Penyebaran Varian Delta Jauh Lebih Cepat Ketimbang Vaksinasi

WHO : Gelombang kematian di beberapa bagian dunia karena akses vaksin yang belum meluas.

Rustam Agus
9 Jul 2021 - 16.39
A-
A+
Penyebaran Varian Delta Jauh Lebih Cepat Ketimbang Vaksinasi

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus

Bisnis, JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menilai kecepatan penyebaran virus Covid-19 varian delta jauh melampaui langkah vaksinasi yang dilakukan di berbagai wilayah dunia.

WHO mencatat hingga kini kematan akibat Covid-19 telah menembus angka 4 juta jiwa di seluruh dunia.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan bahwa varian delta menyebabkan "gelombang kematian" di beberapa bagian dunia karena akses vaksin yang belum meluas.

Dia mengatakan terlalu banyak negara yang mengalami ‘lonjakan tajam dalam kasus dan rawat inap’

Virus Covid-19 varian delta

Sementara negara-negara kaya dengan tingkat inokulasi tinggi, justru membuka kebijakan pembatasan seolah-olah pandemi sudah berakhir.

  "Varian saat ini memenangkan perlombaan melawan vaksin karena produksi dan distribusi vaksin yang tidak merata," kata Tedros pada konferensi dua mingguannya di Jenewa, seperti dilansir dari laman resmi PBB.

Dia mengatakan penyebaran varian juga akan mengancam pemulihan ekonomi global, mencatat bahwa dari sudut pandang “moral, epidemiologis atau ekonomi”, sekaranglah saatnya bagi dunia untuk bersatu.

Tedros meminta para pemimpin ekonomi G20, yang akan bertemu akhir pekan ini, untuk mengambil langkah-langkah mendesak untuk mengakhiri tahap akut pandemic.

Selain itu menyediakan dana yang diperlukan untuk meningkatkan manufaktur dan distribusi alat kesehatan yang adil.

Korban terpapar virus Covid-19

Pemimpin teknis Covid-19 WHO Maria Van Kerkhove mencatat bahwa varian Delta, yang dimulai di India, kini telah terdeteksi di 104 negara.

"Varian Delta memiliki transmisibilitas yang lebih tinggi daripada varian Alpha. Jika virus itu bertahan, itu akan menyebar." kata Van Kerkhove, Rabu (7/7/2021).

Dia mengingatkan bahwa virus terus bermutasi dan berubah termasuk varian Delta.

Mengutip Fox News, varian Delta menjadi strain dominan di Amerika Serikat dan menjadi penyebab atas 51,7 persen kasus baru, menurut CDC.

 Akibat varian delta ini, semua wilayah pada pekan lalu melaporkan peningkatan kasus baru kecuali Amerika.

Wilayah Eropa melaporkan peningkatan tajam dalam insiden (30 persen) sedangkan wilayah Afrika melaporkan peningkatan tajam dalam kematian (23 persen) bila dibandingkan dengan minggu sebelumnya. (Ni Luh Anggela)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Rustam Agus

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.