Bisnis, JAKARTA — Komitmen pemerintah untuk mengakselerasi transisi energi dalam upaya mengurangi emisi karbon kian menantang. Di tengah makin tingginya harga komoditas fosil seperti minyak dan batu bara, rencana pengembangan energi baru terbarukan (EBT) berpotensi makin lambat.
Berkaca dari rencana pengembangan pembangkit EBT, misalnya, sejauh ini bisa dibilang lambat. Pada 2021, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat bahwa total kapasitas terpasang pembangkit EBT baru mencapai 11.157 megawatt (MW), padahal target yang ditetapkan sebesar 11.357 MW.
Baca juga: Beban Subsidi Energi Kian Berat Tergilas Konflik Rusia-Ukraina
Tahun ini, Kementerian ESDM membidik realisasi kapasitas terpasang pembangkit EBT bisa menyentuh 11.804 MW. Namun, sejumlah faktor masih menjadi tantangan, salah satunya adalah persoalan harga.