Sayonara, Produsen Rokok Bentoel Biru Segera Delisting

Emiten grup rokok Bentoel Grup, PT Bentoel Internasional Investama Tbk. (RMBA) berencana mengembalikan status perusahaan dari perusahaan publik kembali menjadi perusahaan tertutup alias go private.

20 Agt 2021 - 15.54
A-
A+
Sayonara, Produsen Rokok Bentoel Biru Segera Delisting

PT Bentoel Internasional Investama Tbk atau Bentoel Group adalah perusahaan rokok terbesar kedua di Indonesia. Perusahaan ini berpusat di Jakarta dan Malang/ Bentoel

Bisnis, JAKARTA — Di tengah ramainya arus emiten pendatang baru di Bursa Efek Indonesia, emiten grup rokok Bentoel Grup, PT Bentoel Internasional Investama Tbk. justru berencana untuk beralih menjadi perusahaan tertutup alias go private.

Berdasarkan keterbukaan informasi, Jumat (20/8), emiten berkode RMBA ini ingin mengubah status perseroan dari perusahaan terbuka menjadi perusahaan tertutup termasuk penghapusan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Manajemen RMBA menyebut jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham publik saat ini relatif kecil yaitu kurang lebih 7,52% dari modal ditempatkan perseroan. Dari antara jumlah tersebut, sebesar 7,29% dimiliki oleh satu pihak.

Dengan demikian, hanya 0,23% saham yang dimiliki oleh pemegang saham publik lainnya.

"Dengan jumlah pemegang saham publik saat ini kurang lebih 2.385 pemegang saham, saham perseroan tersebut tidak secara aktif diperdagangkan dan relatif tidak likuid," tulis Manajemen RMBA, Jumat (20/8).

Oleh karena itu, perseroan mengajukan rencana go private dengan alasan-alasan setelah rights issue pada 2016, perseroan tidak melakukan penggalangan dana (capital raising) dari pasar modal dan tidak ada rencana untuk melakukannya di masa depan.

"Kinerja keuangan perseroan merugi yang berpengaruh pada kinerja harga saham; Perseroan tidak memberikan dividen kepada pemegang sahamnya setelah tahun buku 2010 dikarenakan posisi saldo laba yang negatif," ungkapnya.

Saham perseroan tidak aktif diperdagangkan di BEI atau relatif tidak likuid. Oleh karena itu, tidak mudah bagi pemegang saham perseroan untuk melakukan transaksi atas saham mereka melalui BEI.

Dengan rencana go private, pemegang saham akan memiliki kesempatan untuk menjual kepemilikan saham mereka dengan harga premium terhadap harga pasar.

Adapun, harga penawaran yang diberikan sebesar Rp1.000 per lembar saham. Ini adalah level harga yang secara signifikan lebih menarik dibandingkan harga penawaran yang disyaratkan dalam POJK No.3/2021 dan Peraturan BEI No.I-I.

Harga Penawaran sebesar Rp1.000 per saham dalam penawaran tender wajib ini 356,21% lebih tinggi dari harga rata-rata dari harga tertinggi perdagangan harian di BEI dalam jangka waktu 90 hari terakhir sebelum pengumuman rencana go private yaitu Rp281 per saham.

"Perseroan telah menyampaikan surat kepada BEI pada 5 Agustus 2021 mengenai Permohonan Suspensi Perdagangan Saham PT Bentoel Internasional Investama Tbk. yang memuat rencana perseroan untuk melakukan go private dan delisting," ungkap direksi.

Pada tanggal bursa berikutnya, BEI melalui pengumuman No.Peng-SPT-00008/BEI.PP1/08-2021 memutuskan mengabulkan penghentian sementara perdagangan saham perseroan di BEI, yang dilakukan terhitung sejak sesi pertama perdagangan efek hari Jumat, 6 Agustus 2021 hingga pengumuman lebih lanjut.

Perseroan juga akan melaksanakan RUPSLB terkait rencana go private ini dengan sejumlah agenda. Agenda tersebut antara lain pengesahan atas penunjukan KJPP Dasa’at, Yudistira dan Rekan sebagai penilai independen dan hasil penilaian yang telah dilakukan oleh penilai independen.

Selanjutnya, persetujuan atas perubahan status perseroan dari perusahaan terbuka menjadi perusahaan tertutup dan penghapusan pencatatan (delisting) saham dari BEI.

Agenda lalu disusul dengan persetujuan atas perubahan terhadap anggaran dasar perseroan, yang mencakup perubahan status perseroan dari perusahaan terbuka menjadi perusahaan tertutup, serta pemberian wewenang kepada direksi perseroan untuk melakukan seluruh tindakan yang diperlukan.

Adapun, saat ini RMBA terkenal dengan sejumlah merek rokok yang populer di pasar Indonesia. Dulunya, perusahaan ini dikenal dengan rokok andalannya yang sempat merajai pasar rokok Tanah Air, yakni Bentoel Biru.

Namun, sejak diakuisisi oleh British American Tobacco 2009, brand Bentoel Biru tidak lagi menjadi prioritas perusahaan ini.

Kini, di segmen rokok kretek mesin, RMBA memiliki brand Dunhill Filter, sedangkan di segmen rokok kretek mesin mild ada Dunhill Mild, Club Mild dan Lucky Strike Mild.

Sementara  itu, di segmen rokok putih mesin, perseroan memiliki brand Lucky Strike, Dunhill Regular, Dunhill Lights, dan Dunhill Menthol. (Reporter: Rinaldi M. Azka)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.