Para Konglomerat Pemilik Perusahaan Rokok Raksasa di Indonesia

Berikut daftar pengusaha rokok dengan kapitalisasi besar di Indonesia.

Jaffry Prabu Prakoso

12 Nov 2022 - 17.46
A-
A+
Para Konglomerat Pemilik Perusahaan Rokok Raksasa di Indonesia

Hartono bersaudara. /Solopos.com

JAKARTA – Terdapat beberapa nama pengusaha yang memiliki perusahaan rokok terbesar di Indonesia. Industri rokok dan tembakau sendiri telah menjadi salah satu penyumbang pemasukan negara terbesar saat ini.

Bahkan, ketika cukai rokok naik yang berdampak pada kenaikan harga rokok, para perokok masih rela menyisihkan uang mereka untuk produk tersebut.

Tak heran, dengan tingginya konsumen rokok di tanah air, membuat sejumlah pengusaha rokok tercatat mampu mendulang kapitalisasi pasar perusahaannya hingga miliaran dolar AS. Lantas, siapa saja daftar pengusaha rokok terbesar di Indonesia? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya.

 


Putera Sampoerna./sampoernafoundation.org



1. Putera Sampoerna

Putera Sampoerna merupakan pengusaha dibalik suksesnya perusahaan rokok Sampoerna. Bahkan, per November ini nilai kapitalisasi pasar tersebut mencapai US$6,80 miliar.

Berdasarkan laporan dari Forbes, Putera Sampoerna memiliki harta kekayaan mencapai US$1,8 miliar atau mencapai Rp27 triliun.

 

2. Robert Budi Hartono dan Michael Hartono

Kakak beradik ini merupakan pengusaha dari Grup Djarum dan pemilik Bank Central Asia (BCA) juga Djarum. Kekayaan keduanya mencapai US$ 42,6 miliar. Saat ini, Djarum memasarkan produk kreteknya hingga Amerika Serikat.

 

Baca juga: Fakta Kenaikan Cukai Rokok 2023


3. Susilo Wonowidjojo

Susilo Wonowidjojo merupakan pemilik perusahaan Gudang Garam. Produknya kini telah menguasai sekitar 20 persen pasar rokok Indonesia.

Puncak tertinggi Gudang Garam dalam memproduksi rokok terjadi pada tahun 2021 dengan jumlah 91 miliar batang. Melansir dari Forbes, Gudang Garam didirikan pada tahun 1958 oleh sang ayah.

Kakak laki-lakinya, Rachman Halim, mengambil alih seperempat abad kemudian dan menjalankannya sampai kematiannya pada tahun 2008.

Susilo menjabat sebagai presiden direktur sejak 2009. Adiknya Juni Setiawati adalah presiden komisaris.

Gudang Garam berekspansi ke bidang infrastruktur termasuk pembangunan dan pembangunan jalan tol pada tahun 2019, serta sedang membangun Bandara Dhoho di Kediri, Jawa Timur.

Kapitalisasi pasar perusahaan ini mencapai US$2,72 miliar. Kekayaan Susilo sendiri mencapai US$4,8 miliar atau sekitar Rp74 triliun.

 

Baca juga: Mencegah 2024 Tersulut Cukai Rokok dan Tersengat Tarif Energi


4. Djonny Saksono

Djonny Saksono merupakan pemilik dari PT Indonesian Tobacco, yang usahanya berfokus pada pengolahan daun-daun tembakau menjadi produk jadi berupa tembakau linting atau dan dikemas dalam kemasan kantong dalam gramasi.

Melansir dari situs resminya, Djonny merupakan lulusan Bachelor of Science of Finance yang diperoleh dari Marshall Business School, University of Southern California, Los Angeles, USA dan lulus pada tahun 1988.

 

5. Willy Walla

Willy Walla merupakan pengusaha dari Wismilak sebuah perusahaan rokok Indonesia yang didirikan pada tahun 1962 di Surabaya.

Pada tahun 2012, Wismilak sukses melakukan penawaran umum perdana saham Perseroan kepada masyarakat dan menjadi Perusahaan Publik, PT Wismilak Inti Makmur Tbk.

Sebelum berkarir di Wismilak, Willy Walla menyelesaikan pendidikan di bidang Matematika pada Chelsea College, University of London (1972). Saat ini, perusahaan Wismilak telah dikendalikan oleh sang anak, yaitu Ronald Walla dengan jabatan Presiden Direktur.

 


PT Bentoel Internasional Investama Tbk atau Bentoel Group adalah perusahaan rokok terbesar kedua di Indonesia. Perusahaan ini berpusat di Jakarta dan Malang/ Bentoel



6. William Lumentut

Meski bukan pemilik perusahaan, William merupakan Presiden Direktur dari PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) yang juga merupakan anggota British American Tobacco Group. Perusahaan ini adalah produsen rokok di Indonesia.

Berdasarkan situs resminya, William Lumentut merupakan Sarjana Teknik. Dia mengawali karier mulai dari industri FMCG dan perawatan kesehatan dari tingkat lokal, regional hingga global di 3 benua berbeda, Asia, Eropa dan Afrika.

Dia sempat menjadi Consumer & Market Research Manager hingga Modern Retail Sales Lead di Procter & Gamble. Dirinya pun sempat menjadi Direktur Pemasaran L'Orea. (Arlina Laras)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Jaffry Prabu Prakoso

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.