Bisnis, JAKARTA – PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) melaporkan pengeluaran eksplorasi sebesar US$6,38 juta atau setara dengan Rp101,26 miliar sepanjang kuartal I/2024 (kurs jisdor Rp15.873).
Dalam keterbukaan informasi, manajemen AMMN menyebutkan sepanjang kuartal I/2024, anak usahanya, yaitu PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) melakukan kegiatan eksplorasi di IUPK Blok I, II, dan III yang berlokasi di Sumbawa.
“Tidak ada aktivitas eksplorasi di Blok IV, Lampui,” kata manajemen dikutip Jumat (12/4/2024). Sepanjang kuartal I tersebut, AMMN mengeluarkan total biaya eksplorasi sebesar US$6,38 juta.
Baca juga: Prospek INTP & SMGR di Era 'Oke Gas' Prabowo-Gibran 2024
Secara lebih rinci adalah US$3,18 juta untuk Blok I Batu Hijau dengan hasil 30 lubang bor, termasuk yang telah selesai maupun yang masih dalam proses dengan total 14.561,6 meter.
Selanjutnya sebanyak US$2,61 juta digunakan untuk aktivitas eksplorasi di Blok II Elang. Hasilnya adalah pengeboran inti dengan 11 lubang sebesar 4.893 meter.
Ketiga adalah Blok III Rinti dengan biaya US$590.000 dengan hasil eksplorasi pengeboran inti 2 lubang bor termasuk yang sudah selesai atau sedang berlangsung, sejumlah 1.374 meter.
Di sisi lain, Presiden Direktur Amman Mineral Internasional Alexander Ramlie mengatakan target produksi AMMN didorong oleh bijih segar berkadar tinggi dari fase 7 yang akan ditambang dan diproses.
Baca juga: Amman Mineral (AMMN) Eksplorasi 3 IUPK, Habiskan Rp101,26 Miliar
Pada 2024, Emiten Keluarga Panigoro ini memperkirakan akan memproduksi 833.000 metrik ton kering konsentrat. “Konsentrat itu diproyeksikan mengandung 456 juta pon tembaga dan sedikit 1 juta ons emas,” kata Alexander, Rabu (27/3/2024).
Lebih rinci, AMMN menargetkan produksi emas sebesar 1.009 kilo ons emas dan produksi tembaga sebesar 456 juta pon sepanjang 2024. Sementara itu untuk Adjusted C1 cost tercatat sebesar US$0,35 per pon.