Harga Minyak Jatuh ke Level Terendah Dalam Sebulan

Stok minyak AS telah meningkat dan Presiden Joe Biden meminta OPEC menambah produksi untuk mengatasi krisis energi.

Febrina Ratna Iskana

4 Nov 2021 - 08.52
A-
A+
Harga Minyak Jatuh ke Level Terendah Dalam Sebulan

Ilustrasi. - Istimewa

Bisnis, JAKARTA - Harga minyak jatuh ke level terendah dalam hampir empat minggu pada akhir perdagangan Kamis (4/11/2021) pagi waktu Indonesia. Turunnya harga minyak dipicu oleh kenaikan stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) dan aksi ambil untung pelaku pasar. 

Dilansir dari Antara, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember merosot US$2,73 atau 3,2 persen menjadi US$81,99 per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Desember anjlok US$3,05 atau 3,6 persen dan ditutup di level US$ 80,86 per barel.

Penurunan itu menjadi yang terbesar bagi kedua harga acuan tersebut. Untuk Brent menjadi penutupan terendah sejak 7 Oktober dan WTI sejak 13 Oktober.

Jatuhnya harga minyak tersebut dipicu oleh pasokan AS yang meningkat. Stok minyak mentah mingguan naik lebih dari 3,3 juta barel, lebih besar dari yang diperkirakan. Namun, stok bensin turun ke level terendah sejak November 2017.

Pasokan pasar minyak AS telah mengetat dengan stok di pusat penyimpanan Cushing, Oklahoma, berada pada level terendah dalam tiga tahun. Presiden AS Joe Biden dalam kesempatan berbicara di KTT iklim global COP26 di Glasgow meminta negara-negara OPEC untuk memompa lebih banyak minyak mentah.

Hal itu untuk mengatasi harga minyak dan gas yang melonjak tajam. Harga eceran rata-rata satu galon bensin di Amerika Serikat akhir-akhir ini di 3,40 dolar AS, menurut AAA, naik sekitar 20 sen dari bulan lalu.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, belum memutuskan mengenai penambahan produksi. Mereka akan bertemu pada Kamis (4/11/2021) untuk membahas mengenai rencana peningkatan pasokan bulanan agar tetap stabil. Meskipun ada seruan untuk mempercepat penambahan produksi minyak.

Di sisi lain, BP Plc mengatakan pada Selasa (2/11) bahwa pihaknya akan meningkatkan investasi dalam minyak dan gas serpih AS di darat menjadi 1,5 miliar dolar AS pada 2022 dari 1 miliar dolar AS tahun ini. Secara keseluruhan, produksi AS meningkat menjadi 11,5 juta barel per hari, menyamai level tertinggi tahun ini.

Sementara itu, keputusan Federal Reserve untuk mengurangi pembelian aset bulan ini dijadikan ajang ambil untung para pedagang. Itu karena keputusan the Fed dapat melemahkan beberapa pembelian spekulatif dalam aset-aset berisiko termasuk minyak.

"Pasar sudah berada di bawah tekanan. Kami turun karena aksi ambil untung dari pertemuan Fed hari ini," kata Phil Flynn, analis Price Futures Group di Chicago, seperti dilansir dari Antara pada Kamis (4/11/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Febrina Ratna Iskana

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.