Bisnis, JAKARTA—Kementerian BUMN mengisyaratkan belum akan membawa PalmCo untuk menggelar aksi initial public offering (IPO) pada 2024, meski Subholding PTPN tersebut berpeluang menjadi perusahaan sawit terbesar di dunia dari sisi luas lahan.
Mengingat membawa perusahaan ke lantai bursa juga bukan perkara mudah di tengah pekerjaan rumah yang masih tebal. Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo berujar fokus saat ini bukan untuk membawa PalmCo untuk IPO, karena pekerjaan rumah yang perlu dilakukan agar subholding tersebut memiliki valuasi yang tinggi.
“Saya cenderung tidak IPO [initial public offering] dulu lah, cari partner dulu karena untuk investasi di replanting. Jadi, kami mesti replanting sekitar 180.000 hektare,” ujar Kartika atau akrab disapa Tiko saat ditemui di Jakarta, Sabtu (30/12/2023).
Tiko menjelaskan bahwa salah satu pekerjaan rumah yang perlu ditempuh saat ini adalah replanting atau penanaman kembali pohon sawit. Hal tersebut disebabkan sejumlah lahan milik PTPN Grup berada dalam kondisi yang kurang terawat.