Bisnis, JAKARTA — Gonjang ganjing yang terjadi di pasar keuangan global diyakini tidak akan terlalu mengganggu stabilitas pasar surat utang Indonesia. Dominannya investor domestik dalam kepemilikan surat berharga negara (SBN) menjadikan pasar domestik lebih kebal terhadap risiko eksternal.
Saat ini, pasar surat utang global sedang mengantisipasi dua sentimen baru dari Amerika Serikat, yakni kebijakan suku bunga Bank Sentral AS sebagai hasil dari pertemuan pada 21-22 Maret 2023 serta usulan kenaikan batas plafon utang pemerintah AS.
Ketua Parlemen AS, Kevin McCarthy, bertemu dengan Presiden AS Joe Bidan pada hari St Patrick, Jumat (17/3/2023) lalu. Dalam pertemuan itu, McCarthy berbicara soal plafon utang AS senilai US$31,4 triliun.
Biden diketahui enggan bernegosiasi soal plafon utang dengan Partai Republik. Menurut McCarthy kurangnya negosiasi bisa membuat ekonomi AS dalam bahaya. Partai Republik ingin Biden memangkas pengeluaran.