IHSG Menguat Jelang Pengumuman Tapering Off

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Rabu (3/11) setelah sebelumnya terkapar di zona merah 2 hari berturut-turut. IHSG tercatat naik 0,91% atau 58,86 poin menuju level 6.552,13.

Bisnis Indonesia Resources Center

3 Nov 2021 - 17.56
A-
A+
IHSG Menguat Jelang Pengumuman Tapering Off

Gedung bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat, beberapa waktu lalu. Bloomberg/Andrew Harrer

Bisnis, JAKARTA—Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Rabu (3/11) setelah sebelumnya terkapar di zona merah 2 hari berturut-turut. IHSG tercatat naik 0,91% atau 58,86 poin menuju level 6.552,13.

Sepanjang perdagangan, indeks bergerak di rentang 6.486,24 hingga 6.561,19. Sebanyak 307 saham menguat, 222 saham melemah, dan 144 saham diperdagangkan stagnan. Nilai transaksi bursa mencapai Rp10,83 triliun dengan aksi beli bersih investor asing Rp158,23 miliar di seluruh pasar.

Sektor teknologi menopang indeks komposit dengan kenaikan paling tajam mencapai 1,47% dan juga sektor properti yang menguat 1,33%.

Saham PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) terpantau menjadi yang paling banyak diborong investor asing dengan net buy Rp148,63 miliar. Selanjutnya mengekor saham KLBF, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) juga dikoleksi investor asing dengan nilai beli bersih sebesar Rp129,13 miliar.

Kemudian saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) juga mencatat net foreign buy senilai Rp108,44 miliar.

Di sisi lain, saham PT Astra International Tbk. (ASII) justru dilego oleh investor asing dengan net sell Rp178,27 miliar. Selain itu, saham PT United Tractors Tbk. (UNTR) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga membukukan net foreign sell masing-masing sebesar Rp76,24 miliar dan Rp68,04 miliar.

IHSG mampu rebound justru menjelang pengumuman tapering off oleh bank sentral AS The Fed pada dini hari tadi. Tak sejalan dengan IHSG, mata uang garuda di pasar spot ditutup melemah 62 poin atau 0,44% ke level Rp14.313 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,013 poin atau 0,01% ke level 94,103 pada pukul 14.55 WIB.

Tapering akan berdampak pada likuiditas di pasaran berkurang, arus keran modal asing tidak akan sederas sebelumnya. Hal ini akan memengaruhi fluktuasi IHSG yang sudah tercatat naik lebih dari 9% sepanjang tahun 2021.

Meski demikian, diyakini tapering tahun ini tidak akan membawa sentimen negatif seperti yang terjadi pada 2013 – 2015. Seperti yang sudah disampaikan, komunikasi yang dilakukan The Fed berjalan dengan baik sehingga pasar punya waktu untuk ancang-ancang dan menyesuaikan diri. Tidak seperti yang terjadi delapan tahun lalu. 

Indeks Bisnis-27

Indeks Bisnis-27 menghijau pada perdagangan Rabu (3/11) setelah melemah dalam 2 hari sebelumnya.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, indeks berhasil terdongkrak 1,27% atau 6,38 poin menuju level 509,68. Sepanjang perdagangan, Indeks Bisnis-27 bergerak di rentang 502,28 hingga tertinggi di level 511,30.

Di antara 27 anggota konstituen indeks, berkebalikan dari posisi hari sebelumnya, mayoritas saham yaitu 22 saham terpantau menguat, 4 saham tertahan di zona merah dan 1 saham terpantau stagnan.

Saham pelat merah PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) memimpin penguatan indeks Bisnis-27 dengan terapresiasi sebesar 5,57% atau 500 poin ke level 9.474. Padahal SMGR mencetak laba bersih yang terkoreksi 9,9% (yoy) menjadi Rp1,38 triliun pada kuartal III/2021. Selain SMGR, saham PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA) juga terpantau naik 3,69% atau 45 poin ke posisi 1.265.

Sebaliknya saham yang melemah di tengah penguatan indeks kemarin antara lain saham PT United Tractors Tbk. (UNTR) dengan koreksi sebesar 2,93% atau 675 poin dan parkir di level 22.325. Selanjutnya saham PT JAPFA Tbk. (JPFA) yang terpantau turun 2,03% atau 35 poin ke level 1.685.  

Sementara itu, satu-satunya saham yang tidak bergerak dari posisi sebelumnya adalah saham PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) yang berada di level 920.

Energi

Pada penutupan perdagangan Rabu (3/11) indeks sektor energi berada di zona hijau, naik ke level 985,12 atau menguat 1,09%.

Penguatan sektoral dipimpin oleh PT Sumber Global Energy Tbk. (SGER) yang melesat 6,63% ke level Rp1.045, Lalu saham PT Mitra Investido Tbk. (MITI) naik 5,63% ke level Rp150 dan saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tumbuh 4,29% ke level Rp73.

Perubahan harga batu bara yang sangat ekstrim dalam beberapa waktu terakhir membuat saham-saham di sektor ini ikut terdampak. Diketahui pada awal bulan lalu harga batu bara sempat melesat mencapai level US$280/ton dan kini harganya turun drastis hingga ke level US$140/ton.

Pelemahan yang sudah terjadi selama 3 pekan ini membuat harga batu bara menjadi lebih murah, sehingga membuat para investor tertarik untuk kembali masuk di komoditas batu bara. Hal tersebut dikarenakan harga batu bara diperkirakan akan kembali  bullish dengan masuknya musim dingin di beberapa negara.

Dengan adanya fenomena musim dingin ini akan memicu lonjakan permintaan batu bara untuk dibakar di pembangkit listrik karena kenaikan permintaan listrik rumah tangga dari mesin penghangat. Dengan demikian, masih ada kesempatan untuk batu bara kembali reli.          

Barang Konsumen Primer

Pada perdagangan Rabu (3/11), indeks sektor barang konsumen primer ditutup melemah 0,19% di level 687,39.

Saham yang mendorong pelemahan ialah PT Palma Serasih Tbk. (PSGO) anjlok 6,48% ke level Rp202, Kemudian diikuti saham PT Asia Sejahtera Mina Tbk. (AGAR) drop 4,49% ke level Rp340 dan saham PT Duta Intidaya Tbk. (DAYA) merosot 3,82% ke level Rp252.

Pelemahan sektor ini adanya sentimen negatif dari Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) yang mengklasifikasikan dua komoditi pangan yang masuk dalam status rawan jelang akhir tahun 2021 nanti. Dua komoditas pangan tersebut ialah minyak goreng dan cabai yang kini mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan.

Kenaikan harga tersebut adanya kondisi cuaca ekstrem La Nina di akhir tahun ini yang akan berdampak pada ketersediaan pangan dan akhirnya memengaruhi harga, sehingga IKAPPI meminta adanya ketersediaan stok pangan, agar supply dan demand di pasar dapat seimbang.

Barang Konsumen Non-Primer

Pada penutupan perdagangan Rabu (3/11), indeks sektor barang konsumen non-primer menguat 0,17% ke level 856,23.

Penguatan sektor ini dipimpin oleh saham PT Golden Flower Tbk. (POLU) melejit 24,48% ke level Rp595, diikuti saham PT Menteng Heritage Realty Tbk. (10,53) melesat 10,53% ke level Rp63 dan saham PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) naik 9,68% ke level Rp3.400.

Badan Pusat Statistik (BPS) mendata inflasi pada Oktober 2021 mencapai 0,12%. Terjadi peningkatan setelah sebelumnya terjadi deflasi 0,04% pada September 2021. Kondisi inflasi pada Oktober ini, menunjukkan konsumsi masyarakat sudah meningkat. Sehingga berdampak baik untuk perekonomian kuartal IV/2021.

Peningkatan terjadi seiring dengan perkembangan positif mobilitas masyarakat pasca pelonggaran PPKM. Momentum Natal dan Tahun Baru serta liburan akhir tahun menjadi momen peningkatan konsumsi sehingga dapat mendorong kenaikan inflasi. Selain itu, risiko kenaikan harga pangan akan mendorong tekanan inflasi.

Kesehatan

Pada Rabu (3/11) indeks sektor kesehatan ditutup menguat 1,08% ke level 1.415,59.

Penguatan sektor ini dipimpin oleh PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA) melejit 19,67% ke level Rp7.150, lalu diikuti PT Sejahtera Anugrahjaya (SRAJ)  melesat 5,41% ke level Rp390 dan PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA) tumbuh 2,26% ke level Rp2.260.

Emiten rumah sakit, yakni MIKA pada kuartal lll 2021 berhasil mencetak pendapatan bersih sebesar Rp3,4 triliun naik 47,12% dibandingkan dengan Rp2,31 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Kenaikan tersebut di topang oleh oleh segmen rawat inap dan penunjang medis.

Seiring dengan kenaikan pendapatan, perseroan tetap mencetak kenaikan laba usaha menjadi Rp1,26 triliun pada kuartal lll/2021. Dengan demikian, laba bersih MIKA menjadi sebesar Rp1 triliun atau naik 77,13% dibandingkan dengan Rp570,13 miliar per kuartal III tahun lalu.

Barang Baku

Indeks sektor barang baku pada penutupan perdagangan Rabu (3/11) berada di zona hijau dengan penguatan 1,13% ke level 1.195,81.

Penguatan sektor ini didorong oleh saham PT Tirta Mahakam Resources Tbk. (TIRT) melejit 17,54% ke level Rp67. Diikuti saham PT Semen Indonesia Persero Tbk. (SMGR) melesat 5,57% ke level Rp9.475 dan saham PT Cita Mineral Investindo Tbk. (CITA) naik 5,56% ke level Rp2.850.

Sentimen positif datang dari produksi baja nasional yang diproyeksikan mengalami pertumbuhan pada tahun ini, seiring dengan perbaikan ekonomi dan bergeliatnya proyek-proyek infrastruktur.

Menurut Kementerian Perindustrian (Kemenperin), produksi baja diperkirakan mencapai 12,27 juta ton pada tahun ini, atau tumbuh 6,05% dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 11,57 juta ton.

Sementara itu, berdasarkan catatan Kemenperin, rata-rata utilisasi industri logam dasar sepanjang tahun ini mencapai 66,25%. Adapun, rata-rata utilisasi industri barang logam bukan mesin dan peralatannya mencapai 73,99%.

Perindustrian

Pada penutupan perdagangan Rabu (3/11), sektor perindustrian ditutup melemah 0,25% ke posisi 1.055,44.

Beberapa saham terpantau mengalami pelemahan ialah saham PT Intraco Penta Tbk (INTA) anjlok 6,94% ke level Rp134. lalu PT Shield On Service Tbk. (SOSS) ambles 6,31% ke level Rp416 dan  PT Jembo Cable Company Tbk. (JECC) drop 5,86% ke level Rp6.025.

Kinerja sektor industri pengolahan nonmigas di Tanah Air terus menunjukkan geliatnya seiring dengan berjalannya kebijakan pemerintah yang probisnis. Hal ini tecermin dari capaian Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia pada bulan Oktober yang bertengger di level 57,2 atau naik dibanding bulan September yang berada di peringkat 52,2.

Sesuai rilis IHS Markit, melesatnya PMI manufaktur Indonesia pada bulan Oktober merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah manufaktur Indonesia. Posisi PMI di atas 50 menandai bahwa sektor manufaktur sedang mengalami fase ekspansi.

Keuangan

Indeks sektor keuangan berada di zona hijau dengan kenaikan 1,3% ke level 1,30 pada perdagangan Rabu (3/11).

Saham penopangnya antara lain PT Bank JTrust Indonesia Tbk. (BCIC) melonjak 9,77% ke level Rp146, diikuti PT Trimegah Securities Tbk. (TRIM) menguat 6,51% ke level Rp458 dan PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) tumbuh 3,31% ke level Rp7.025.

Seiring dengan menggeliatnya perekonomian Indonesia, BI memproyeksikan kredit perbankan akan ikut terus naik lewat upaya Loan To Value. Secara akumulasi hal ini telah mendorong kredit perbankan tumbuh 3,12% (ytd) atau 2,1% (yoy) dan ditargetkan kredit akhir tahun bisa tumbuh di kisaran 4%-6% hingga akhir tahun.

Sementara itu, BI juga mengeluarkan kebijakan makroprudensial untuk menjaga stabilitas sistem keuangan khususnya perbankan dan mendorong intermediasi perbankan. Adanya pelonggaran likuiditas cukup menjaga ketahanan perbankan selama pandemi Covid-19.

Properti dan Real Estat

Pergerakan sektor properti dan real estat moncer dengan penguatan 1,33% ke level 875,75 pada Rabu (3/11).

Beberapa saham yang menguat yaitu PT Karya Bersama Anugerah Tbk. (KBAG) melambung 19,67% ke level Rp73, lalu PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk. (BIPP) menanjak 5,66% ke level Rp56, dan PT Sentul City Tbk. (BKSL)

Pemerintah melalui PT Sarana Multigriya Finansial atau SMF tercatat telah menyalurkan Rp3,85 triliun hingga Oktober 2021. Dana tersebut digunakan sebagai dana pendamping dan pendukung penyaluran KPR melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

Rumah yang telah dibangun dengan dana tersebut mencapai 106.014 unit dari target yang ditetapkan sebanyak 178.728 unit.  SMF berperan dalam mengurangi beban fiskal pemerintah dengan membiayai 25% pendanaan KPR FLPP, sehingga pemerintah hanya menyediakan 75% dari total pendanaan FLPP dari yang semula sebesar 90%.

Teknologi

Pada penutupan perdagangan Rabu (3/11), indeks sektor teknologi menjadi sektor dengan kenaikan tertinggi di IHSG mencapai 1,47% ke level 9.286.

Saham PT Cashlez Worldwide Indonesia Tbk. (CASH) memimpin penguatan 7,20% ke level Rp268, disusul PT Hensel Davest Indonesia Tbk. (HDIT) meningkat 6,76% ke level Rp474 dan PT Kioson Komersial Indonesia Tbk. (KIOS) tumbuh 4,93% ke level Rp745.

BUKA menjadi emiten dengan net buy tertinggi yaitu Rp57,02 miliar, kemudian KIOS Rp1,73 miliar. Emiten KIOS yang bergerak di bidang e-commerce semakin masif melakukan ekspansi di bisnis berbasis digital.

Dalam melebarkan sayap bisnis, KIOS mengambil aksi korporasi dengan merombak susunan direksi antara lain menunjuk Andrew Teh sebagai Direktur Utama serta Halim Wahyudi sebagai Direktur Pengembangan Bisnis.

Menuju akhir tahun, KIOS memiliki target untuk dapat meraih laba bersih setelah lebih dari 3 tahun mengalami posisi rugi bersih. Pada kuartal I/2021, KIOS membukukan penjualan bersih sebesar Rp175,43 miliar. Angka itu anjlok 383,25% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp847,79 miliar.

Infrastruktur

Kinerja indeks sektor infrastruktur mengalami pertumbuhan 0,53% ke level 972,95 pada penutupan perdagangan Rabu (3/11).

Saham-saham yang berada di zona hijau di antaranya PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) terangkat 5,77% ke level Rp1.100, lalu PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) menguat 3,69% ke level Rp1.265 dan PT Lancartama Sejati Tbk. (TAMA) menanjak 3,45% ke level Rp60. 

Meski sempat menurun, saham-saham konstruksi mendapat beberapa katalis positif dari perolehan kontrak baru dan penerimaan pembayaran dari pemilik proyek. PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA) meraih kontrak baru Rp13,16 triliun pada kuartal III/2021 atau tumbuh 92,4% (yoy) jika dibandingkan realisasi kuartal II/2020, yang sebesar Rp6,84 triliun.

WIKA juga baru mendapat suntikan modal dari SMI sebesar Rp1,66 triliun.Selain WIKA, ADHI juga mendapatkan kontrak baru Rp11,3 triliun pada kuartal III/2021. Laba yang diperoleh hingga September 2021 juga tumbuh 10,59% (yoy).

Transportasi dan Logistik

Indeks sektor transportasi dan logistik juga berada di zona hijau dengan pertumbuhan 0,25% ke level 1,226.66 pada Rabu (3/11).

Saham penopangnya adalah PT Transkon Jaya Tbk. (TRJA) meroket 14,19% ke level Rp338, diikuti PT Samudera Indonesia Tbk. (SMDR) melejit 1,92% ke level Rp795 dan PT Guna Timur Raya Tbk. (TRUK) menguat 1,17% ke level Rp173.

Ketentuan persyaratan pengemudi logistik darat yang wajib membawa hasil test PCR pada perjalanan minimal 250 km menjadi sorotan. Kini Kemenhub mencabut dan mengubah dengan mewajibkan pengemudi untuk menunjukkan surat keterangan hasil negatif rapid test antigen.

Adapun sampel diambil dalam kurun waktu maksimal 1x24 jam sebelum keberangkatan dan syarat lainnya yaitu memiliki kartu vaksin dosis lengkap.

Kemenhub juga menetapkan perubahan peraturan pada transportasi udara yaitu wajib menunjukkan surat keterangan hasil negatif Rapid Test Antigen yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 1 x 24 jam sebelum keberangkatan, atau surat keterangan hasil negatif tes RT-PCR yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 3 x 24 jam sebelum keberangkatan bagi pelaku perjalanan yang baru divaksin dosis pertama.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Aprilian Hermawan

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.