Bisnis, JAKARTA — Kebijakan pemerintah yang masih konsisten memberikan subsidi energi, terutama untuk bahan bakar minyak (BBM) dan gas minyak cair (LPG) dinilai cukup ampuh menjaga daya beli masyarakat terlebih di tengah ancamanan kenaikan harga pangan.
Namun, jika pendistribusiannya dilakukan secara serampangan atau tidak tepat sasaran, tentunya akan berdampak pada peningkatan beban subsidi dan kompensasi yang harus digelontorkan pemerintah.
Apalagi, harga minyak dunia diperkirakan masih akan bertahan di level US$100-an per barel hingga akhir 2022, membuat beban subsidi dan kompensasi akan makin berat. Terlebih, tren peningkatan konsumsi BBM subsidi di dalam negeri juga masih sulit ditekan.
Baca juga: Lampu Kuning Subsidi BBM, Kebijakan Pro Rakyat yang Bikin Risau