko Widodo berjalan, di sela-sela menghadiri KTT G20, di Osaka, Jepang, Jumat (28/6/2019)./Istimewa

Bisnis, JAKARTA — Keketuaan Indonesia dalam Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 tahun depan menjadi angin segar bagi pembalikan kinerja industri pariwisata. Investasi ke sektor turisme bahkan diproyeksikan tumbuh dua digit pada 2022, tersentil sentimen perhelatan internasional itu.

Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Yuliot Tanjung mengestimasikan pertumbuhan investasi sektor pariwisata berpeluang naik 30% akibat KTT G20 tahun depan.

Seiring dengan mulai melandainya kurva penyebaran Covid-19, kata Yuliot, geliat penanaman kapital di sektor turisme pun mulai menunjuukan tren positif.

Sejumlah pelonggaran pembatasan kegiatan masyarakat pada sektor pariwisata turut menyegarkan kembali investasi dalam dan luar negeri. 

“G20 kegiatan sifatnya internasional. Biasanya, kalau event-event internasional, investasinya terjadi peningkatan. Target investasi tahun depan adalah Rp1.200 triliun, [khusus] untuk hotel dan restoran [pertumbuhannya] bisa di antara 22%—30%,” katanya kepada Bisnis, Kamis (9/9/2021). 

Yuliot berharap pelandaian kurva Covid-19 di Tanah Air dapat konsisten agar investor makin yakin menanamkan modal mereka di dalam negeri.

Dia pun menilai positif penanganan pandemi yang berhasil menekan laju pertumbuhan kasus harian di bawah 10.000 belakangan ini. 

“Itu menambah keyakinan investor untuk melakukan investasi baik dalam negeri ataupun penanaman modal asing [PMA],” kata dia. 

Berdasarkan data milik BKPM, realisasi investasi PMA hinga kuartal II/2021mencapai US$7,99 miliar atau sekitar Rp113,9 triliun. Adapun, sektor hotel dan restoran mencatatkan investasi senilai US$112 juta atau sekitar Rp1,59 triliun. 

Di sisi lain, realisasi investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) hingga kuartal II/2021 mencapai Rp106,2 triliun. Sektor hotel dan restoran mencatatkan investasi sebesar Rp3,17 triliun. 

Sekadar catatan, Indonesia  menjadi tuan rumah KTT G20 pada 2022. Pergelaran internasional tersebut diagendakan mengambil lokasi di Bali.

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati sebelumnya mengatakan KTT G20 yang akan digelar di Pulau Dewata akan menguntungkan perekonomian setempat.

Sebab, dalam setiap gelaran konferensi internasional, pemerintah pusat akan memberikan perhatian lebih terhadap infrastruktur di Bali. 

Contohnya, ketika Konferensi Tingkat Tinggi APEC 2013 di gelar di Bali, pemerintah pusat merealisasikan pembanguna Tol Laut Bali Mandara. Begitu juga pada gelaran pertemuan IMF-WB 2018 di Bali juga dibangun underpass Simpang Dewa Ruci.

Menurutnya, Bali masih mencari peluang pembangunan infrastruktur yang dapat mendukung perekonomian. Saat ini, Bali tengah mendorong realisasi pembangunan tol Jembrana—Denpasar, dan shortcut Buleleng. 

Selain kedua proyek itu, Cok Ace menilai ada infrastruktur lain yang bisa ditingkatkan di Bali untuk mendukung penyelenggaraan KTT G20, seperti infrastruktur yang mampu memecah kemacetan di Sanur maupun daerah Suwung.

Sejumlah pengendara melintas di kawasan taman Titi Banda, Denpasar, Bali, Jumat (15/5/2020)./Antara-Nyoman Budhiana

KERINGANAN BUNGA

Dari sisi pelaku industri, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) berharap agar perbankan memangkas suku bunganya menjadi 4% menjelang KTT G20 tahun depan.

Wakil Ketua Umum PHRI Bidang Restoran Emil Arifin beralasan permintaan itu ditujukan untuk memastikan pemulihan ekonomi pada sektor pariwisata berlanjut hingga pergelaran internasional tersebut. 

“Kami diberikan bunga yang rendah, dikasih 3% atau 4% selama lima tahun minimal, karena kalau masih 10% seperti sebelum pandemi pasti tutup perusahaannya lalu dipailitkan. Tidak fair itu,” kata Emil, Kamis (9/9/2021). 

Emil mencontohkan, maraknya perusahaan pailit dan aksi jual hotel di berbagai daerah dipicu oleh ketidakmampuan perusahaan membayar tagihan bank. 

Berdasarkan data Sistem Informasi Penelusuran Perkara Pengadilan Negeri hingga Agustus 2021 tercatat sebanyak 1.298 permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dan Pailit di lima pengadilan niaga selama tiga semester terakhir. 

“Kalau mau memeriahkan G20 serta hotel dan restoran bisa jalan, suku bunganya dikasih 4%. Desember nanti kalau keadaanya seperti ini sudah habis semua, kalau kami [pelaku industri pariwisata] sudah mati, dihidupkan [lagi] susah,” kata dia. 

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menargetkan terjadinya peningkatan yang signifikan pada penjualan jasa perhotelan dan restoran selepas perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 tahun depan.  

Terpisah, Deputi Bidang Sumber Daya Kelembagaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wisnu Bawa Tarunajaya menuturkan pemerintah telah menyusun sejumlah rencana untuk menggairahkan kembali industri hotel dan restoran untuk menyambut KTT G20.

“G20 itu kan pertemuan utamanya, ada acara sampingan berbentuk seminar, workshop, MICE atau family trip dari anggota delegasi yang kadang-kadang membawa kerabatnya,” kata Wisnu saat dihubungi, Kamis (9/9/2021).

Hanya saja, Wisnu enggan membeberkan target yang dipatok Kemenparekraf ihwal besaran penjualan jasa hotel dan restoran selama perhelatan internasional itu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Wike D. Herlinda

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.