Vaksin Ditolak, Jerman dalam Ancaman Gelombang Keempat Covid-19

Banyak warga Jerman yang menolak divaksin dan hal itu dituding sebagai penyebab munculnya gelombang keempat serangan virus Covid-19.

M. Syahran W. Lubis

11 Nov 2021 - 01.36
A-
A+
Vaksin Ditolak, Jerman dalam Ancaman Gelombang Keempat Covid-19

Pabrik vaksin Covid-19 BioNTech di Marburg, Jerman./BBC

Bisnis, JAKARTA – Seorang ahli virologi top Jerman memperingatkan bahwa 100.000 orang lagi akan meninggal karena Covid-19 jika tidak ada yang dilakukan untuk menghentikan gelombang keempat yang agresif.

Jumlah kasus melonjak dan Jerman pada Rabu (10/11/2021) mencatat tingkat infeksi tertinggi sejak pandemi dimulai, dengan hampir 40.000 kasus dalam sehari.

"Kita harus bertindak sekarang," kata Christian Drosten, yang menggambarkan situasi darurat yang sebenarnya, sebagaimana dilansir BBC.

Dokter di bangsal perawatan intensif Covid di Rumah Sakit Universitas Leipzig tersebut memperingatkan gelombang keempat ini bisa menjadi yang terburuk.

Dia menceritakan seorang pasien di rumah sakit itu, seorang wanita berusia 20-an, baru saja melahirkan. Bayinya baik-baik saja, tetapi staf mengatakan mereka tidak tahu apakah dia akan selamat.

Negara bagian Saxony ini memiliki tingkat infeksi 7 hari tertinggi di Jerman dengan 459 kasus per 100.000 orang. Angka nasional adalah 232. Ini juga memiliki pengambilan vaksin terendah: 57% dari populasi telah diimunisasi.

Ada 18 pasien di bangsal Covid. Hanya empat yang divaksinasi. "Sangat sulit untuk membuat staf termotivasi untuk merawat pasien sekarang di gelombang keempat ini," kata Prof Sebastian Stehr, yang mengepalai departemen. "Sebagian besar penduduk masih meremehkan masalah ini."

Saat ini, kata Prof Sehr, kebanyakan orang akan mengenal seseorang yang mengidap Covid dan karenanya harus waspada terhadap risiko infeksi. "Namun demikian," tambahnya, "kami masih melihat begitu banyak pasien yang tidak divaksin."

Menteri Kesehatan Jerman secara terbuka menyalahkan orang-orang itu atas melonjaknya kasus, menggambarkan situasi saat ini sebagai "pandemi orang yang tidak divaksin".

Pada awal pekan ini, Saxony melarang orang yang tidak divaksinasi dari bar, restoran, acara publik, fasilitas olahraga dan rekreasi. Setidaknya beberapa negara bagian lain diperkirakan mengikuti langkah itu.

Orang-orang anti-vaksin kemudian sangat marah. Beberapa ribu orang melakukan protes pada akhir pekan lalu di Leipzig.

"Ini diskriminasi, dan kami ingin menyatakan dengan tegas bahwa kami tidak menerima ini di masyarakat kami," kata Leif Hansen, yang mewakili anti-vax "Bewegung Leipzig" (Gerakan Leipzig). Dia tidak memercayai perusahaan yang membuat vaksin atau pihak berwenang yang menyetujuinya.

"Mereka bilang vaksinasi itu boleh, bahwa saya harus memberikannya kepada anak-anak saya? Tidak pernah! Saya punya perasaan bahwa itu tidak boleh masuk ke tubuh saya dan saya akan berjuang sekuat tenaga untuk mencegahnya masuk ke tubuh saya," ucapnya dengan tegas.

Sebanyak 16 juta orang Jerman di atas usia 12 tahun belum sepenuhnya divaksin. Pemerintah Jerman mengakui tidak mungkin untuk membujuk banyak dari orang-orang itu sekarang dan para politisi pun khawatir bahwa perpecahan sosial akan semakin dalam. Yang ditakuti banyak orang adalah lockdown berikutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Syahran Lubis

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.