Euforia IPO Bukalapak Warnai Pergerakan IHSG

Saham PT Bukalapak.com Tbk langsung terkena ARA karena antusias pasar menyambut unikorn pertama di lantai bursa. Namun, dampak dari euforia itu tak berlangsung lama.

6 Agt 2021 - 14.48
A-
A+
Euforia IPO Bukalapak Warnai Pergerakan IHSG

IPO Bukalapak. - Paparan publik

Bisnis, JAKARTA - PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada Jumat (6/8/2021). Pasar pun menyambut meriah unikorn pertama di pasar modal Tanah Air itu. 

Direktur Utama Bukalapak.com Rachmat Kaimuddin mengatakan bahwa proses pencatatan saham BUKA berjalan lancar. Menurutnya semua itu berkat bantuan dari segala pihak seperti regulator dan operator pasar modal.

"Walaupun IPO berlangsung ketika pandemi tapi minat terhadap saham Bukalapak masih tinggi. Hal ini mencerminkan kepercayaan terhadap Bukalapak yang fokus pada pemberdayaan UMKM," katanya dalam keterangan resmi Jumat (6/8/2021).

Saham BUKA pun mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed saat bookbuilfing sehingga jatah ritel ditambah. Semula, calon emiten dengan kode saham BUKA tersebut mengalokasikan jatah untuk investor ritel pada saat pooling allotment sebesar 2,5 persen.

Namun, BUKA kelebihan minat sehingga porsi itu ditambah menjadi 5 persen. Alhasil nilai dari saham yang dialokasikan meningkat dari Rp547 miliar menjadi Rp1,1 triliun.

Plt. Direktur Utama Mandiri Sekuritas Silva Halim mengatakan ketika pooling terjadi oversubscribed hinga 8,7 kali. Hal itu membuat porsi ritel kemudian ditambahkan. Menurutnya ada 100.000 investor yang melakukan pemesanan.

Head of Global Banking for Southeast Asia and India Ubs menambahkan IPO Bukalapak telah didukung oleh investor blue-chip global serta domestik. "IPO ini menunjukkan bahwa perusahaan teknologi ASEAN dapat mencapai valuasi premium," terangnya.

Saham BUKA juga langsung mengalami auto reject atas (ARA) saat pertama kali diperdagangkan di BEI. Kapitalisasi pasarnya pun tembus Rp100 triliun.

Saham emiten berkode BUKA itu membuka perdagangan di level Rp850 per saham dan langsung melesat 24,74 persen atau 210 poin ke level Rp1.060 per saham.

Per pukul 09.28 WIB, BUKA ditransaksikan sebanyak 2.316 kali dengan volume saham 348,95 juta unit. Adapun nilai transaksi tercatat mencapai Rp369,89 miliar, valuasinya berdasarkan price to earning ratio (PER) sebesar -0,01 kali.

Sedangkan kapitalisasi pasar BUKA mencapai Rp109,25 triliun. Dengan capaian tersebut, perseroan berhasil menorehkan rekor sebagai emiten dengan penggalangan dana terbesar.

Di sisi lain, tercatat ada sejumlah sekuritas yang memborong saham BUKA pada Jumat (6/8/2021) . Di peringkat pertama, ada Maybank Kim Eng Sekuritas (kode ZP) dengan nilai pembelian Rp67,6 miliar.

Selanjutnya, OCBC Sekuritas Indonesia (TP) dengan nilai pembelian Rp55,5 miliar, Sucor Sekuritas (AZ) Rp25,7 miliar, CLSA Sekuritas Indonesia (KZ) Rp25,4 miliar, dan Buana Capital Sekuritas (RF) Rp21,5 miliar.

Selain itu, PT Mandiri Sekuritas mencatat pembeli mayoritas saham PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) merupakan generasi millennial dan Gen-Z. Silvia mengatakan muda-mudi saling berebut mendapatkan jatah saham dari BUKA.

“Hampir 70 persen pemesan saham IPO BUKA di Mandiri Sekuritas adalah nasabah milenial dan Gen-Z, berusia 20-39 tahun,” terangnya dalam siaran resmi Jumat (6/8/2021).

Silvia menambahkan minat investor terhadap saham BUKA termasuk tinggi mengingat potensi pertumbuhan investasi dari saham ini. BUKA diperkirakan bakal memiliki market cap terbesar ke-17 di Indonesia dengan kapitalisasi pasar Rp87,6 triliun.

Hal itu pun dapat menguntungkan pasar modal Tanah Air. “Pencatatan teknologi domestik seharusnya menguntungkan Indonesia, bukan hanya pasar saham tetapi juga pelaku pasar modal secara keseluruhan,” terangnya.

Pasalnya, IPO BUKA memungkinkan basis investor domestik yang lebih luas untuk memiliki eksposur terhadap ekonomi digital Indonesia yang terus tumbuh pesat. Silva menilai pasar saham secara keseluruhan juga akan diuntungkan karena pencatatan akan meningkatkan daya tarik pasar Indonesia di mata investor asing.

Dengan begitu potensi aliran dana ke seluruh pasar secara umum besar. “Kami tentu melihat hal ini sebagai hal yang baik untuk pertumbuhan pasar modal Indonesia serta ekonomi nasional,” tegasnya.

Adapun, emiten ke-28 yang melantai di BEI sepanjang 2021 itu berencana menggunakan 66 persen dana dari IPO sebagai modal kerja. Sisanya 34 persen akan digunakan untuk modal kerja di entitas anak.

Sisa dana sebesar 34 persen dana dari IPO tersebut rencananya akan digunakan untuk enam anak perusahaan Bukalapak. Di mana perusahaan akan mengalokasikan masing-masing 15 persen untuk PT Buka Mitra Indonesia, dan PT Buka Usaha Indonesia untuk modal kerja.  

Sedangkan empat entitas anak lainnya akan mendapatkan masing-masing 1 persen dana IPO BUKA untuk modal usaha. Keempat perusahaan itu adalah PT Buka Investasi Bersama, PT Buka Pengadaan Indonesia, Bukalapak Pte. Ltd, dan PT Five Jack.  

IHSG Turun

Meski begitu, semarak pelaku pasar menyambut BUKA tak berlangsung lama. Pasalnya, indeks harga saham gabungan (IHSG) berbalik melemah pada akhir sesi I perdagangan Jumat (6/8/2021).

Pada pukul 11.30 WIB, IHSG menguat koreksi 0,14 persen atau 8,38 poin ke level 6.197,03. Sepanjang sesi, indeks bergerak di rentang 6.190,86-6.263,54.

Sebanyak 208 saham menguat, 253 saham melemah, dan 174 saham diperdagangkan stagnan. Total transaksi mencapai Rp9,54 triliun dengan aksi jual bersih investor asing Rp506,15 miliar.

Saham anyar PT Bukalapak.com Tbk. terpantau berada di jejeran top gainers pagi ini. Setelah resmi mencatatkan sahamnya di BEI hari ini, saham dengan sandi BUKA tersebut melompat 24,71 persen menjadi Rp1.060.

Saham Grup MNC, PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) dan PT MNC Studios Internasional Tbk. (MSIN) masing-masing melonjak 16,35 persen dan 11,5 persen. Sementara itu, saham BUKA menjadi yang paling banyak dilego investor asing dengan net sell Rp249,2 miliar. Selanjutnya, saham BBRI mencatatkan net sell Rp80,8 miliar.

Di sisi lain, investor asing cederung masuk ke saham BMRI dengan net buy Rp16,7 miliar, PGAS Rp11,7 miliar, TPIA Rp11,1 miliar, BBCA Rp10,6 miliar. Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya sebelumnya memperkirakan IHSG akan melanjutkan tren kenaikannya hari ini.

“Dengan IPO perusahaan teknologi raksasa di BEI, kami pikir arus masuk asing ke ekuitas Indonesia akan terus berlanjut. Bukalapak, salah satu platform e-commerce terkemuka di Indonesia, memulai debutnya hari ini, menjadi unikorn pertama dari negara Asia Tenggara yang go public,” tulis Hariyanto dalam riset harian, Jumat (6/8/2021).

Selain itu, investor juga akan mencermati rilis data cadangan devisa Juli hari ini. Mirae Asset Sekuritas pun memperkirakan IHSG diperdagangkan mixed to higher hari ini dengan rentang 6.171 - 6.227. Analis Teknikal Mirae Asset Sekuritas Tasrul menjelaskan indikator MFI optimized dan indikator RSI optimized masih cenderung naik namun sudah mendekati overbought area pada pergerakan harian. Pada periode mingguan terlihat indikator MFI optimized dan  indikator RSI optimistis.

Pengaruhi Pergerakan Saham EMTK

Euforia pencatatan saham perdana BUKA juga tidak banyak berdampak pada emiten salah satu pemegang sahamnya. Saham emiten teknologi PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. atau grup Emtek bergerak di zona merah pada perdagangan hari ini, Jumat (6/8/2021).

Saham dengan ticker EMTK ini terpantau melemah 2,21 persen atau 60 poin ke level Rp2.660 per saham pada pukul 10.02 WIB. Kapitalisasi saham EMTK tercatat Rp162,79 triliun.

Saham EMTK ditransaksikan sebanyak 23.072 kali hari ini, dengan volume 105,68 juta saham dan nilai sebesar Rp283 miliar. Sehari sebelumnya, Kamis (5/8), saham EMTK menjadi salah satu emiten yang mencetak nilai transaksi harian tertinggi. Bahkan, nilai transaksi harian saham EMTK senilai Rp422,46 miliar sehari menjelang listing Bukalapak menjadi yang tertinggi dalam beberapa pekan terakhir.

EMTK parkir di zona hijau dengan menguat 0,74 persen ke level Rp2.720 pada akhir sesi Kamis (5/8). Harga saham sudah menanjak 94,29 persen secara year to date (ytd) 2021.

Grup Emtek yang dikomandoi oleh konglomerat Eddy Kusnadi Sariaatmadja merupakan pemegang saham terbesar Bukalapak dengan porsi 23,93 persen setelah penawaran umum perdana saham. Emiten salah satu orang terkaya Indonesia itu mengempit saham BUKA melalui entitas PT Kreatif Media Karya (KMK).

Selain melalui anak usaha tersebut, nama Alvin W. Sariaatmadja dan Adi Wardhana Sariaatmadja juga menjadi salah satu investor Bukalapak meski dengan porsi masing-masing 0,75 persen setelah IPO.

Selain itu, Grup Emtek juga memiliki kepemilikan langsung di dua perusahaan tercatat yakni PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) dan PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk. (SAME).

 

(Pandu Gumilar, Yuliana Hema, Aprianto Cahyo Nugroho,Dwi Nicken Tari)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.