Bisnis, JAKARTA — Keamanan pasokan batu bara untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) pada 2023 dihadapkan pada bayang-bayang tingginya biaya freight atau ongkos angkut komoditas tersebut di dalam negeri.
Kendati secara volume pasokan batu bara PLTU diharapkan tidak terjadi kekurangan, tetapi pemenuhan kebutuhan tersebut diperkirakan cukup menantang seiring dengan reli harga komoditas emas hitam di pasar global yang masih berlanjut hingga akhir tahun ini.
Baca juga: Tatkala China-India-Indonesia Berkejaran Kuasai Pasar Batu Bara
Adapun, PT PLN Energi Primer Indonesia, subholding PT PLN (Persero), memproyeksikan kebutuhan batu bara untuk PLTU pada 2023 mencapai 161,2 juta ton, lebih rendah dibandingkan dengan estimasi kebutuhan 2022 yang mencapai 188,9 juta ton.