Langkah Pertamina Jadi Pemain Baru Bioetanol

PT Pertamina (Persero) memperluas cakupan produksi bahan bakar minyak hijau dengan menggandeng Brazil

Media Digital

3 Mei 2024 - 09.25
A-
A+
Langkah Pertamina Jadi Pemain Baru Bioetanol

Bisnis, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) kian memperluas cakupan produksi bahan bakar minyak hijau seiring dengan rencana pengembangan bioetanol di Indonesia. Rencana kerja sama dengan Brazil disiapkan untuk merealisasikan target tersebut.


Anak usaha perusahaan pelat merah itu, Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) ikut terlibat dalam Tim Percepatan Implementasi Program Biofuels.


Perusahaan tengah mengatur ancang-ancang untuk menjalin kerja sama dengan Brazil terkait pengembangan bioetanol. Negara itu diketahui telah menjadi salah satu produsen bioetanol terbesar di dunia. 


“Kita lihat dari bioetanol, produsen terbesar di Brazil Jadi kita harus belajar, mereka itu dari tahun 1970an. Jadi kita belajar lah, kita lagi mencoba menjalin kerja sama,” kata Direktur Utama Pertamina NRE John Anis setelah agenda Bisnis Indonesia BUMN Forum di Raffles Hotel, Jakarta, Selasa (30/4/2024).


Menurutnya, kerja sama dengan Brazil perlu dilakukan untuk pengembangan bioetanol yang memiliki beberapa tantangan, salah satunya ketersediaan bahan baku (feedstock). Sebab itu, RI dapat belajar dan menyediakan etanol dengan cepat untuk mendukung transisi energi.


Pertamina NRE juga membuka peluang untuk bergabung dengan konsorsium guna mengembangkan lahan 2 juta hektare di Merauke untuk bioetanol. Sampai saat ini, kata John perihal konsorsium masih dalam tahap pembahasan dan belum ada kesepakatan dengan pihak lainnya.


PERTAMAX GREEN


Lebih lanjut, upaya pengembangan etanol cukup strategis bagi perusahaan. Sebab, etanol menjadi salah satu bahan baku bioetanol diproduksi Pertamina dengan nama Pertamax Green. 


Adapun, Pertamax Green 95 telah diluncurkan oleh perusahaan pelat merah ini sejak tahun ini. Bahan bakar jenis baru tersebut diharapkan dapat menjadi pengganti BBM jenis Pertalite dan Pertamax. 


“Pemerintah mengharapkan ada bauran dengan etanol, etanol akan disuplai dari kami. Masih kita lihat [RON 95 atau 92] mana yang paling baik. Namun, yang jelas nanti akan dicampur, kita juga masih mikir, 10%, 15% atau 20%? masih kita diskusikan,” terang John.


Adapun, Pertamina yang berperan untuk menyediakan etanol bakal melakukan perencanaan untuk produksi etanol dalam jangka pendek hingga panjang.

Penyediaan etanol salah satunya berasal dari lahan tebu di Merauke seluas 2 juta hektare yang disiapkan oleh Satgas Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan.


Pihak dari perseroan, kata John masih mencari lahan yang dapat segera digunakan untuk produksi etanol, sebagai solusi jangka pendek.


“Jadi kita harus menanam tanamannya, tebu atau singkong, atau molas, atau jagung. Itu cari yang paling cocok lah ya, tetapi nanti kita produksikan. Sesegera mungkin, mudah-mudahan [tahun ini],” ujarnya.


Dalam catatan Bisnis, Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi menunjuk Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menjadi Ketua Satuan Tugas (Satgas) percepatan swasembada gula dan bioetanol di Kabupaten Merauke, Papua Selatan.


Adapun penunjukkan Bahlil sebagai Ketua Satgas percepatan swasembada gula itu tertuang dalam Keputusan Presiden No. 15/2024 yang ditandatangani pada 19 April 2024.


Berdasarkan keterangan resmi Sekretariat Kabinet (Setkab), pembentukan Satgas tersebut merupakan implementasi dari Peraturan Presiden (Perpres) No.40/2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol sebagai Bahan Bakar Nabati (Biofuel) serta arahan Presiden Jokowi dalam Rapat Internal tentang Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol pada 12 Desember 2023.


Sementara itu, Indonesia dan Brazil memiliki kesempatan mengembangkan kerja sama bilateral di dalam sektor bioenergi. 


Direktur Departemen Biofuel Kementerian Pertambangan dan Energi Brazil, Marlon Arraes Jardim kesempatan ini dapat menjadi peluang yang baik bagi di wilayah selatan dengan south-south cooperation, di dunia ini yang dapat memproduksi ethanol.


“Saya percaya bahwa kita dapat memberikan kepada masyarakat, dekarbonisasi termurah untuk sektor transportasi,” jelas Arraes kepada Bisnis ketika ditemui dalam acara “Sustainable Mobility: Ethanol Talks 2023” di St. Regis Jakarta, Senin (9/10/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Media Digital

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.