Bisnis, JAKARTA — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) kian serius meningkatkan kontribusinya dalam upaya transisi energi baru terbarukan (EBT) menuju target nol emisi karbon (net zero emission/NZE) nasional pada 2060 bahkan lebih cepat dari itu.
Kendati tidak mudah, perusahaan setrum pelat merah itu mengakselerasi transisi energi, baik dengan memperbanyak penggunaan energi bersih dan ramah lingkungan pada pembangkit listrik maupun memperbesar target perdagangan karbon (carbon trading).
Berkaca pada rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) PLN 2021—2030, sebanyak 20,9 gigawatt (GW) atau 52% dari rencana pengembangan pembangkit listrik perseroan yang mencapai 40,6 GW, berasal dari EBT.
Tak hanya itu, PLN juga tengah menyusun perencanaan baru yang akan berlaku sampai dengan 2040. PLN setidaknya mengincar penambahan porsi pembangkit listrik EBT mencapai 80 GW, dengan komposisi 60 GW berbasis EBT dan 20 GW berbasis gas.