Cadangan Minyak Berpotensi Naik, Harga WTI Turun

Sejumlah negara mendesak anggota OPEC+ menambah produksi minyak untuk mengatasi krisis energi global.

Dwi Nicken Tari

1 Nov 2021 - 17.10
A-
A+
Cadangan Minyak Berpotensi Naik, Harga WTI Turun

Ilustrasi. Fasilitas produksi Blok Rokan, Minas, Riau. - Istimewa/SKK Migas

Bisnis, JAKARTA - Sejumlah negara menyerukan kekhawatirannya terhadap krisis energi yang terjadi jelang penutupan tahun ini. Negara-negara tersebut pun mendesak OPEC+ untuk menambah produksi.

Hal itu pun bakal mendorong pasokan minyak meningkat. Harga minyak mentah global pun akhirnya tertekan.

Berdasarkan data Bloomberg yang dilansir dari bisnis.com, Senin (1/11/2021) pukul 16.13, harga minyak mentah di West Texas Intermediate (WTI) tercatat turun tipis 0,02 poin atau 0,02% ke US$83,55 per barel. Sementara itu, harga minyak Brent bergerak naik 0,33 poin atau 0,39% ke US$84,30 per barel.

Presiden Joe Biden pada Sabtu (30/10/2021) waktu setempat mendesak negara-negara produsen energi utama G20 untuk segera meningkatkan produksi guna memastikan pemulihan ekonomi global. Desakan ini juga sebagai bagian dari upaya untuk menekan OPEC+ agar menambah lebih banyak pasokan ke pasar.

Senada dengan pernyataan AS, India dan Jepang, yang masing-masing merupakan konsumen minyak terbesar ketiga dan keempat dunia, juga turut menyerukan agar negara-negara produsen minyak khususnya OPEC dan sekutunya dapat meningkatkan produksi. Mereka juga meminta negara pengekspor minyak tersebut ikut serta mengambil langkah-langkah yang tepat agar tidak menghalangi pemulihan ekonomi dunia.

“Harga minyak terpantau bergerak terkonsolidasi dibebani oleh desakan dari AS, Jepang dan India agar OPEC+ dapat menambah lebih banyak pasokan ke pasar,” tulis Tim Riset Indonesia Commodity and Derivative Exchange (ICDX), Senin (1/11/2021). 

Menteri Irak, Ihsan Abdul Jabbar, mengatakan peningkatan harian sebesar 400 ribu barel per jam dalam produksi minyak OPEC+ akan cukup untuk memenuhi permintaan pasar. Abdul Jabbar menambahkan, kenaikan bulanan tersebut akan membantu menstabilkan pasar minyak. 

Meski begitu, OPEC+ belum memberikan sinyal untuk menambah produksi. Hal itu pun memberikan dukungan pada harga minyak dan membatasi penurunan harga lebih lanjut.

Sejauh ini, OPEC dan sekutunya dijadwalkan bertemu pada 4 November 2021 untuk membahas mengenai kondisi pasar minyak serta kebijakan kuota produksi. Di sisi lain, pemerintah China telah merilis cadangan bahan bakar untuk pasar domestik.

Hal itu memicu spekulasi akan turunnya impor minyak oleh China dan turut menambah tekanan pada harga minyak. Administrasi Cadangan Pangan dan Strategis Nasional China mengungkap bahwa China telah merilis cadangan bensin dan solar dalam upaya memenuhi pasokan domestik dan mendukung stabilitas harga di beberapa wilayah.

Menyusul pernyataan tersebut, Sinopec Corp yang merupakan kilang minyak terbesar China, mengatakan pihaknya berencana untuk sepenuhnya memanfaatkan kapasitas penyulingan domestik pada November serta akan meningkatkan pasokan solar sebesar 29 persen dari tahun lalu untuk memastikan stasiun pengisian tidak kehabisan stok.

 “Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak akan berada dalam kisaran resistance di US$84,15 – US$85,55 per barel, serta kisaran support di US$81,35 – US$79,94 per barel,” imbuh Tim Riset ICDX.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Febrina Ratna Iskana

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.