Bisnis, JAKARTA — Dua emiten semen pemimpin pangsa pasar di Indonesia, yakni PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa (INTP), mencatatkan kinerja keuangan yang berbeda di kuartal pertama tahun ini, di tengah peluang dan ancaman sektoral yang kurang lebih sama.
Pada awal tahun ini, tekanan kenaikan harga batu bara global membayangi kinerja sektor semen. Komiditas ini adalah salah satu komponen utama produksi semen, sedangkan harganya tahun ini sedang tinggi-tingginya akibat tersendatnya laju rantai pasok komoditas dunia.
Meski begitu, pada saat yang sama emiten semen juga tengah diuntungkan oleh kondisi ekonomi yang secara umum mulai membaik. Pada awal tahun ini, meski sempat dihamtam gelombang ketiga pandemi, secara umum aktivitas bisnis, mobilitas, dan proyek-proyek pembangunan kembali bergeliat
Namun, menghadapi kondisi tersebut, SMGR dan INTP melaporkan hasil yang berbeda arah. Keduanya mencatatkan pendapatan yang sama-sama naik tipis, tetapi laba yang dibukukan SMGR justru berhasil melonjak pesat, sedangkan INTP malah anjlok.