WSKT Raup Dana Segar Lewat Rights Issue, 7 Proyek Tol Bisa Jalan

Waskita Karya bakal mendapatkan dana segar sebesar Rp 11,96 triliun dari rights issue yang bakal digelar pada akhir Desember 2021.

Hafiyyan & Dwi Nicken Tari

17 Des 2021 - 13.13
A-
A+
WSKT Raup Dana Segar Lewat Rights Issue, 7 Proyek Tol Bisa Jalan

Gedung Waskita Heritage. Gedung ini merupakan kantor pusat PT Waskita Karya (Persero) Tbk, terletak di Jalan M.T Haryono, Jakarta. - istimewa

Bisnis, JAKARTA - PT Waskita Karya (Persero) Tbk. segera merealisasikan aksi penambahan modal lewat Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue. Melalui aksi korporasi itu, perseroan bisa melanjutkan pengerjaan 7 proyek jalan tol. 

Manajemen Waskita Karya dalam prospektus di Harian Bisnis Indonesia menuliskan perusahaan akan melakukan HMETD dengan melepas sebanyak-banyaknya 19.295.430.298 (19,29 miliar) saham seri B dengan nilai nominal Rp100. Harga pelaksanaan Rp620 per saham sehingga emiten bersandi saham WSKT ini akan meraup dana dari rights issue sebanyak-banyaknya Rp11,96 triliun.

Pemerintah sebagai pemegang saham utama akan melaksanakan haknya terhadap saham WSKT senilai Rp7,9 triliun. "Pemerintah akan melakukan penambahan modal ke WSKT melalui Penyertaan Modal Negara (PMN)," seperti dikutip dari prospektus, Jumat (17/12/2021).

Dengan demikian, dana publik diharapkan berkontribusi Rp4 triliun dalam rights issue WSKT. Adapun, pemerintah memegang saham WSKT sebanyak 66 persen, dan masyarakat 33,96 persen. 

Waskita pun mengingatkan kepada pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya dalam aksi HMETD, maka kepemilikan sahamnya dapat terdilusi maksimum 58,7 persen.

 

 

Adapun dana PMN yang didapat Waskita Karya sebesar Rp 7,9 triliun bakal digunakan untuk modal kerja konstruksi proyek, investasi pembangunan, dan retensi ruas jalan tol. Selain itu, mekanisme penyaluran dana dari Waskita Karya kepada PT Waskita Toll Road (WTR) dalam setoran minimal Rp1,4 triliun dan shareholder loan Rp6,5 triliun.

Secara rinci, dana hasil rights issue bakal digunakan untuk 7 proyek jalan tol. Pertama, sekitar Rp3,3 triliun untuk Tol Kayu Agung-Palembang-Betung Tahap III. Kedua, sekitar Rp1,13 triliun untuk Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu. 

Ketiga, sekitar Rp620 miliar untuk Tol Cimanggis-Cibitung. Keempat, sekitar Rp640 miliar untuk Tol Ciawi-Sukabumi. Kelima, sekitar Rp1,06 triliun untuk Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar. Keenam, sekitar Rp1,22 triliun untuk Tol Pasuruan-Probolinggo. 

Ketujuh, sekitar Rp200 miliar untuk Tol Pejagan-Pemalang. "Sisa penawaran umum saham akan digunakan untuk modal kerja konstruksi Waskita," imbuh manajemen WSKT.  

Berikut jadwal sementara aksi HMETD Waskita Karya:
Tanggal RUPSLB : 21 September 2021 
Tanggal efektif pernyataan pendaftaran HMETD dari OJK : 16 Desember 2021 
Tanggal terakhir pencatatan untuk memperoleh HMETD : 28 Desember 2021 
Tanggal terakhir perdagangan saham dengan HMETD 
- Pasar reguler dan negosiasi : 24 Desember 2021
- Pasar tunai : 28 Desember 2021 
Tanggal distribusi sertifikat HMETD : 29 Desember 2021 
Tanggal pencatatan di Bursa Efek Indonesia : 30 Desember 2021 
Periode perdagangan HMETD : 30 Desember 2021-12 Januari 2022 
Periode penyerahan saham hasil pelaksanaan HMETD : 4 Januari 2021-14 Januari 2022 
Tanggal terakhir pembayaran pemesanan saham tambahan : 14 Januari 2022 
Tanggal penjatahan : 17 Januari 2022 
Tanggal pengembalian uang pemesanan : 19 Januari 2022

 

 

Harap Peningkatan Laba

Waskita Karya terus berupaya memperbaiki kinerja keuangan. Perseroan sebelumnya telah melaksanakan restrukturisasi dan divestasi jalan tol.

Pelaksanaan rights issue pun diharapkan dapat menyehatkan kesehatan perseroan. Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2021, WSKT membukukan pendapatan senilai Rp7,12 triliun. Realisasi itu turun 39,30 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp11,74 triliun.

Dengan pendapatan yang menyusun, beban pokok pendapatan Waskita Karya juga turun 37,58 persen menjadi Rp6,84 triliun dari sebelumnya Rp10,97 triliun. Sementara itu, beban umum dan administrasi membengkak 50,66 persen menjadi Rp1,15 triliun dari sebelumnya Rp768,14 miliar.

Namun, pendapatan lain-lain bersih tercatat senilai Rp3,65 triliun mampu menahan tekanan pada bottom line perseroan. Waskita Karya pun mampu mencatat laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp252,71 miliar pada akhir kuartal III/20221, atau berbalik dari posisi rugi Rp2,63 triliun pada akhir kuartal III/2020.

Destiawan sebelumnya menjelaskan kondisi laba perseroan yang mulai terangkat berasal dari implementasi strategi restrukturisasi yang berdampak pada kinerja kuartal III/2021. Destiawan menunjukkan beban pokok penjualan turun 42,30 persen, beban keuangan turun 39,80 persen, dan beban lainnya - bersih turun 44,50 persen.

Ke depannya, Waskita Karya berkomitmen untuk terus menjaga kesehatan keuangan dengan mengurangi kerugian secara signifikan menjelang tutup tahun. Terlebih lagi, Waskita Karya pada tahun ini mendapat tambahan likuiditas dari transaksi divestasi ruas tol Cibitung-Cilincing senilai Rp2,44 triliun

Divestasi tersebut berpotensi mengurangi utang melalui dekonsolidasi hingga Rp5,82 triliun.  Selain itu, perjanjian kredit sindikasi dengan penjaminan pemerintah senilai Rp8,08 triliun juga akan digunakan perseroan untuk penyelesaian proyek penugasan pemerintah.

Waskita Karya optimistis rights issue dapat dirampungkan sebelum tutup tahun. Dengan demikian, perseroan bakal lebih fokus menyelesaiaikan proyek dan meningkatkan nilai kontrak baru pada 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Febrina Ratna Iskana

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.