Adhi Commuter Properti Juga Incar Pendapatan Berulang Usai IPO

Pendapatan berulang ADHI Commuter Properti dari bisnis perhotelan terus menurun akibat pembatasan kegiatan yang diterapkan pemerintah untuk menangani pandemi Covid-19.

Hafiyyan

11 Nov 2021 - 13.04
A-
A+
Adhi Commuter Properti Juga Incar Pendapatan Berulang Usai IPO

Salah satu proyek Adhi Commuter Properti. - Istimewa

Bisnis, JAKARTA - PT Adhi Commuter Properti Tbk. tinggal menghitung hari untuk melaksanakan initial public offering  (IPO). Perusahaan itu pun mengincar dana hingga Rp 1,6 triliun yang bakal digunakan untuk pengembangan usaha dan pembayaran obligasi.

Berdasarkan prospektus yang terbit di Harian Bisnis Indonesia  pada Kamis (11/11/2021), anak usaha PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) itu rencananya melepas sebanyak-banyaknya 8.011.204.500 (8,01 miliar) saham atau setara 28,6 persen dari modal ditempatkan dan disetor. Harga penawaran awal ditetapkan sebesar Rp130-Rp200 per saham. 

Perseroan dapat melakukan perubahan kisaran harga masa penawaran awal tersebut, dimana paling sedikit memiliki 3 hari kerja setelah perubahan. Artinya, pengumuman perubahan harga disampaikan pada Senin atau Selasa pekan depan.

Dengan kisaran penawaran awal Rp130-Rp200, emiten yang akan menggunakan kode saham ADCP itu berpotensi meraih dana senilai Rp1,04 triliun-Rp1,6 triliun.

 

 

Seiring dengan aksi initial public offering (IPO), ADCP juga menjalankan Program Opsi Kepemilikan Saham kepada Manajemen dan Karyawan atau MESOP. Program MESOP sebanyak-banyaknya 560,22 juta saham atau 2 persen dari modal ditempatkan dan disetor.

Setelah IPO dan program MESOP, susunan pemegang saham Adhi Commuter Properti atau ADCP menjadi Adhi Karya 70 persen, Koperasi Adhi Sejahtera 0,00035 persen, masyarakat 28,04 persen, dan MESOP 1,96 persen. 

Adhi Commuter Properti dalam aksi IPO menunjuk penjamin pelaksana efek dari sejumlah sekuritas, seperti PT Bahana Sekuritas, PT CIMB Niaga Sekuritas, PT Maybank Sekuritas Indonesia, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, PT RHB Sekuritas, dan PT Sucor Sekuritas.

Adapun jadwal sementara IPO Adhi Commuter Properti sebagai berikut:

Perkiraan masa penawaran awal : 12 November - 25 November 2021

Perkiraan tanggal efektif : 30 November 2021

Perkiraan masa penawaran umum : 2 Desember - 8 Desember 2021

Perkiraan tanggal penjatahan : 8 Desember 2021

Perkiraan tanggal distribusi secara elektronik : 9 Desember 2021

Perkiraan tanggal pencatatan di Bursa Efek Indonesia : 10 Desember 2021

 

LRT City ingin memberikan solusi berdasarkan atas lima dasar connecting life, yaitu sosial, karir, passion, kesehatan, dan lingkungan. - LRT

 

Pengembangan Usaha 

Seluruh dana IPO Adhi Commuter Properti setelah dikurangi biaya penawaran umum saham perdana akan digunakan untuk tiga hal. Pertama, sekitar 45 persen dari hasil IPO untuk pengembangan proyek eksisting dan proyek yang memberikan pendapatan berulang.

Kedua, sekitar 35 persen untuk akuisisi atau pengembangan lahan baru. Ketiga, sekitar 20 persen untuk pembayaran kembali sebagian pokok Obligasi Seri A Adhi Commuter Properti.

Penggunaan dana hasil IPO itu sejalan dengan upaya Adhi Commuter Properti untuk meningkatkan pertumbuhan performa keuangan. Pendapatan perseroan untuk tahun yang berakhir pada 30 Juni 2021 mengalami penurunan sebesar 4% dari Rp 209,36 miliar menjadi Rp 201,02 miliar. Penurunan terjadi karena kegiatan jual beli apartemen yang anjlok hingga Rp 8,2 miliar. 

Di sisi lain, terjadi penurunan pendapatan berulang dari Hotel Grandhika Iskandarsyah Jakarta, Grandhika Iskandarsyah Pemuda Semarang, dan Grandhika Iskandarsyah Setiabudi Medan sebesar Rp 129 juta. Ditambah dengan dampak perpanjangan penangulangan dampak Covid-19 yang diimplementasikan pemerintah. 

 

 

Sementara itu, pendapatan sepanjang tahun lalu masih meningkat karena adanya pengakuan pendapatan 100 persen dari nilai kontrak Proyek Eastern Green. Selain itu, ada 75 unit apartemen yang telah Berita Acara Serah Terima (BAST) dengan nilai total sebesar Rp 198 miliar dan pengakuan pendapatan yang telah BAST pada 30 Maret 2020 sebesar Rp 238 miliar. 

Padahal, Adhi Commuter Properti  juga mengalami penurunan pendapatan berulang dari Hotel Grandhika Iskandarsyah Jakarta, Grandhika Iskandarsyah Pemuda Semarang, dan Grandhika Iskandarsyah Setiabudi Medan sebesar Rp 55 miliar akibat dampak perpanjangan penanggulangan Covid-19 yang dikeluarkan pemerintah. Selain itu, terdapat koreksi pengenaan dampak atas PSAK 71 sebesar Rp 280 miliar.

Seperti diketahui, perseroan bergerak dalam kegiatan usaha perhotelan dan real estate. Selain itu, perseroan juga merintis usaha di bidang rumah minum/kafe, dan restoran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Febrina Ratna Iskana

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.