Perbankan Syariah Pacu Lagi Pembiayaan UMKM

Bank umum syariah (BUS) maupun unit usaha syariah (UUS) dari bank umum konvensional berupaya mendorong porsi pembiayaan UMKM lebih tinggi di paruh kedua tahun ini.

8 Agt 2021 - 20.18
A-
A+
Perbankan Syariah Pacu Lagi Pembiayaan UMKM

Karyawan menghitung uang rupiah di kantor cabang Bank BCA Syariah di Jakarta, Selasa (7/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis, JAKARTA — Pasar pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi incaran perbankan syariah tahun ini untuk mendorong kinerja penyaluran kredit mereka, menimbang prospek permintaan kredit yang mulai membaik dari kelompok usaha ini.

Bank umum syariah (BUS) maupun unit usaha syariah (UUS) dari bank umum konvensional berupaya mendorong porsi pembiayaan UMKM lebih tinggi di paruh kedua tahun ini.

Secara keseluruhan industri perbankan, kredit UMKM mulai tumbuh positif pada Mei 2021. Namun, di lini syariah, pembiayaan di segmen tersebut masih tertekan.

Berdasarkan data Statistik Perbankan Syariah OJK per Mei 2021, pembiayaan kepada segmen UMKM turun 8,88% secara tahunan atau year-on-year (YoY) menjadi Rp71,06 triliun. Pembiayaan UMKM memiliki porsi 18,21% dari total pembiayaan perbankan syariah.

Adapun total pembiayaan BUS dan UUS sebesar Rp390,25 triliun per Mei 2021, atau tumbuh 7,38% YoY. Kenaikan tersebut ditopang pembiayaan non UMKM yang tumbuh 11,82% YoY.

Direktur Utama I PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Ngatari mengatakan komitmen perseroan mendukung segmen UMKM tercermin dari pembiayaan mikro yang tumbuh signifikan pada paruh pertama tahun ini.

Dia menyebutkan di tengah kondisi pandemi, pembiayaan BSI masih mampu tumbuh sehat dan berkelanjutan. Sampai dengan semester I/2021, pembiayaan BSI tumbuh 11,7% YoY menjadi Rp161,50 triliun.

Pertumbuhan pembiayaan terutama ditopang oleh pembiayaan mikro yang tumbuh 12,88% YoY, diikuti gadai emas dan konsumer yang masing-masing tumbuh 27,7% YoY dan 27,38% YoY.

"Pertumbuhan pembiayaan kepada segmen mikro yang signifikan tersebut merupakan komitmen BSI untuk terus mendorong bisnis UMKM," katanya dalam paparan kinerja kuartal I/2021, pekan lalu. 

Peningkatan pembiayaan mikro membuat komposisi UMKM di pembiayaan BSI menjadi 22,86% pada Juni 2021, atau meningkat 46 basis point dibanding posisi Desember 2020 sebesar 22,40%.

"Ke depan komitmen BSI kepada sektor UMKM tidak akan runtuh. Kami akan terus menyalurkan pembiayaan UMKM kepada target nasabah yang sehat dan sustain," imbuhnya.

Dukungan terhadap UMKM juga menjadi komitmen PT Bank BCA Syariah. Anak usaha Bank BCA tersebut akan mendorong rasio pembiayaan UMKM lebih tinggi dari saat ini. Di semester I/2021, rasio pembiayaan UMKM di BCA Syariah tercatat 19,5%.

Direktur PT BCA Syariah Rickyadi Widjaja mengatakan pihaknya berusaha mempertahankan rasio pembiayaan UMKM sebesar 20% sesuai aturan OJK. Ke depan, rasio pembiayaan UMKM akan didorong lebih tinggi.

Dia mengatakan segmen korporasi dan komersial secara bertahap akan diturunkan ke level yang lebih wajar yakni sekitar 70%. Saat ini kedua segmen tersebut memiliki porsi 78,14% terhadap total pembiayaan perseroan.

"Kami juga memiliki calon nasabah debitur UMKM yang ada di pipeline yang akan diproses dalam beberapa bulan kedepan, sehingga akan mengurangi porsi portofolio korporasi. Dengan demikian, UMKM akan meningkat dalam beberapa bulan ke depan," imbuhnya.

Direktur Syariah Banking PT Bank CIMB Niaga Tbk mengatakan sampai dengan Juni 2021, UUS CIMB Niaga telah menyalurkan pembiayaan kepada segmen UMKM sebesar Rp1,2 triliun, atau naik 14% year-to-date (YtD).

Perseroan akan terus mengembangkan dan fokus untuk menumbuhkan pembiayaan UMKM dengan portofolio yang lebih besar. 

"Kami akan terus mendorong pertumbuhan UMKM sebagai bagian dari komitmen kami untuk mendukung pertumbuhan dan perluasan potensi UMKM melalui pengembangan produk yang sesuai bagi nasabah. Selain itu, kami juga menghadirkan program yang menarik seperti special pricing sesuai ketentuan yang berlaku," katanya.

Direktur Pusat Studi Bisnis dan Ekonomi Syariah Institute Pertanian Bogor (CIEST-IPB) Irfan Syauqi Beik mengatakan turunnya pembiayaan syariah tersebut disebabkan oleh kontraksi sektor usaha mikro di Mei 2021 yang menurut data Bank Indonesia mencapai 22,76%. Sementara itu, usaha kecil dan menengah mengalami kenaikan 13,31% dan 8,58%.

"Dengan kondisi demikian, maka penyaluran untuk sektor mikro yang selama ini dilakukan bank syariah mengalami penurunan yang berdampak pada penurunan pembiayaan UMKM secara keseluruhan," katanya.

Oleh karena itu, menurutnya, kebijakan pemerintah untuk mengembangkan usaha mikro perlu didorong. Perbankan syariah dapat turut serta mengembangkan UMKM melalui penyaluran pembiayaan di sektor mikro dengan kolaborasi lembaga Ziswaf. (Reporter: Azizah Nur Alfi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.