Stock Split Saham Makin Gencar, Emiten Incar Investor Milenial

Dalam sebulan terakhir terdapat tiga emiten yang telah dan berencana melaksanakan stock split untuk meningkatkan likuiditas di pasar modal.

Tim Redaksi

11 Nov 2021 - 14.45
A-
A+
Stock Split Saham Makin Gencar, Emiten Incar Investor Milenial

Arti stock split adalah pemecahan nilai saham. Ini memberikan manfaat dan keuntungan bagi investor. - ilustrasi

Bisnis, JAKARTA - Sejumlah emiten memilih melaksanakan stock split menjelang akhir tahun. Aksi korporasi tersebut ditempuh agar likuiditas sahamnya makin meningkat dan bisa dilirik investor ritel muda alias kaum milenial.

Lalu, apa sebenarnya aksi stock split tersebut? Stock split merupakan aksi korporasi yang dilakukan oleh emiten dengan cara memecahkan harga saham dengan rasio yang ditentukan perusahaan. Secara sederhana, pengertian stock split yaitu pemecahan nilai saham.

Tujuannya untuk menurunkan harga per saham dan meningkatkan jumlah saham yang beredar. Saat emiten melakukan stock split, jumlah lembar sahamnya bertambah.

Dengan cara tersebut, saham emiten bisa lebih aktif dan frekuensi transaksi pelaku pasar bisa meningkat. Di sisi lain, investor juga diuntungkan karena harga saham lebih terjangkau dan porsi kepemilikan saham menjadi lebih banyak. 

Tak heran jika banyak perusahaan terbuka yang menggelar aksi korporasi. Paling anyar, PT AKR Corporindo Tbk. berencana melakukan aksi stock split dengan perbandingan 1:5. Nilai nominal saham AKRA yang saat ini sebesar Rp 100 akan menjadi Rp 20 per saham setelah stock split.

Melalui aksi tersebut, harga saham perseroan akan lebih terjangkau khususnya bagi investor ritel yang diharapkan dapat meningkatkan jumlah pemegang saham. Di saat bersamaan, partisipasi investor ritel di pasar saham Indonesia dan regional telah meningkat secara signifikan selama setahun terakhir.

Terlebih lagi, semakin banyak investor dari generasi muda dan milenial yang berinvestasi di saham-saham IDX 30 dan LQ 45. Direksi AKRA melihat hal tersebut sebagai tren yang positif untuk perkembangan pasar saham. 

Haryanto Adikoesoemo, Presiden Direktur AKRA, mengatakan sebagai konstituen LQ 45 dan IDX ESG Leader Index, AKR Corporindo telah memberikan kinerja yang konsisten selama 3 tahun terakhir, akan menarik bagi investor ritel. Usulan untuk stock split akan meningkatkan likuiditas AKRA dan meningkatkan kepemilikan saham di antara komunitas investor.

"Kami mendukung upaya BEI dan pemerintah untuk mengembangkan pasar modal Indonesia dan meningkatkan partisipasi anak muda di pasar modal domestik," ujarnya.

 

 

Pecahkan Rekor Stock Split

Sebelumnya, PT Surya Citra Media Tbk. juga melakukan pemecahan nilai nominal saham pada awal November 2021. Emiten berkode SCMA tersebut melaksanakan stock split dengan rasio 1:5 sehingga harga sahamnya dari nominal Rp50 menjadi Rp10 per saham.

Setelah resmi melaksanakan aksi korporasi itu pada awal November 2021, jumlah saham SCMA yang dicatatkan di Bursa Efek Indonesia menjadi 73,90 miliar saham, dari sebelumnya sebanyak 14,78 miliar saham. 

Analis J.P. Morgan Sekuritas Indonesia, Henry Wibowo dan Arnanto Januari, dalam laporannya menyampaikan aksi stock split SCMA akan berdampak kecil bagi fundamental bisnis perseroan. “Tapi kemungkinan akan memberikan pengaruh positif terhadap likuiditas perdagangan saham,” tulis Henry dalam riset yang dipublikasikan pada Bloomberg, dikutip Kamis (21/10/2021).

Adapun peningkatan likuiditas terjadi karena partisipasi investor ritel naik setelah stock split. Henry mengungkapkan investor ritel saat ini setidaknya berpartisipasi 60 persen pada perdagangan Bursa Efek Indonesia.

Adapula PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang sering melaksanakan stock split. Pada Oktober 2021, emiten perbankan itu melaksanakan pemecahan saham dengan rasio 1 : 5.

Aksi korporasi itu menjadi yang keempat kalinya semenjak melantai di Bursa pada tahun 2000 di harga Rp1.400 per saham.  Stock split pertama kali yang dilakukan BCA yakni pada 15 Mei 2001 dengan rasio 1:2 sehingga nilai nominalnya turun dari Rp500 menjadi Rp250, namun jumlah saham beredar naik dari 2,94 miliar saham menjadi 5,88 miliar saham.

BCA kembali melakukan stock split pada 8 Juni 2004 dengan rasio 1:2 sehingga nominal kembali turun menjadi Rp125 dan jumlah saham beredar naik menjadi 12,26 miliar saham. Pada 2008, BBCA kembali memecah sahamnya dengan rasio yang sama yakni 1:2 sehingga nominal sahamnya menjadi Rp62,5 dan jumlah saham beredar kembali naik menjadi 24,65 miliar saham.

Nilai nominal per saham BBCA menjadi Rp 12,5 dari Rp62,5 sebelum stock split pada bulan lalu. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan BCA melihat bahwa investor ritel termasuk investor muda di pasar modal Indonesia memiliki ketertarikan yang kuat untuk berinvestasi saham BBCA.

Jahja berharap dengan adanya aksi korporasi ini harga saham BCA dapat lebih terjangkau oleh investor retail. "Aksi korporasi pemecahan saham tersebut dilandasi juga oleh komitmen BCA dalam mendukung perkembangan pasar modal Indonesia," ujar Jahja dalam keterangan resmi pada Kamis (23/9/2021).

Dengan aksi stock split yang dilakukan pada tahun ini, maka BBCA akan mencetak rekor emiten perbankan paling banyak yang melaksanakan aksi tersebut. Selain BCA, tercatat ada lima entitas perbankan yang melaksanakan aksi stock split.

Di antaranya, PT Bank CIMB Niaga Tbk. yang melakukan aksi stock split pada 8 September 1997. Selanjutnya, PT Bank Pan Indonesia Tbk. yang tercatat tiga kali melakukan aksi stock split yakni Mei 1997, Oktober 1999, dan September 2002.

Berikutnya, PT Bank UOB Indonesia yang melakukan pemecahan saham pada Desember 2002. Selanjutnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. melakukan stock split pada September 2017. Sementara PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. pernah mengalami dua kali pemecahan saham yaitu pada Januari 2011 dan November 2017.

(Khadijah Shahnaz Fitria/Novita Sari Simamora/ Ika Fatma Ramadhansari/ Annisa Saumi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Febrina Ratna Iskana

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.