Bisnis, JAKARTA – IPC Terminal Peti Kemas (IPC TPK) melakukan penerapan planning and control dalam mengurai kepadatan lalu lintas di dalam dan di luar terminal peti kemas, terutama di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok.
Direktur Keuangan dan SDM IPC TPK Yanuar Evyanto mengatakan bahwa improvisasi dari planning and control tersebut, untuk mengetahui kedatangan kapal ke pelabuhan secara akurat.
“Jadi, kita melakukan perencanaan yang lebih baik dan akurat sehingga kedatangan kapal bisa kita predksi dan kita atur,” kata Yanuar kepada tim Jelajah Pelabuhan, Senin (23/10/2023).
Baca juga: Jelajah Pelabuhan 2023: Aksi IPC TPK Tekan Biaya Logistik
Yanuar menyebut, pihaknya juga menyediakaan buffer area atau kantung parkir untuk truk-truk yang menunggu barang di terminal. Akan tetapi ini untuk truk yang sudah terdaftar oleh pihaknya.
Selain itu, IPC TPK juga melakukan komunikasi dengan berbagai stakeholder, seperti anak perusahaan lain atau pelaku usaha lain di Tanjung Priok, otoritas pelabuhan, dan Kesatuan Pelaksanaan Pengamanan Pelabuhan (KP3) untuk mengatur kedatangan truk dan kegiatan bongkra muat.
“Sehingga kegiatan dapat dilakukan lebih lancar dan menghindari adanya antrean didalam maupun diluar terminal,” ucapnya.
Lebih lanjut, untuk arus peti kemas, sampai dengan September 2023, kinerja bongkar muat Petikemas IPC TPK Area Tanjung Priok 1 mencapai 22,02 BCH dan 33,25 BSH.
Kinerja bongkar muat Petikemas IPC TPK Area Tanjung Priok 2 Domestik mencapai angka 22,12 BCH dan 42,24 BSH. Sedangkan di Area Tanjung Priok 2 Internasional mencapai 22,86 BCH dan 57,40 BSH.
Terus Lakukan Transformasi
IPC TPK terus melakukan transformasi pada ekosistem pelabuhan yang terintegrasi guna menefisiensikan aktifitas bongkar muat.
Baca juga: Tanjung Perak Terapkan STID demi Tekan Kepadatan Truk
Direktur Keuangan dan SDM IPC TPK Yanuar Evyanto mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan transformasi sebelum adanya merger empat BUMN kepelabuhan.
Transformasi itu, kata Yanuar, terkait dengan upaya-upaya pihaknya untuk menurunkan waktu tunggu kapal di pelabuhan.
Saat ini, Yanuar menyebut bahwa pihaknya tengah menerapakan improvisasi yang berkelanjutan seperti keunggulan dalam operasional dan peningkatan kompetensi dari sisi operator terminal.
“Artinya, kita ada upaya untuk mempercepat waktu sandar kapal atau zero waiting time. Jadi, kita komunikasi dengan pilot dan kepanduan untuk segera dilayani kapal kapal yang akan bersandar dan selesai kegiatan bongkar muat,” ujarnya.