Puncak Produksi CPO Sampoerna Agro di Kuartal III/2022

Pertumbuhan hasil produksi CPO SGRO utamanya akan ditopang oleh kondisi cuaca yang lebih baik dibandingkan dengan semester I/2022.

Jaffry Prabu Prakoso

17 Sep 2022 - 16.34
A-
A+
Puncak Produksi CPO Sampoerna Agro di Kuartal III/2022

Salah satu perkebunan sawit yang dikeloal PT Sampoerna Agro Tbk.Sampoernaagro.com

JAKARTA – Emiten perkebunan PT Sampoerna Agro Tbk. (SGRO) optimistis pertumbuhan produksi CPO akan menjadi katalis positif yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan hingga akhir 2022.

Head of Investor Relation Sampoerna Agro Stefanus Darmagiri optimistis perseroan dapat mencatatkan perbaikan kinerja hingga akhir tahun 2022. Hal ini seiring dengan potensi perbaikan produksi CPO perusahaan pada paruh kedua tahun ini.


Baca juga: Pembebasan Pungutan Ekspor CPO Berhasil Genjot Ekspor


Pertumbuhan hasil produksi CPO utamanya akan ditopang oleh kondisi cuaca yang lebih baik dibandingkan dengan semester I/2022.

Dia menuturkan bahwa dengan cuaca yang optimal perusahaan memprediksi puncak produksi CPO akan terjadi pada kuartal III/2022 atau awal kuartal IV/2022.

“Dengan pertumbuhan produksi, maka diharapkan kinerja keuangan kami juga akan lebih baik secara full year tahun ini,” jelasnya dalam acara Public Expose Live 2022, Jumat (16/9/2022).

Hingga semester I/2022 SGRO mencatatkan produksi CPO sebesar 164.000 ton, atau turun 21 persen dibandingkan dengan hasil semester I/2021 sebanyak 208.000 ton.



Pekerja memuat tandan buah segar (TBS) kelapa sawit, di Petajen, Batanghari, Jambi, Jumat (11/12/2020). 



Sementara itu, produksi tandan buah segar (TBS) secara konsolidasi juga turun dari 969.000 ton menjadi 787.000 ton pada semester I/2022.

Direktur Keuangan SGRO Heri Harjanto menambahkan bahwa prospek bisnis perseroan ke depannya cukup baik. Hal tersebut salah ssatunya didukung oleh profil tanaman sawit yang masih berada dalam masa produktif.

“Kami juga melakukan kegiatan intensifikasi kebun yang akan terus berjalan dalam beberapa tahun kedepan. Adanya peningkatan produksi dari kebun inti serta proporsi panen yang semakin merata turut menambahkan optimisme kami,” pungkasnya.


Baca juga: Saham Emiten Sawit Masih Menarik Kendati Harga CPO Melemah


Sepanjang semester I/2022, SGRO mencatatkan laba bersih sebesar Rp539,12 miliar, atau naik 39,35 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp386,88 miliar.

Sementara itu total penjualan tercatat menurun 2 persen menjadi Rp2,6 triliun yang disebabkan oleh penurunan pendapatan dari CPO, penyumbang pendapatan terbesar.

Pendapatan dari CPO turun 6 persen yoy akibat volume penjualan CPO yang lebih rendah. Di sisi lain, inti sawit atau palm kernel (PK) mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 32 persen yoy, yang ditopang oleh penguatan harga rata-rata PK.

Minta Tarif Ekspor CPO Diperpanjang

Pengusaha minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) meminta perpanjangan lagi untuk pembebasan tarif pungutan ekspor (PE) di tengah harga CPO dunia yang cenderung stagnan bahkan menurun.

Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) Eddy Martono mengungkapkan bahwa saat ini harga global tengah melandai akibat pasar yang masih lesu.

Untuk itu, Eddy mewakili para pengusaha CPO meminta pemerintah untuk memperpanjang insentif tersebut agar menjaga harga di tingkat lokal dan petani sawit.

“Kalau harga cenderung stagnan seperti saat ini sebaiknya pembebasan PE diperpanjang terlebih dahulu, sebab apabila harga seperti sekarang kemudian diberlakukan kembali PE maka harga lokal akan turun dan harga TBS petani juga akan turun lagi,” kata Eddy, Kamis (15/9/2022).



Ilustrasi Refined, bleached, and deodorized (RBD) palm oil sebagai bahan baku minyak goreng/ The Edge Markets



Hadirnya insentif PE menjadi US$0, semula US$200 per ton, dinilai sangat membantu pengusaha dalam melakukan ekspor serta petani dalam meningkatkan nilai tandan buah segar (TBS) sawit.

“Untuk pembebasan PE lebih berpengaruh terhadap penurunan biaya sehingga harga lokal tidak turun drastis dan harga TBS petani pun masih di sekitar Rp2.300-Rp2.500 per kg,” ujarnya. (Lorenzo Anugrah Mahardhika dan Annasa Rizki Kamalina)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Jaffry Prabu Prakoso

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.