Winter Tech Berlanjut, Xiaomi Dikabarkan PHK Besar-Besaran

Xiaomi dikabarkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran terhadap karyawannya.

Jaffry Prabu Prakoso

21 Des 2022 - 13.41
A-
A+
Winter Tech Berlanjut, Xiaomi Dikabarkan PHK Besar-Besaran

Lei Jun, pendiri dan CEO Xiaomi, saat peluncuran Mi Notes di Beijing. 1 Januari 2015./Reuters-Jason Lee

JAKARTA – Musim dingin industri teknologi atau winter tech masih berlanjut. Kali ini, Xiaomi, produsen teknologi asal Cina dikabarkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran terhadap karyawannya.

Dilansir dari TechNode, Selasa (20/12/2022), PHK akan menyasar ke divisi ponsel dan internet. Berdasarkan informasi dari karyawan Xiaomi, beberapa outlet atau unit di Cina sudah mulai melakukan pengurangan staf sebanyak 75 persen.

Divisi internet Xiaomi saat ini sudah mengalami penurunan jumlah karyawan sebesar 40 persen. Perusahaan menawarkan paket kompensasi "N+2" kepada karyawan yang terdampak, N merupakan jumlah tahun karyawan yang sudah bekerja di Xiaomi.


Bocoran smartphone Xiaomi 12 Ultra yang mengusung kamera Leica/GSM Arena


Artinya, jika karyawan sudah bekerja selama 1 tahun akan mendapatkan kompensasi sebanyak 1+2. Adapun, Xiaomi saat ini enggan memberikan tanggapan kepada TechNode.

Lebih lanjut, pada kuartal III/2022, Xiaomi mencatatkan penurunan pendapatan yang signifikan hingga 10 persen. Dilansir dari GSMArena, Minggu (27/11/2022), pendapatan Xiaomi pada kuartal III/2022 hanya sebesar 70,5 miliar yuan atau senilai Rp154 triliun.

Pendapatan tersebut sebanyak 50,5 persen berasal dari penjualan di luar negeri. Pendapatan tersebut turun 10 persen dibandingkan Xiaomi pada periode yang sama tahun lalu (YoY).

Bukan hanya pendapatan, laba bersih Xiaomi turun 59 persen YoY menjadi 2,1 miliar yuan (US$294 juta) atau setara Rp4,6 triliun.

Adapun, penurunan laba ini dikarenakan adanya investasi terbaru seperti electronic vehicle (EV) dan proyek lainnya yang dianggap akan membuahkan hasil di masa depan. Investasi itu pun senilai 829 juta yuan (US$116 juta) atau setara Rp1,8 triliun.

Daftar Korban Winter Tech

Di Indonesia, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dan Ruangguru menjadi dua perusahaan teknologi terbaru yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Tercatat, hingga saat ini ada 20 startup di Indonesia yang melakukan hal serupa.

Sepanjang tahun berjalan, sudah terjadi 1.213 kasus PHK yang dilakukan oleh startup di seluruh dunia. Saat ini, startup sedang berjuang menghadapi masa musim dingin teknologi atau tech winter.

Dilansir dari laman resmi Trueup, Selasa (25/10/2022), tech winter tersebut memakan korban hingga 201.455 karyawan yang terkena PHK.

Dampak tech winter di Indonesia juga terlihat. Saat ini sudah ada 20 perusahaan teknologi dan startup di Tanah Air mereduksi jumlah karyawan sejak awal tahun.  

Berikut adalah beberapa perusahaan rintisan di Indonesia yang melakukan PHK berdasarkan catatan Bisnis Indonesia.

Baca juga: CEO Glints Ungkap Perusahaan PHK 18% Karyawan 

1. TaniHub

Pada awal Maret 2022, TaniHub menghentikan semua layanan business to consumers (B2C), sehingga turut menghentikan operasional gudang di Bandung dan Bali. 

TaniHub mengatakan bahwa keputusan tersebut diambil dengan pertimbangan untuk mempertajam fokus dan meningkatkan pertumbuhan melalui kegiatan segmen business to business (B2B).

TaniHub mengakui dengan adanya penghentian operasional warehouse di Bandung dan Bali mengakibatkan adanya PHK bagi sejumlah pekerja. 

Perusahaan pun akan memfokuskan bisnis menjadi pemasok bagi hotel, restoran, dan kafe (horeka). Selain itu, mereka akan menyasar modern trade yaitu supermarket, hypermarket, dan pasar swalayan.

 

2. SiCepat

Sama seperti TaniHub, SiCepat merupakan salah satu startup yang menginformasikan adanya PHK terhadap ratusan karyawan di seluruh manajemen dan departemen yang tidak memenuhi standar penilaian perusahaan pada awal tahun ini.

SiCepat menilai jumlah karyawan yang terdampak kebijakan tersebut tidak mencapai 1 persen dari total karyawan. SiCepat juga mengungkapkan secara komposisi jumlah karyawan yang terdampak adalah 0,6 persen dari total sebanyak 60.000 karyawan atau tepatnya 360 karyawan.

Morgan Stanley Rumahkan 1.600 Karyawan, Resesi AS Mulai Terasa?

3. LinkAja

PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) atau LinkAja mengungkapkan melakukan reorganisasi yang berdampak pada PHK sejumlah karyawan. Meski demikian, mereka memastikan jumlah yang direorganisasi kurang dari 200 karyawan.

Startup dompet digital ini didukung oleh modal keroyokan dari banyak Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Tercatat, setidaknya ada delapan BUMN yang jadi pemegang saham LinkAja, meliputi Pertamina, Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN, Telkom, Jiwasraya, dan Danareksa

 

4. Zenius

Startup teknologi edukasi (edutech) Zenius baru saja mengumumkan PHK lagi pada Rabu (4/8/2022), tanpa menyebutkan jumlah karyawan yang terdampak. 

Pada PHK pertama, Zenius telah memutuskan hubungan pekerja terhadap 25 persen karyawannya atau lebih dari 200 karyawan. Zenius juga mengungkapkan kedua PHK ini dikarenakan perubahan kondisi makro ekonomi dan perilaku konsumen.

 

Ilustrasi PHK karyawan. Ancaman PHK di startup masih menghantui./freepik
 

5. JD.ID

Startup e-commerce JD.ID tidak menampik adanya kabar PHK. JD.ID pun mengatakan PHK itu sejalan dengan program restrukturisasi perusahaan. Dari penelusuran Bisnis Indonesia, induk JD.ID, yakni JD.com Inc tengah menanggung beban cukup besar. 

CEO JD.com Xu Lei mengatakan bahwa penyebaran virus Covid-19 di berbagai kota besar di Cina, yang berujung lockdown di Shanghai dan Beijing, menjadi penyebab utama business online dan offline di Cina. (Khadijah Shahnaz Fitra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Jaffry Prabu Prakoso

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.