Puncak Pandemi Covid-19 di Indonesia Hingga Agustus 2021

Skenario terburuk Covid-19 dapat mencapai 561.953 kasus pada awal Agustus

Rustam Agus
9 Jul 2021 - 07.53
A-
A+
Puncak Pandemi Covid-19 di Indonesia Hingga Agustus 2021

Bisnis, JAKARTA – Sejak pandemi virus Covid -19 menyelimuti dunia lebih setahun lalu,  sejauh ini varian Delta yang pertama kali teridentifikasi di India menjadi virus terkuat dan tercepat yang pernah muncul.

Varian Delta memiliki reproduksi yang tinggi yakni dapat mencapai angka 8.

Menurut dr Dicky Budiman, seorang praktisi dan peneliti Global Health Security dan Pandemi pada Center for Environment and Population Health di Griffith University Australia sekaligus epidemiolog, jika tidak ada intervensi yang kuat dan dengan kecepatan varian ini menular membuat semua kelompok populasi di masyarakat akan mudah terinfeksi termasuk anak-anak.

Karena populasi di Indonesia yang besar dan juga pengendalian pandemi yang selama ini belum optimal, tidak mengherankan jika varian ini sudah tersebar di seluruh tempat di Indonesia.

Dicky Budiman

“Saat ini yang kita alami adalah situasi di mana penyebaran dari virus ini sudah dalam doubling time, yang akhirnya membuat banyak kasus yang menimpa orang-orang yang rawan, dan itu akan membebani fasilitas kesehatan.” Jelasnya

 Adapun puncak pandemi sendiri menurut Dicky, akan ditentukan oleh seberapa kuat intervensi dan strategi kita. “Semakin kuat intervensi dan strategi, semakin cepat puncak itu terjadi. Semakin kuat intervensi dan strategi semakin rendah puncak itu terjadi.” tegasnya.

Adanya beberapa prediksi seperti yang dibuat Dicky, dapat menjadi proyeksi estimasi yang harus menjadi dasar mitigasi dan juga dasar penyusunan strategi.

Dia mengatakan bahwa jika intervensi dan strategi kuat maka puncaknya diproyeksi terjadi paling cepat di tanggal belasan Juli 2021.Namun jika mengacu pada proyeksi yang dibuat, diperkirakan berlangsung pada akhir Juli hingga pertengahan Agustus.

Atas dasar itu, skenario terburuk Covid-19 dapat mencapai 561.953 kasus pada awal Agustus. Sangat berbeda jika melihat dari skenario PPKM ketat yakni 245.833 kasus.

Ketika ditanya apakah kasus bisa mencapai satu juta dalam sehari, ia menegaskan hal tersebut bisa saja terjadi. Estimasi itu menurutnya tergantung dengan apa yang menjadi asumsinya.

Selama asumsi itu ada dan benar,hal itu bisa saja terjadi karena Indonesia memiliki banyak penduduk.

“Jadi, kalau PPKMnya tidak dilakukan optimal dan juga 3T (testing, tracing dan treatment) tidak optimal serta masyarakat abai, ya terjadi seperti itu” tutupnya. (Ni Luh Anggela)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Rustam Agus

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.