Harga Emas Kembali Raih Momentum Penguatan

Harga emas mencatatkan penguatan pada perdagangan hari ini. Simak penjelasannya.

Mutiara Nabila

24 Nov 2021 - 17.46
A-
A+
Harga Emas Kembali Raih Momentum Penguatan

Harga emas mencatatkan penguatan pada perdagangan hari ini. (Antara)

Bisnis, JAKARTA— Harga emas kembali meraih momentum penguatan pada perdagangan hari ini kendati belum mampu menembus US$1.800 per troy ounce.

Dikutip dari Markets Insider, Rabu 17:37 WIB, harga emas mencapai US$1.792,8 per troy ounce atau naik 0,21 persen. Harga logam mulia sempat menyentuh titik tertingginya secara harian sebesar US$1.795,7 per troy ounce setelah dibuka pada level US$1.789,11 per troy ounce.

Tim Analis Monex Investindo Futures dalam hasil risetnya mengatakan bahwa harga emas memiliki potensi bergerak pada rentang US$1.788 per troy ounce hingga US$1.770 per troy ounce. Sementara itu, pada level resistance berada pada rentang US$1.802 per troy ounce hingga US$1.820 per troy ounce.

Tim Riset Indonesia Commodity and Derivative Exchange (ICDX) mengatakan kenaikan imbal hasil obligasi AS tersebut membuat aset emas kurang menarik, dengan membuat biaya memegang aset emas menjadi lebih tinggi dibandingkan menyimpan obligasi pemerintah Amerika Serikat.

“Salah satu penyebab naiknya imbal hasil obligasi AS adalah harapan pasar yang kembali naik atas peluang bahwa the Fed akan mempercepat proses normalisasi suku bunga AS untuk melawan efek dari naiknya tingkat inflasi yang cukup signifikan dalam beberapa waktu terakhir,” tulisnya dalam riset harian.

Adapun, terdapat dua data yang juga menjadi fokus pelaku pasar, di antaranya data pertumbuhan ekonomi AS dengan proyeksi mengalami percepatan pertumbuhan serta data inflasi melalui rilis data Core PCE yang juga diharapakan akan mengalami kenaikan pertumbuhan.

“Dengan tekanan tajam yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir, resistance terdekat harga emas saat ini berada di area US$1.800 hingga US$1.810 sedangkan, untuk zona support terdekatnya berada di areal US$1.784 hingga US$1.780,” tambahnya.

Sementara itu, untuk zona resistance terjauhnya berada di area US$1.825 dan support terjauhnya berada di area US$1.770 per troy ounce.


"Emas telah mengalami aksi jual panik selama 48 jam terakhir dan saya akan menyalahkan sebagian besar dari kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah (tenor) 10 tahun karena kurva imbal hasil semakin curam, emas berjangka tidak merespons dengan baik," kata Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures di Chicago.

Investor bertaruh Bos Federal Reserve Jerome Powell akan meningkatkan kecepatan di mana bank sentral menormalkan kebijakan moneter untuk mengatasi lonjakan harga-harga konsumen. Oleh karena itu, Powell dan Menteri Keuangan Janet Yellen akan muncul di hadapan Komite Perbankan Senat minggu depan.

Harga emas telah jatuh hampir 100 dolar AS sejak mencapai puncak lima bulan yakni US$1.876,9 per ounce minggu lalu.

Namun, analis independen Ross Norman mengatakan bahwa inflasi terus bergulir sementara di beberapa negara di Eropa menerapkan pembatasan sosial untuk menangani Covid-19.

Emas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi, tetapi kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah menantang status itu karena mereka diterjemahkan ke dalam peluang kerugian yang lebih tinggi memegang emas.

Emas juga tertekan setelah Indeks Manajer pembelian (PMI) manufaktur IHS Markit yang dirilis pada Selasa (23/11/2021) meningkat menjadi 59,1 pada November dari 58,4 pada Oktober, pada dasarnya sejalan dengan perkiraan ekonom 59,0.

"Jika gagal, logam dapat melayang lebih rendah lagi," tambah Norman.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Duwi Setiya Ariyant*

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.