Free

Untung Rugi Larangan Ekspor Batu Bara bagi Ekonomi RI

Dibandingkan dengan penurunan ekspor, pemadaman listrik di Jawa yang selama ini menyumbang 50 persen produk domestik bruto akan memberikan lebih banyak dampak negatif bagi ekonomi.

Dany Saputra, Wibi Pangestu Pratama & Sri Mas Sari

6 Jan 2022 - 00.41
A-
A+
Untung Rugi Larangan Ekspor Batu Bara bagi Ekonomi RI

Pekerja melintas di dekat kapal tongkang pengangkut batubara di kawasan Dermaga Batu bara Kertapati milik PT Bukit Asam Tbk di Palembang, Sumatra Selatan, Selasa (4/1/2022). Antara

Bisnis, JAKARTA – Sepanjang bulan ini, Indonesia mungkin akan kehilangan devisa US$3 miliar hingga US$3,9 miliar dari ekspor batu bara. Surplus perdagangan yang dinikmati selama 19 bulan barangkali juga akan terkikis, bisa pula berbalik menjadi defisit.

Andil batu bara yang besar pada ekspor Indonesia, sekitar 16 persen hingga 20 persen rata-rata per bulan, membuat asosiasi pengusaha sekelas Kadin hingga beberapa anggota DPR gusar larangan ekspor selama sebulan akan mencoreng kinerja molek ekspor selama lebih dari setahun. Atas nama ‘pemulihan ekonomi’, Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid bahkan meminta pemerintah meninjau ulang larangan meskipun belakangan dia berbalik mendukung.

China mungkin bisa menjadi pelajaran bagi Indonesia. Krisis energi di China pada akhir kuartal III/2021 akibat kelangkaan batu bara telah memukul industri pengolahan hingga perumahan. Keterbatasan suplai bahan bakar fosil itu mendorong pemerintah memangkas jatah pasokan listrik ke pabrik-pabrik dan menaikkan tarif. Akibatnya, industri mulai dari pakan ternak hingga mobil listrik membatasi operasi. Beberapa bahkan menghentikan sementara produksi. 

Kejatuhan manufaktur China tak terelakkan. Indeks manajer pembelian manufaktur terempas ke 49,6 pada September dari 50,1 pada bulan sebelumnya di tengah kenaikan inflasi produsen. Ekonominya hanya tumbuh 4,9 persen (year on year) pada kuartal III/2021, melambat tajam dari kuartal sebelumnya yang ekspansi 7,9 persen (yoy). 

Indonesia nyaris mengulang nasib China jika melihat data yang disodorkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang menyebutkan pasokan batu bara ke PLN dan perusahaan listrik swasta per 1 Januari 2022 hanya 35.000 metrik ton atau kurang dari 1 persen dari DMO sebanyak 5,1 juta metrik ton hingga 14 Januari.  

Ekonomi yang mulai pulih, yang ditandai pula dengan kenaikan penjualan listik, bisa ambruk kembali ketika cadangan batu bara domestik tipis. PLN sempat mengingatkan potensi pemadaman listrik di 7 pembangkit pekan ini, antara lain di Jawa 7 (2x991 MW) dan Cilacap 3 (1x614 MW). Setidaknya pembangkit berkapasitas 10.851 MW atau seperenam dari total kapasitas listrik Indonesia akan terpengaruh. Sebanyak 10 juta pelanggan, mulai dari masyarakat umum hingga industri, akan kena dampak.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan keputusan melarang ekspor batu bara terpaksa diambil untuk menghindari krisis energi dan risiko inflasi. Kendati sumbangan batu bara besar terhadap ekspor Indonesia, menurutnya, pemerintah perlu mengambil pilihan. Pemulihan ekonomi Indonesia akan terancam jika terjadi kekurangan suplai batu bara untuk pembangkit di dalam negeri.

"Tidak ada pilihan yang disebut free. Yang dicari oleh pemerintah adalah yang dampaknya seminimal mungkin bagi perekonomian, bagi rakyat, tetapi distorsinya juga sekecil mungkin," tuturnya.

Sri mengatakan keputusan larangan ekspor seharusnya tidak perlu diambil pemerintah jika kewajiban produsen batu bara memenuhi kebutuhan dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) berjalan dengan baik. Masalah muncul ketika produsen cenderung memilih mengekspor batu bara karena harganya yang tinggi di pasar internasional daripada memenuhi DMO lebih dulu.

DAMPAK KE PENERIMAAN NEGARA

Menkeu memperkirakan dampak penghentian ekspor selama sebulan terhadap neraca perdagangan akan sangat sementara. Tentang penerimaan negara, pemerintah menghitung dampak terhadap penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dan penerimaan pajak pertambahan nilai dalam negeri (PPN DN) dari aktivitas produksi batu bara akan singkat.

"Jadi, kami cukup nyaman dengan risiko ke depan," ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu.

Ekonom Bahana Sekuritas Putera Satria Sambijantoro mengatakan, dibandingkan dengan penurunan ekspor, pemadaman listrik di Jawa yang selama ini menyumbang 50 persen produk domestik bruto akan memberikan lebih banyak dampak negatif bagi ekonomi.

“Lagipula, penundaan sementara pengapalan batu bara bisa dimuat kembali pada Februari,” ujarnya.

Dia juga melihat keputusan Indonesia tidak akan mengacaukan pasar batu bara global karena China sudah mengamankan sebagian besar impor batu bara pada November hingga Desember 2021, dengan perkiraan permintaan akan melandai setelah musim dingin.

Selama ini 51 persen ekspor batu bara dikapalkan ke China, 19 persen ke India, dan sisanya ke Asean. Sebagian besar batu bara itu berkalori rendah, jenis yang juga dipasok ke PLN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Sri Mas Sari

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.