Obligasi dan Rights Issue Tembus Rp34 Triliun hingga Maret 2023

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat aksi korporasi penerbitan efek bersifat utang dan sukuk, serta rights issue di BEI tembus Rp34 triliun hingga 10 maret 2023.

Jaffry Prabu Prakoso

11 Mar 2023 - 19.16
A-
A+
Obligasi dan Rights Issue Tembus Rp34 Triliun hingga Maret 2023

Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu kantor perusahaan sekuritas di Jakarta. /Bisnis-Suselo Jati.

Bisnis, JAKARTA – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat aksi korporasi penerbitan efek bersifat utang dan sukuk, serta rights issue di Bursa telah menghimpun dana senilai total Rp34 triliun hingga 10 Maret 2023.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan bahwa sebanyak 10 perusahaan bersiap menerbitkan efek bersifat utang dan sukuk (EBUS). Terdapat 12 emisi pada pipeline pencatatan EBUS yang akan diterbitkan oleh 10 perusahaan.

Nyoman merinci ada 10 perusahaan tersebut datang dari 8 sektor. Perusahaan-perusahaan tersebut, yakni sebanyak 1 perusahaan dari sektor infrastruktur, 2 perusahaan dari sektor industrials, dan 1 perusahaan dari sektor basic materials.


Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHS) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/10/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani


Lalu, dua perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals, satu perusahaan energi, tiga perusahaan finansial, satu perusahaan properti and real estate, dan satu perusahaan dari sektor belum ditentukan.

“Sedangkan hingga saat ini telah diterbitkan 18 emisi dari 17 penerbit efek bersifat utang dan sukuk, dengan dana yang dihimpun sebesar Rp21 triliun," ucap Nyoman.

Baca juga: Emiten Konsumer Paling Dipilih Jelang Ramadan, ICBP atau MYOR?

Sementara itu, untuk rights issue per 10 Maret 2023 telah terdapat 14 perusahaan tercatat yang telah menerbitkan rights issue dengan total nilai Rp13 triliun.

Menurutnya, saat ini masih terdapat 20 perusahaan tercatat dalam pipeline rights issue BEI dengan 8 perusahaan dari sektor finansial, 4 perusahaan consumer cyclicals, dan dua perusahaan energi.

Baca juga: PHK GOTO & Pertajam Strategi Tekan Beban Tebal

Lalu, dua perusahaan consumer non-cyclicals, masing-masing satu perusahaan dari sektor properti dan real estat, basic materials, transportation and logistics, dan technology. (Annisa Kurniasari Saumi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Jaffry Prabu Prakoso

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.