Baja Lapis Indonesia Jadi Primadona Pasar Australia, Potensi Tujuan Ekspor Andalan

Pelaku industri sasar ekspor baja lapis ke Australia seiring kebutuhan yang meningkat di negara Kangguru tersebut.

Aziz Rahardyan

8 Mei 2024 - 07.29
A-
A+
Baja Lapis Indonesia Jadi Primadona Pasar Australia, Potensi Tujuan Ekspor Andalan

Ilustrasi baja./Istimewa

Bisnis, JAKARTA - Pelaku industri manufaktur baja Tanah Air melirik peluang baru di pasar Australia sebagai tujuan ekspor baja lapis andalan.

Dewan Pengawas Asosiasi Roll Former Indonesia sekaligus Vice President PT Tata Metal Lestari Stephanus Koeswandi mengungkap bahwa peluang itu semakin terbuka seiring masifnya pembangunan infrastruktur di Benua Kanguru.

"Diprediksi pasar konstruksi dan bangunan Australia akan mengalami pertumbuhan pesat beberapa tahun mendatang," jelasnya dalam keterangan resmi, Selasa (7/5/2024).

Selain itu, pasar Australia saat ini sedang fokus pada unsur inovasi, keberlanjutan, keberagaman, dan inklusi, terungkap pada selepas penyelenggaraan pameran konstruksi dan desain Sydney Build Expo 2024, di Sydney, Australia baru-baru ini.

"Gencarnya pembangunan infrastruktur di Australia saat ini merupakan peluang besar bagi Indonesia. Ditambah, adanya pencarian alternatif penyuplai material konstruksi yang produknya diproduksi dengan mengedepankan keberlangsungan oleh buyer Australia," tambahnya.

Sebagai informasi, ajang yang dihadiri oleh lebih dari 20.000 peserta, 500 pembicara, peserta pameran, dan Festival konstruksi ini tentunya dapat menjadi peluang bagi para pelaku industri konstruksi di Tanah Air untuk memamerkan produknya di luar negeri. 

Baca Juga :


Stephanus menambahkan bahwa pada gelaran ke-8 Sydney Built Expo tahun itu, isu berkaitan sustainability masih menjadi salah satu fokus penting yang wajib dihadirkan para produsen. 

Terlebih, target Net Zero Emission di tahun 2050 membuat pemerintah maupun masyarakat di Australia sudah semakin sadar bahwa pembangunan kini harus mengedepankan keberlangsung lingkungan, mulai dari bahan baku hingga pengerjaannya. 

Pada ajang ini, Stephanus melalui PT Tata Metal Lestari sendiri berkesempatan menghadirkan 3 produk baja lapis unggulan bertajuk Nexalume, Nexium, dan Nexcolor. Produk yang telah mengantungi sertifikat Green Label level gold ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan konstruksi di Negara tersebut. 

Adapun, PT Tata Metal Lestari (Tatalogam Group) sebagai salah satu produsen baja lapis Zinc Aluminium terbesar di Indonesia. selama ini Australia memang menjadi salah satu negara tujuan ekspor produk baja lapis zinc aluminium yang mereka produksi.

Baca Juga :

 

Harapannya, karena telah memiliki standar hijau, ketiga produk yang telah lulus uji standar di Australia (Australian Standart/SA), ASTM (American Standart Testing and Material), JIS (Japanese Industrial Standart), dan SNI (Standar Nasional Indonesia) itu makin diminati pasar Australia. 

"Agar dapat bersaing di pasar global, sebuah produk tentunya harus memiliki standar-standar yang telah ditentukan. Nexalume, Nexium, dan Nexcolor saat ini sudah memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan, mulai dari standar hijau atau green label sampai standar-standar kelayakan lain yang ditetapkan sebuah Negara seperti Australian Standar, ASTM, JIS, dan SNI," ungkapnya.

Sekadar informasi, Nexalume adalah 55% baja lapis paduan aluminium seng yang diproses dengan mesin Continues Coting Line yang memberikan baja lapisan perlindungan dari korosi yang sangat ampuh. Material ini biasa digunakan untuk bahan baku proses roll forming. 

Nexalume sendiri telah menjalani berbagai tes dan telah melewati standar kualitas di berbagai negara. Tak salah jika saat ini Nexalume telah diekspor ke lebih dari 20 negara di seluruh dunia. 



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Rinaldi Azka
Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.