Strategi Baru Pemerintah yang Buat TBS Mulai Naik

Strategi baru pemerintah untuk menaikkan harga tandan buah segar (TBS) terbukti ampuh. Harga jual di petani perlahan mulai naik.

Jaffry Prabu Prakoso

18 Agt 2022 - 17.39
A-
A+
Strategi Baru Pemerintah yang Buat TBS Mulai Naik

Harga kelapa sawit mulai naik


JAKARTA – Strategi baru pemerintah untuk menaikkan harga tandan buah segar (TBS) terbukti ampuh. Harga jual di petani perlahan mulai naik.

Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia Gulat Manurung mengatakan bahwa di beberapa provinsi seperti Sumatra Utara, Riau, Sumatra Barat, dan Kalimantan Barat bahkan sudah menyentuh harga Rp2.250 sampai Rp2.450 per kg.

“Rerata secara nasional harga TBS Petani sawit sudah di atas Rp1.800, yang sebelumnya antara Rp800 sampai Rp1.200 per kg. 85 persen dari 22 Provinsi sawit sudah di atas Rp2.000 per kg,” katanya Rabu (17/8/2022).


Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan saat meninjau harga bahan pokok di Pasar Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Jumat (22/7/22) - BISNIS/Annasa Rizki Kamalina.


Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyusun sejumlah strategi baru untuk menaikkan harga TBS kelapa sawit di tingkat petani di atas Rp2.000 per kg. Caranya bukan menghapus domestic price obligation (DMO) atau domestic price obligation (DPO) yang diinginkan petani dan pengusaha sawit.

Langkah Zulkifli adalah dengan menghapus pungutan ekspor (PE) dan peningkatan rasio pengali hak eskpor atas pendistribusian minyak goreng di dalam negeri (DMO) sehingga kuota ekspor minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan produk turunannya menjadi lebih besar.

“Pemerintah saat ini menghapus sementara pungutan ekspor (PE) untuk CPO menjadi nol dari sebelumnya sebesar US$200/ton. Penghapusan sementara PE CPO serta produk turunannya terlihat telah memberikan manfaat bagi para petani dan pengusaha sawit di tanah air," katanya dalam siaran persnya, Rabu (3/8/2022).

Selain itu, Zulkifli juga telah memberlakukan angka pengalian konversi hak ekspor atas pendistribusian DMO CPO/minyak goreng menjadi sebesar 1:9 kali dari sebelumnya 1:7 kali. Kebijakan tersebut sudah berlaku sejak 1 Agustus 2022.

Pendistribusian DMO divalidasi oleh tim lintas kementerian/lembaga yang dilakukan setiap minggu dan hasilnya diperbarui ke dalam sistem SINSW untuk dapat diklaim menjadi dasar persetujuan ekspor oleh produsen.

“Dengan meningkatkan angka pengali konversi hak ekspor menjadi 1:9, serta ditambah insentif pendistribusian DMO dalam bentuk minyak goreng kemasan merek Minyakita, maka perusahaan akan dapat mengekspor 13,5 kali lipat dari realisasi DMO, lebih tinggi dari sebelumnya," imbuh Ketua Umum PAN yang kerap disapa Zulhas itu.

Zulhas menegaskan bahwa pemerintah melalui Keputusan Menteri Perdagangan No. 1117 tahun 2022 juga memberikan insentif pengali regional atas pendistribusian DMO minyak goreng ke wilayah tertentu.

“Kebijakan ini diterapkan untuk memenuhi pasokan minyak goreng di wilayah Indonesia timur yang saat ini masih minim dan distribusinya masih terkonsentrasi di wilayah barat Indonesia,”jelas Mendag Zulhas.

Kemudian, lanjut Zulhas, Kemendag telah melakukan penyesuaian kebijakan penerbitan harga referensi yang menjadi dasar penentuan pungutan ekspor dan bea keluar (BK) atas ekspor komoditas CPO dan produk turunannya dari sebulan sekali menjadi dua minggu sekali.

Pola perhitungannya juga diubah sehingga akan didapat harga referensi yang lebih aktual mengikuti perkembangan harga CPO internasional.

Selain menstabilkan ketersediaan dan harga minyak goreng yang terjangkau di masyarakat, pemerintah, tambah Zulhas, terus berupaya meningkatkan harga TBS di tingkat petani. 

“Dengan meningkatnya harga TBS di tingkat petani, terutama petani swadaya, petani akan tetap semangat untuk bercocok tanam dan mendapatkan kesejahteraan dengan harga lebih baik setidaknya diatas Rp2.000/kg,” terangnya. (Indra Gunawan)

Penyebab TBS Anjlok

Gulat menjelaskan bahwa petani sawit belakangan harus rela selama 73 hari untuk makan pas-pasan. Mereka harus membongkar celengan untuk bertahan hidup karena harga TBS yang anjlok 84 persen.


Pekerja mengumpulkan buah kelapa sawit di salah satu tempat pengepul kelapa sawit di Jalan Mahir Mahar, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa (26/4/2022). Antara/Makna Zaezar


“Namun atas keyakinan kami kepada Pemerintah RI, bahwa strategi dan otoritas regulasi pemerintah pasti bisa mengatasi permasalahan,” jelasnya.

Anjloknya harga TBS sawit disebabkan meroketnya harga minyak goreng di pasaran. Ini membuat Presiden Joko Widodo melarang ekspor minyak sawit ke luar negeri pada 23 Mei 2022. 

Hal tersebut dilakukan agar pengusaha sawit tidak jor-joran mengekspor CPO yang disinyalir mengurangi bahan baku minyak goreng di dalam negeri dan berdampak pada mahalnya minyak goreng.

Namun, larangan ekspor tersebut menyebabkan harga TBS anjlok, sebab tangki-tangki CPO pabrik kelapa sawit penuh, dan pengusaha membeli murah TBS sawit petani. 

Saat ini harga minyak goreng terpantau sudah di kisaran Rp14.000 per liter seusai harga eceran tertinggi pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Jaffry Prabu Prakoso

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.