2022 Tahunnya Hujan IPO Startup, Sektor Apa Tercuan?

Merujuk laporan e-Conomy Sea 2021 oleh Google, Temasek, dan Bain; dari total nilai kesepakatan yang terjadi di sektor dagang-el pada semester I/2021 senilai US$4,7 miliar, sekitar 40 persen didorong oleh sektor logistik.

Leo Dwi Jatmiko

11 Nov 2021 - 20.27
A-
A+
2022 Tahunnya Hujan IPO Startup, Sektor Apa Tercuan?

Ilustrasi startup/

Bisnis, JAKARTA — Perusahaan rintisan logistik menjadi sektor paling potensial untuk melantai di pasar modal pada tahun depan, selain startup dari sektor teknologi finansial dan dagang-el. Di sisi lain, perintis di sektor kesehatan dan edukasi harus menunggu lebih lama untuk IPO. 

Managing Partner Ideosource VC & Gayo Capital Edward Ismawan Chamdani mengatakan pada tahun depan ada inisiatif sektor tekfin yang akan masuk ke pasar modal melalui initial public offering (IPO) atau instrumen lainnya. 

Selain sektor tekfin, menurutnya, perusahaan logistik juga berpeluang untuk IPO karena pertumbuhannya sangat berhubungan erat dengan industri dagang-el. Jika transaksi di dagang-el meningkat, pengiriman barang dengan logistik juga akan meningkat.

“Sektor logistik juga cukup potensial dan terkait erat dengan pertumbuhan e-commerce,” kata Edward, Kamis (11/11). 

Merujuk laporan e-Conomy Sea 2021 oleh Google, Temasek, dan Bain; dari total nilai kesepakatan yang terjadi di sektor dagang-el pada semester I/2021 senilai US$4,7 miliar, sekitar 40 persen didorong oleh sektor logistik.

Sementara itu, porsi lokapasar atau marketplace sekitar 35 persen, dan 15 persen sisanya dari sektor lain.

Terjadi peningkatan dibandingkan dengan semester I/2020 di mana dengan total nilai kesepakatan saat itu yang mencapai US$1,1 miliar, sekitar 60 persen berasal dari lokapasar. Logistik sekitar 35 persen. 

Kesepakatan besar yang dicatatkan oleh J&T Express menjadi pendorong sektor logistik pada 2021. 

Sementara itu, untuk sektor kesehatan (healthtech), agrikultura dan edukasi (edutech), menurut Edward, baru akan IPO pada 2023 atau 2 tahun lagi. 

Dia mengatakan pengumuman pendanaan sektor kesehatan dan edukasi belum terdengar tahun ini. Sebagai antisipasi mereka butuh 1 putaran pendanaan lagi sebelum IPO. 

“Untuk healthtech kasusnya mirip seperti edutech di atas namun ada aspek fundamental terkait ketentuan electronic medical record (EMR) dan telemedicine yang masih memerlukan kepastian hukum dan regulasi,” kata Edward. 

Koordinator Pusat Inovasi dan Inkubator Bisnis Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Dianta Sebayang menilai peta pendanaan perusahaan rintisan pada 2022 masih akan sangat masif, termasuk IPO. 

Para investor sudah memiliki asumsi bahwa 2022, pandemi sudah terkendali. 

“Jadi kondisi pasar akan lebih aktif yang akan mendorong para startup untuk melakukan IPO dengan harapan mendapatkan pendanaan lebih banyak pada saat 2022,” kata Dianta. 

Perusahaan yang bergerak di sektor tekfin dan dagang-el paling potensial untuk IPO. 

Perusahaan tekfin butuh modal yang bisa diputar dan disalurkan kepada kreditur, sedangkan perusahaan dagang-el membutuhkan modal lebih besar, karena kompetisi antarperusahaan dagang-el makin ketat dan keras. 

Startup dagang-el butuh akan perkuat inovasi produknya dan tetap mempertahankan kemampuan promosinya,” kata Dianta.

PERSAINGAN ASEAN

Laporan Google, Temasek & Bain Company menyebut persaingan perusahaan rintisan pada 2021 dalam berlomba masuk ke pasar modal makin panas seiring dengan arus deras investasi yang masuk ke Asia Tenggara. 

Dalam laporan e-Conomy 2021, Google dan Temasek menyebut  jumlah unikorn atau perusahaan dengan valuasi di atas US$1 miliar, meningkat tajam pada 2021. 

Tercatat pada 2020 hanya ada 11 perusahaan yang berhasil mencapai tonggak US$1 miliar, sementara hingga pertengahan 2021 saja, entitas yang mengarah unikorn di Asia Tenggara mencapai total 23 perusahaan. 

Banyak investor tetap percaya pada pemulihan pascapandemi dan pembangunan ekosistem jangka panjang.

“Valuasi yang kuat dan pendekatan listing baru seperti SPACs juga telah mendorong banyak perusahaan teknologi di kawasan Asia Tenggara untuk mencari listing publik sebagai cara untuk meningkatkan modal,” tulis Google dalam laporannya. 

Minat investor juga meningkat, didorong oleh investor institusi dan ritel yang mengejar pertumbuhan tercepat di kawasan Asia Tenggara itu. 

Diketahui, nilai investasi di Asia Tenggara pada semester I/2021, berada pada jalur untuk menyalip nilai investasi  setahun penuh pada 2020. 

Pada semester/2021, nilai investasi ke perusahaan rintisan Asia Tenggara mencapai US$11,5 miliar, sementara pada 2020 mencapai US$11,6 miliar. Artinya hanya berbeda US$0,1 miliar. 

“Setelah perlambatan pada 2020, putaran awal dan seri A, B serta seri C semuanya mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada semester I/2021, sesuai dengan prospek jangka panjang Asia Tenggara,” tulis Google dalam laporannya. 

Ukuran kesepakatan di seluruh benih ke Seri C telah meningkat secara menyeluruh. Rata-rata pendanaan tahap awal n dan Seri A, tercatat enam kali lebih besar pada 2021 dibandingkan 2017, Seri B naik empat kali lipat pada periode yang sama dan Seri C juga mengalami peningkatan meskipun berfluktuasi. 

Adapun untuk megaround seri D - E+ telah mendatar pada semester I/2021, puncaknya pada 2018—2019, baik dalam nilai maupun ukuran kesepakatan rata-rata. 

“Penggalangan dana pra-IPO oleh unikorn regional dapat  segera mengembalikan penawaran US$1 miliar,” tulis laporan e-Conomy. 

Dari sisi sektor, perusahaan dagang-el dan layanan keuangan digital terus menarik investasi  di Asia Tenggara. Kedua sektor ini siap untuk terus menghasilkan peluang investasi, mengingat model bisnis baru yang inovatif dan pendukung infrastruktur. 

Total nilai kesepatakan startup di sektor dagang el pada semester I/2021 mencapai US$4,7 miliar, naik 327,27% dibandingkan dengan semester I/2021 yang hanya US$1,1 miliar.

Sementara itu, total nilai investasi pada untuk sektor finansial teknologi pada semester I/2021 mencapai US$2,5 miliar, naik 177,7% dibandingkan dengan periode sama 2020 yang senilai US$0,9 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Wike D. Herlinda

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.