Sejarah Panjang East Natuna yang Selalu Ditinggal Pergi Investor

Hampir lima dekade sejak ditemukan pada 1973, nasib lapangan gas raksasa Blok Natuna D-Alpha atau yang sekarang dikenal East Natuna yang disebut-sebut menyimpan potensi sebesar 222 miliar kaki kubik (trilion cubic feet/Tcf) tersebut masih terombang-ambing tanpa kejelasan.

Ibeth Nurbaiti

29 Nov 2022 - 18.30
A-
A+
Sejarah Panjang East Natuna yang Selalu Ditinggal Pergi Investor

Fasilitas produksi dan penyimpanan terapung (Floating Production Storage and Offloading/FPSO) Belanak di South Natuna Sea Block B yang dikelola Medco E&P Natuna (MEPN). Istimewa/SKK Migas.

Bisnis, JAKARTA — Pengembangan Blok Natuna D-Alpha atau yang sekarang disebut East Natuna masih terkatung-katung meskipun kontrak kerja sama pengelolaan sumber daya minyak dan gas (migas) di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau itu sudah pernah diteken pada 1980.

Hampir lima dekade sejak ditemukan pada 1973, nasib lapangan gas raksasa yang disebut-sebut menyimpan potensi sebesar 222 miliar kaki kubik (trilion cubic feet/Tcf) tersebut masih terombang-ambing tanpa kejelasan. Hingga kini, sumber migas di blok itu belum juga digarap.

Baca juga: Menyingkap 'Harta Karun' Migas Indonesia, Siapa Berminat?

Jika ditelusuri kembali, perusahaan yang menyatakan minat untuk mengembangkan Blok East Natuna juga silih berganti, mulai dari Total perusahaan asal Prancis, Petronas asal Malaysia hingga ExxonMobil asal Amerika Serikat, PTT EP asal Thailand, dan PT Pertamina (Persero).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Ibeth Nurbaiti
Anda belum memiliki akses untuk melihat konten

Untuk melanjutkannya, silahkan Login Di Sini

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.