Investasi Daerah, Asa Migrasi Investor ke Luar Jawa

Asa bagi daerah Luar Jawa mendapat aliran modal menjadi tanda tanya. Tanpa pandemi saja potret aliran dana investasi timpang dalam 5 tahun terakhir. 

Fatkhul Maskur
30 Jul 2021 - 08.50
A-
A+
Investasi Daerah, Asa Migrasi Investor ke Luar Jawa

Pembangunan kawasan industri di luar Jawa. Kendati pertumbuhan tahunannya belum signifikan, dia menyebut luruhnya dominasi Jawa bakal terealisasi dalam jangka panjang. /BisnisIndonesia

Bisnis, JAKARTA - Asa bagi daerah Luar Jawa mendapat aliran modal menjadi tanda tanya. Tanpa pandemi saja potret aliran dana investasi timpang dalam 5 tahun terakhir. 

Data Badan Koor­dinasi Pe­nanaman Modal (BKPM) men­ca­tat bah­wa da­lam 5 tahun terakhir, sejumlah pro­­vinsi di Pulau Jawa menjadi lang­­ganan investor lokal mau­pun asing menanamkan mo­dalnya.

Seolah Pulau Jawa menawarkan tanah paling subur bagi modal mereka, provinsi seperti Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Banten dan Jawa Timur menjadi lokasi favorit para investor. Berbeda dengan provinsi lain di ujung timur Indonesia seperti Maluku dan Papua yang hanya masuk ke kategori lainnya dalam figur lokasi paling diminati investor.

Potret yang terlihat pada kuartal I/2021 tergolong tak beranjak signifikan. Secara agregat, dengan komposisi Jawa dan Luar Jawa, dominasi Jawa mu­­lai turun dengan porsi 47,9% atau Rp105,3 triliun pa­da kuartal I/2021. Sementara itu, Luar Jawa menyentuh porsi 52,1% atau senilai Rp114,4 triliun.

Potret tersebut lebih baik dari realisasi pada periode yang sama tahun 2020 yakni dengan Jawa mendapatkan 51,4% terhadap total yakni Rp108,3 triliun dan Luar Jawa mendapatkan 48,6% dari total atau Rp102,4 triliun.

Direktur Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira mengatakan investasi di Luar Jawa tumbuh secara perlahan. Menurutnya, pertumbuhan di Luar Jawa berorientasi terhadap pasar ekspor yang memiliki pros­pek ekonomi lebih cerah diban­dingkan dengan dalam negeri.

Kendati pertumbuhan tahunannya belum signifikan, dia menyebut luruhnya dominasi Jawa bakal terealisasi dalam jangka panjang sejalan tingginya minat terhadap barang tambang dan setengah jadi. Investor asal Korea Selatan dan China disebut sebagai investor yang mengincar sektor pertambangan di Luar Jawa.

“China restart ekonomi paling cepat, pertumbuhan paling tinggi. Ini yang mendorong minat investasi ini yang meningkat,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Kamis (29/7/2021).

Dia menyebut karakter yang menjadi daya pikat bagi daerah Luar Jawa yakni sektor per­­tam­bangan dan perkebunan. Dua sektor tersebut, katanya, yang bisa menjadi magnet bagi in­vestor untuk menanamkan modalnya.

Karakter tersebut yang menurutnya tak dimiliki sejumlah provinsi di Jawa.

Dia mengakui pada akhirnya provinsi lain yang tak memiliki daya tarik dari sisi pertambangan atau perkebunan tak menjadi perhatian investor. Alhasil, ketimpangan berpotensi terjadi pada provinsi-provinsi minim kekayaan potensi alam.

Kepala BKPM, Bahlil Laha­da­lia mengatakan bahwa ada be­berapa strategi yang dila­ku­kan agar investor tertarik me­­­nanamkan modalnya ke luar Jawa.

Pertama, insentif yang me­na­rik. Kedua, pemangkasan biro­­­krasi. Terakhir, stabilitas po­litik.

“Jadi kita harus datangi satu-satu, yakinkan mereka, beri insentif, kita terima baik peng­­­usaha nasional ataupun asing. Bahkan sekarang setiap investasi yang masuk harus ber­­­­­kolaborasi dengan UMKM. Itu wajib tidak ada toleransi,” katanya.

Kita tunggu saja bagaimana pandemi tak menggoyah laju investasi daerah sehingga ketimpangan investasi dan dominasi Jawa bisa memudar secara bertahap. (Jaffry Prabu Prakoso & Duwi Setiya Ariyanti)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Fatkhul Maskur

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.