Bisnis, JAKARTA - PT Waskita Karya Tbk. (WSKT) optimistis bisa memperkuat kinerja dalam dua tahun mendatang. Caranya dengan konsisten menjalankan program 8 stream penyehatan keuangan perusahaan.
Direktur Utama Waskita Karya, Destiawan Soewardjono, mengatakan perseroan telah resmi mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah berupa PMN 2021 pada kuartal III/2021. Dana tersebut disuntikan ke perseroan untuk penyelesaikan proyek jalan tol.
Selain itu, perseroan menerima obligasi penjaminan pemerintah untuk refinancing serta tambahan modal kerja sindikasi dengan penjaminan pemerintah. Dana tersebut digunakan untuk melanjutkan dan mendorong percepatan pembangunan proyek-proyek infrastruktur yang dicanangkan dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Dengan begitu, perseroan memiliki paket lengkap penjaminan pemerintah yang telah resmi disetujui pada kuartal ke-3 tahun 2021 dan akan difinalisasi pada akhir tahun 2021. “Perseroan juga telah melakukan restrukturisai utang bank pada perseroan dan anak usaha dimana secara konsolidasian perseroan telah merstrukturisasi utang bank pada level 92,35 persen dari target," katanya dalam keterangan resmi Kamis (4/11/2021).
Lebih lanjut, dia mengatakan restrukturisasi tersebut dapat meningkatkan efisiensi dengan memperpanjang masa fasilitas kredit sampai dengan tahun 2026. Selain itu, emiten dengan kode WSKT juga mendapatkan bunga yang lebih kompetitif.
WSKT ke depannya, kata Destiawan, akan fokus mengurangi komposisi utang melalui proses divestasi tol-tol yang akan diselesaikan dengan dukungan likuiditas yang diperoleh dari dukungan pemerintah. Dia menambahkan setelah melaksanakan aksi korporasi dan retrukturisasi tersebut WSKT akan fokus meningkatkan kinerja operasional dan keuangan dengan likuiditas yang jauh lebih baik.
Saat ini, emiten konstruksi plat merah itu juga fokus dalam menyelesaikan proyek-proyek infrastruktur sehingga mempermudah proses divestasi yang juga merupakan fokus saat ini. Sehingga WSKT bisa menurunkan kewajiban secara bertahap.
Di sisi lain, perseroan berupaya meningkatkan perolehan nilai kontrak baru dengan fokus pada bisnis water infrastructure, airports, top 3 railroad segment and international growth, serta meningkatkan peran komite investasi dan manajemen risiko pada pemilihan proyek-proyek baru tersebut.
Pada kuartal ke-3 tahun 2021 perseroan telah memperolehan nilai kontrak baru sebesar Rp12,01 triliun yang terdiri dari proyek investasi atau business development 68,05 persen, pemerintah 24,96 persen, proyek BUMN 4,48 persen, dan proyek swasta 2,51 persen.
Berdasarkan tipe proyek, pencapaian kontrak baru tersebut berasal dari Jalan & Jembatan 58,89 persen, Bangunan 13,03 persen, Infrastruktur Air 12,30 persen, Anak Usaha 11,40 persen, EPC 3,50 persen dan lain-lain 0,88 persen.
“Perseroan menargetkan total perolehan nilai kontrak baru tahun 2021 adalah sekitar Rp20,68 triliun dan sampai dengan saat ini perseroan masih optimistis untuk dapat mencapai target nilai kontrak baru sampai dengan akhir tahun dengan likuiditas yang jauh lebih baik dan struktur biaya operasional yang lebih lean,” tegasnya.