Bisnis, JAKARTA — Makin tingginya animo sejumlah negara, termasuk Indonesia dalam mengakselerasi pengembangan dan penggunaan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) akan memicu terjadinya lonjakan permintaan terhadap nikel dan tembaga sebagai komponen utama kendaraan ramah lingkungan tersebut.
Kondisi ini, sekaligus menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk mengambil peran utama dalam ekosistem kendaraan listrik dunia, terutama dengan meningkatkan nilai tambah nikel dan tembaga lewat penghiliran.
Baca juga: Bersiasat Menjadi 'Raja' Baterai Kendaraan Listrik Dunia
Terlebih, Indonesia akan mengalami surplus tembaga mulai 2025, mengingat volume produksi katoda tembaga (copper) yang diproyeksikan akan lebih besar dari kebutuhan di dalam negeri.