Tumpuan Akhir Target Pariwisata Nusantara

Pemerintah menurunkan target pergerakan wisatawan nusantara menjadi 1 miliar hingga akhir tahun nanti. Sektor ini berupaya menutupi perlambatan jumlah wisnus sepanjang sembilan bulan terakhir pada momentum Natal dan Tahun Baru 2024.

Redaksi

7 Nov 2023 - 18.06
A-
A+
Tumpuan Akhir Target Pariwisata Nusantara

Danau Toba menjadi tempat wisata yang bisa dikunjungi dari Medan./Kemenparekraf

Bisnis, JAKARTA - Di awal tahun, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Sandiaga Uno optimistis target pergerakan wisatawan nusantara tembus 1,2 - 1,4 miliar hingga akhir tahun. Tiga bulan sebelum pergantian tahun, bidikan itu diakui sulit tercapai. Libur natal dan tahun baru bakal menjadi tumpuan terakhir mengejar target.

Optimisme Sandi agaknya dapat dimaklumi. Pergerakan wisatawan dalam negeri mencapai puncaknya pada 2022. Setelah berakhirnya pandemi Covid-19, geliat masyarakat lokal untuk berwisata cukup menggembirakan.

Data kementerian mendapati jumlah wisnus sepanjang tahun lalu mencapai 734,86 juta pergerakan. Selain melampui target 660 juta, capaian itu juga menjadi yang tertinggi setidaknya dalam delapan tahun terakhir.

Realisasi 2022 memicu pemerintah menaikkan target hingga dua kali lipat yakni 1,2 - 1,4 miliar pada 2023. Bidikan itu ditetapkan seiring dengan kembali bergeliatnya industri pariwisata, diikuti dengan fenomena revenge travel atau wisata ‘balas dendam’ akibat pandemi berkepanjangan. 

Setelah sembilan bulan berjalan, realitas berkata sebaliknya. Kemenparekraf merevisi target mereka. Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf, Vinsensius Jemadu optimis pergerakan wisatawan nusantara menyentuh 1 miliar hingga akhir tahun. 

Baca juga

Mengejar Target Kunjungan Wisatawan Nusantara

Pariwisata Bali Masih Jadi Primadona Wisatawan Asing

Saat Geliat Wisatawan Nusantara Masih di Bawah Harapan

Laporan terakhir Kemenparekraf mencatat jumlah pelancong lokal sepanjang Januari - September baru menyentuh 626,08 juta, baru sekitar 60 persen dari target teranyar.

“Kami pastikan sendiri bahwa memang untuk mencapai 1,2 miliar-1,4 miliar sangat berat. Oleh karena itu, kami di Kemenparekraf optimis kita akan capai dulu 1 miliar [pergerakan wisnus],” kata Vinsensius dalam konferensi pers di Kantor Kemenparekraf, Senin (6/11/2023).

Menurutnya, ada sejumlah faktor yang membuat Kemenparekraf sukar mencapai target tersebut. Di antaranya, kondisi ekonomi nasional serta daya beli masyarakat yang belum pulih 100% pascapandemi Covid-19.

Harga Tiket Pesawat

Selain persoalan daya beli, pemerintah turut menyoroti belum pulihnya jumlah penerbangan ke frekuensi prapandemi turut menghambat tercapainya target pergerakan wisatawan nusantara.

“Jadi saat-saat tertentu, saat-saat libur, [masyarakat] kesulitan juga untuk mendapatkan tiket pesawat. Bahkan juga di saat-saat tertentu harga tiket masih sangat mahal untuk penerbangan domestik,” ujarnya.

Ketua  Umum  Perhimpunan Hotel  dan  Restoran  Indonesia (PHRI)  Hariyadi  Sukamdani menyatakan sulit  mencapai target  wisnus  tahun  ini. “Sepertinya enggak tercapai ya. Kalau  ini saja  sudah  sampai  di  bulan  September,  626 [juta  perjalanan].  Jadi  kalau  ke 1,2  [miliar perjalanan] menurut saya sih berat ya,”  katanya.

Dia  menilai  daya  beli  masyarakat  yang  masih  lemah  akibat pandemi  Covid-19  menjadi pemicu  lambatnya  jumlah  kunjungan  wisnus. Dia  berharap  pemerintah dapat  mendorong masyarakat kelas  menengah  ke  atas  untuk berlibur  di  Indonesia. 

Meskipun  secara  volume tidak  mencapai  target,  dia  menilai  setidaknya secara  perputaran  uang  diharapkan  memenuhi  target  mengingat pengeluaran masyarakat  kelas menengah lebih  besar.

Peneliti Senior dan mantan Kepala Pusat Studi Pariwisata UGM Janianton Damanik menyebut persoalan harga tiket penerbangan tidak pernah terselesaikan meski terus menerus diungkit. Kondisi ini sulit terelak di tengah keterisian penumpang yang masih rendah dan frekuensi ke sejumlah destinasi belum konsisten. 

“Ujung-ujungnya tarif jadi tidak kompetitif. Kalau wisman mau explore ke luar Jawa Bali Lombok harus mikir panjang. Sementara kalau terpusat di Jawa Bali Lombok tidak ada pengalaman baru,” katanya saat dihubungi Selasa (7/11/2023).

Dia mendorong pemerintah untuk menebar insentif terhadap industri penerbangan di saat volume penumpang melorot. Selain itu, perlu juga diberikan insentif penerbangan kepada pelancong. Misalnya pemendekan jam kerja, perbaikan layanan transportasi umum darat dan laut. Termasuk kampanye dengan menyasar generasi muda.


Meski demikian, dia menyebut bahwa geliat pariwisata sedang dalam masa low season. Bagi wisatawan asing, periode saat ini masih disibukkan oleh pekerjaan, menambah tabungan wisata dan merencanakan perjalanan. “ Nanti musim libur/akhir tahun jumlahnya mulai besar,” sebutnya. 

Target Akhir Nataru

Kurang dari dua bulan menjelang pergantian tahun, pemerintah memulai langkah untuk mencapai target terbaru. Kemenparekraf menempuh kolaborasi dengan sejumlah kementerian/lembaga serta asosiasi untuk menyambut libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf, Vinsensius Jemadu menjelaskan bahwa salah satu kolaborasi yang dilakukan bersama online travel agent adalah dengan menyediakan paket promo sebanyak 10.000 pax selama Desember 2023.

“Hanya 10.000, first come first serve, total promo sekitar Rp500 juta,” kata Vije, sapaan akrabnya, dalam konferensi pers, dikutip Selasa (7/11/2023).

Selain berkolaborasi dengan online travel agent, Kemenparekraf turut menggandeng Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi, InJourney, dan asosiasi seperti Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (Asita) untuk menghadirkan #diIndonesiaAja travel fair yang menjual paket-paket libur Nataru.

Kemenparekraf juga berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dengan sosialisasi liburan #diIndonesiaAja.

Mengutip data perkiraan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), akan ada peningkatan pergerakan orang sebesar 5% pada liburan Nataru tahun ini.

Kemenhub sebagai mitra strategis Kemenparekraf telah melakukan langkah antisipasi dengan estimasi peningkatan pergerakan sekitar 904.496 orang penumpang transportasi umum saat libur Nataru. 


Di sisi transportasi, diperkirakan akan ada sekitar 52.755 angkutan roda dua dan 98.267 roda empat. Bus juga ikut memberikan kontribusi sekitar 12.157 bus dan truk sekitar 55.569 unit telah disiapkan.

Adapun, tahun ini Kemenparekraf menargetkan pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) di kisaran 1,2 miliar-1,4 miliar. Kendati demikian, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), hingga September 2023 jumlah pergerakan wisnus baru mencapai 626,09 juta pergerakan.

Untuk itu hingga akhir tahun, Kemenparekraf menargetkan pergerakan wisnus sebanyak 1 miliar pergerakan, lantaran angka 1,2 miliar-1,4 miliar dinilai sangat berat.

“Kami pastikan sendiri bahwa memang untuk mencapai 1,2 miliar-1,4 miliar sangat berat. Oleh karena itu, kami di Kemenparekraf optimis kita akan capai dulu 1 miliar [pergerakan wisnus],” ujar Vije. (Ni Luh Angela/Rayful Mudassir)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Rayful Mudassir

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.