Suku Bunga AS Diproyeksi Naik, Rupiah Berpeluang Terus Melemah

Dolar AS masih perkasa selama dua minggu berturut-turut ditopang oleh kenaikan inflasi di Negeri Paman Sam itu.

Dwi Nicken Tari

1 Nov 2021 - 16.54
A-
A+
Suku Bunga AS Diproyeksi Naik, Rupiah Berpeluang Terus Melemah

Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (3/3/2021). Bisnis - Eusebio Chrysnamurti

Bisnis, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diproyeksi bakal terus melemah. Hal itu dipengaruhi oleh sentimen dari AS.

Berdasarkan data Bloomberg yang dikutip dari bisnis.com, rupiah dibuka melemah pada awal perdagangan hari ini, Senin (1/12/2021). Gerak rupiah semakin menurun pada akhir perdagangan dengan terdepresiasi 0,74% menjadi Rp14.272 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama dunia menguat 0,14% menjadi 94,220 sore ini.

Menguatnya dolar AS pun berdampak pada sejumlah mata uang di kawasan Asia, seperti yen Jepang yang turun 0,40%, dolar Singapura turun 0,15%, dan dolar Taiwan turun 0,22%. Sedangkan yuan China masih mampu menguat sebesar 0,04%. 

Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan penguatan dolar AS yang tetap berada di level tertinggi selama dua minggu lebih didorong oleh kenaikan inflasi di Negeri Paman Sam. Penguatan inflasi tersebut semakin mengkonfirmasi peluang Bank Sentral AS (Federal Reserve) menaikkan suku bunga.

“Ukuran inflasi pilihan The Fed melanjutkan laju inflasi pada tingkat yang tidak terlihat dalam 30 tahun dan memperkuat ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga sekitar pertengahan 2022,” tulis Ibrahim dalam riset harian, Senin (1/11/2021).

Setelah rilis data tersebut, sebanyak 90% dari konsensus yang melacak ekspektasi perubahan suku bunga dalam jangka pendek memperkirakan suku bunga di AS akan dinaikkan mulai Desember. Kendati demikian, Menteri Keuangan AS Janet Yellen menilai inflasi yang terjadi saat ini hanya sementara dari kemacetan rantai pasokan yang parah dan baru akan normal pada 2022.

Dari dalam negeri, rupiah mendapatkan sentimen positif dari perkembangan pandemi di mana tingkat penularan Covid-19 terus menurun. “Untuk menanggulangi ini semua, pemerintah terus meningkatkan ketersediaan stok vaksin guna melakukan vaksinasi terutama di daerah-daerah terpencil yang belum divaksinasi,” tulis Ibrahim.

Dia pun memperkirakan rupiah masih akan bergerak fluktuatif dan ditutup melemah pada perdagangan Selasa (2/11/2021) pada rentang Rp14.260 - Rp14.320.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Febrina Ratna Iskana

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.