Bisnis, JAKARTA — Yield Surat Utang Negara (SUN) Pemerintah Indonesia tenor 10 tahun kembali ke level 7 persen, melemah dari sebelumnya di kisaran 6,7 persen, seiring dengan meningkatnya kekhawatiran terhadap berlanjutnya kebijakan pengetatan moneter the Fed.
Perkembangan ini menjadikan kinerja instrumen ini kembali berisiko mengalami tekanan kinerja lanjutan. Sejalan dengan itu, instrumen-instrumen turunannya seperti reksa dana pendapatan tetap pun bakal ikut melemah.
Seperti diketahui, naiknya yield SUN sama artinya dengan penurunan harga jualnya di pasar, sebab yield dan harga surat utang berkorelasi negatif. Itu berarti, investor di pasar SUN berpotensi mengalami penurunan kinerja return investasinya di instrumen ini.
Yield SUN 10 tahun yang kerap menjadi acuan bagi pasar surat utang Indonesia sejatinya sudah mengalami penurunan setelah menyentuh puncak di kisaran 7,6 persen pada Oktober 2022 lalu. Di akhir Januari 2023 lalu, yield ini sudah menguat hingga ke level 6,7 persen.