Bisnis, JAKARTA — Anomali pergerakan harga minyak dunia yang masih bertengger di atas US$100 per barel ibarat pedang bermata dua. Di satu sisi kenaikan harga tersebut bisa membawa berkah bagi industri migas di Tanah Air, tetapi di sisi lain akan menjadi beban mengingat sebagian besar bahan bakar minyak Indonesia masih impor.
Salah-salah membuat strategi, bisa saja Indonesia tidak mendapatkan apa-apa dari momentum penguatan harga minyak yang sempat menembus rekor tertinggi US$125 per barel sejak 8 tahun terakhir.
Tren kenaikan harga minyak mentah dunia tentunya turut melambungkan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP).
Baca juga: Impor BBM Makin Tak Terbendung, Lifting 1 Juta Barel Mendesak