Fakta Pembentukan Sugar Co, Subholding Gula Racikan Erick Thohir

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membentuk Sugar Co untuk meningkatkan produksi dan hilirisasi gula nasional. Selain memproduksi gula, subholding di bahwa PT Perkebunan Nusantara (Persero) ini akan turut dalam upaya produksi bioetanol.

Rayful Mudassir

11 Okt 2022 - 15.23
A-
A+
Fakta Pembentukan Sugar Co, Subholding Gula Racikan Erick Thohir

Truk mengangkut para pekerja serta tebu hasil panen di perkebunan tebu milik PT Pabrik Gula (PG) Rajawali II, Purwadadi, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu (7/9/2022). BUMN holding pangan, ID Food, melalui anak usahanya PT PG Rajawali II menargetkan mengoperasikan kembali pabrik gula di Subang pada 2023, dengan perluasan lahan sekitar 5.500 hektare. Selain itu, ID Food juga akan meremajakan ulang pabrik lainnya untuk menggenjot kontribusi produksi gula nasional sebagai bentuk dukungan program Kementerian Pertanian menuju swasembada gula konsumsi Nasional 2024. Bisnis/Rachman

Bisnis, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membentuk Sugar Co sebagai payung bagi produsen gula untuk meningkatkan produksi dan hilirisasi gula dalam negeri. 


Pembentukan Sugar Co merupakan bagian dari penyederhanaan BUMN klaster perkebunan dan kehutanan di bawah Holding PT Perkebunan Nusantara (PTPN) menjadi tiga subholding.


Ketiganya adalah Sugar Co, Palm Co dan Supporting Co. Subholding merupakan gabungan dari 13 anak usaha yang berada di bawah komando PTPN. Erick Thohir mengatakan Sugar Co dibentuk melalui integrasi 7 perusahaan serta 2 cucu perusahaan PT Perkebunan Nusantara (PTPN).


Baca Juga: Kinerja Industri Gula Konsumsi Masih Loyo

"Hari ini coba kami kick off. Kami berharap revitalisasi industri ini dapat memenuhi kebutuhan gula nasional untuk jangka menengah dan panjang," kata Erick, Senin (10/10/2022).

Berikut fakta terkait pembentukan Sugar Co:

  1. Memenuhi kebutuhan gula nasional

Sugar Co diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gula nasional serta meningkatkan kesejahteraan petani tebu. Sekaligus menjaga stabilitas harga di tingkat petani.

Pemerintah ingin meningkatkan pendapatan petani dari Rp13,1 juta per hektare menjadi Rp 32,1 juta per hektare. Kendati demikian, upaya ini akan dilakukan secara bertahap.

  1. Produksi bioetanol

Saat meresmikan pembentukan Sugar Co, Menteri Erick menegaskan bahwa subholding ini akan berfokus pada produksi tebu dan turunannya. Termasuk bioetanol sebagai campuran bahan minyak. 

Bioetanol merupakan salah satu bahan bakar alternatif berasal dari tumbuhan yang sudah melewati proses fermentasi. Salah satu tumbuhan yang bisa dimanfaatkan adalah tebu.

“Seiring dengan meningkatnya produksi tebu nasional, Sugar Co. sendiri berpotensi memproduksi bioetanol sebanyak 1,2 juta kilo liter pada tahun 2030,” ujarnya.

Truk mengangkut para pekerja serta tebu hasil panen di perkebunan tebu milik PT Pabrik Gula (PG) Rajawali II, Purwadadi, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu (7/9/2022). BUMN holding pangan, ID Food, melalui anak usahanya PT PG Rajawali II menargetkan mengoperasikan kembali pabrik gula di Subang pada 2023, dengan perluasan lahan sekitar 5.500 hektare. Selain itu, ID Food juga akan meremajakan ulang pabrik lainnya untuk menggenjot kontribusi produksi gula nasional sebagai bentuk dukungan program Kementerian Pertanian menuju swasembada gula konsumsi Nasional 2024. Bisnis/Rachman


  1. Kolaborasi dengan Pertamina

Menurut Erick, Pertamina akan memulai pilot project di Pabrik Gula (PG) Gempolkrep untuk memproduksi Bioetanol dari Sugar Co. Dia menyebut campuran Bioetanol ke BBM Pertamina mampu memproduksi bahan bakar lebih ramah lingkungan.

Selama ini, pengembangan bioetanol masih menghadapi berbagai tantangan, salah satunya jaminan ketersediaan bahan baku. Riset Universitas Gadjah Mada (UGM) menyebutkan bahwa bahan baku bahan bakar tersebut cukup melimpah di Indonesia. 

Beberapa bahan utama bioetanol adalah singkong, ubi kayu, jagung, ubi jalar serta tebu. Di sisi lain, pengembangan bensin dari tumbuh-tumbuhan ini dapat sekaligus mendukung penggunaan energi hijau. 


  1. Pembangunan pabrik baru

Direktur Utama Holding PT Perkebunan Nusantara III (persero) Mohammad Abdul Ghani menyebut Sugar Co akan membangun pabrik-pabrik gula baru di sejumlah daerah. 

Perluasan lahan perkebunan tebu juga bakal dilakukan. Bahkan, anggaran sebesar Rp19,4 triliun sudah disiapkan untuk merealisasikan rencana tersebut.

"Beberapa program strategis Sugar Co antara lain pengembangan tebu rakyat, pengembangan tebu sendiri pada lahan HGU, dan modernisasi serta peningkatan kapasitas pabrik gula," jelas Ghani dalam acara peringatan Dies Natalis Fakultas Pertanian UGM, Selasa (27/9/2022). (Rinaldi M Azka, Rahmad Fauzan & M Faisal Nur Ikhsan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Rayful Mudassir

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.