Faktor Penyebab Bahan Baku Obat Impor Lebih Murah

Produk bahan baku obat yang diproduksi dalam negeri yang masih lebih mahal membuat ketergantungan terhadap BBO impor masing sangat tinggi.

Afiffah Rahmah Nurdifa

26 Apr 2024 - 18.11
A-
A+
Faktor Penyebab Bahan Baku Obat Impor Lebih Murah

Sekitar 80% bahan baku obat yang banyak dibutuhkan telah memiliki substitusi impornya. - Foto Bisnis

Bisnis, JAKARTA-Meski sebagian besar bahan baku paling dibutuhkan telah tersedia substitusinya di dalam negeri, pengusaha farmasi masih mengandalkan impor lantaran harganya yang lebih murah. Apa sebabnya?

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, saat ini industri bahan baku obat nasional sudah dapat memproduksi 8 dari 10 bahan baku obat yang paling banyak digunakan di Indonesia, yaitu Parasetamol, Omeprazol, Atorvastatin, Clopidogrel, Amlodipin, Candesartan, Bisoprolol, dan Azitromisin.

"Tetapi, bukan berarti kita sudah mempunyai industri bahan baku dalam negeri kemudian kita anggap lebih murah. Enggak. Malah lebih mahal daripada kita impor bahan bakunya," kata Direktur Eksekutif Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GPFI) Elfiano Rizaldi kepada Bisnis, kemarin.

Dia mencontohkan harga bahan baku obat dari China dan India masih lebih murah jika dibandingkan BBO produksi lokal, meskipun selisih kurs rupiah dengan dolar AS meningkat 4%-5% dalam periode tertentu.

Pasalnya, pasar BBO China dan India mencakup skala ekonomi yang lebih besar. Alhasil, harga bahan baku dari kedua negara tersebut dipasarkan lebih murah.

"Mereka porduksi skala besar untuk dunia, besar skala ekonominya, jadi harganya bisa jauh lebih murah, dibandingkan kita hanya memproduksinya hanya kebutuhan dalam negeri saja," ujarnya.


Baca juga:

Siasat Industri Farmasi Hadapi Depresiasi Rupiah

Elfiano Rizaldi mengatakan produk bahan baku obat yang diproduksi dalam negeri yang masih lebih mahal membuat ketergantungan terhadap BBO impor masing sangat tinggi. Dia menyebut porsi impor BBO saat ini masih di atas 80%.

Adapun untuk mengamankan risiko kerugian akibat pelemahan rupiah terhadap dolar AS, pelaku industri telah menyiapkan strategi dengan melakukan hedging atau lindung nilai. Pelemahan rupiah membuat harga barang impor lebih mahal dari kacamata rupiah.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) nilai impor farmasi sebesar US$93,4 juta pada Februari 2024 atau turun dari impor pada Januari 2024 sebesar US$102,34 juta.

Sementara itu, sepanjang 2023 impor farmasi mencapai US$1,27 miliar atau naik tipis dari impor periode yang sama tahun sebelumnya US$1,24 miliar. Sedangkan dari sisi volume impor pada 2023 sebesar 29,5 juta kg turun dari volume impor 2022 sebanyak 35,7 juta kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Fatkhul Maskur

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.