IHSG Kembali Tembus Level Psikologis 6.000.

Pada penutupan perdagangan Rabu (2/6), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaju di area positif dengan bertengger kembali di level psikologis 6.000.

2 Jun 2021 - 20.20
A-
A+
IHSG Kembali Tembus Level Psikologis 6.000.

Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, belum lama ini. Bisnis/Himawan L Nugraha

Pada penutupan perdagangan Rabu (2/6), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaju di area positif dengan bertengger kembali di level psikologis 6.000.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 1,41% atau 84,11 poin ke level 6.031,57. Total transaksi tercatat mencapai Rp14,78 triliun dan investor asing mencatatkan transaksi net buy mencapai Rp507,44 miliar di seluruh pasar.

Saham-saham yang terpantau dengan net buy (pembelian bersih) oleh investor asing meliputi saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencapai Rp227,6 miliar, lalu saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) sebesar Rp82,8 miliar dan saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS)  senilai Rp73,9 miliar.

Untuk saham-saham yang terpantau dengan penjualan bersih (net sell) oleh investor asing adalah saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) mencapai Rp 117,5 miliar, lalu saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) sebesar Rp43,9 miliar dan saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) senilai Rp13,2  miliar.

Sentimen positif yang menjadi katalis positif kali ini adalah rilis data inflasi Mei oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang sebesar 0,32% naik dari April yang sebesar 0,13% (MoM). Inflasi Mei ini sesuai konsensus pasar di 0,28% hingga 0,32%.

Selain itu,  IHS Markit telah merilis indeks aktivitas sektor manufaktur per Mei. Tercatat, Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) Indonesia periode tersebut berada di level 55,3 atau melesat dibandingkan April 54,6. Angka PMI di atas 50 mengindikasikan adanya ekspansi.

Dengan terus meningkatnya ekspansi sektor manufaktur tentu menjadi kabar bagus bagi Indonesia, dan memperkuat optimisme akan lepas dari resesi di kuartal II/2021. Sektor manufaktur berkontribusi sekitar 20% terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Keuangan

Indeks sektor keuangan ditutup menguat 0,88% ke level 1.342,45. Penguatan pada sektor ini ditopang oleh PT Bank KB Bukopin TBk. (BBKP) meroket 13,24% ke level Rp462, lalu PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) menanjak 4,35% ke level Rp192 dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) tumbuh 1,41% ke level Rp32.325. 

Nilai tukar rupiah pada Rabu (2/6) ditutup stagnan berada di posisi Rp14.280. Sentimen positif datang dari dalam negeri dengan rilisnya data PMI Manufaktur yang berada di level 55,3. Angka ini merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah pencatatan indeks ini. 

Selain itu, BPS mencatat inflasi tahunan pada Mei 2021 sebesar 1,68% dan inflasi tahun kalender (ytd) 2021 mencapai 0,90%. Kemudian, naiknya sektor ini juga ditopang oleh saham PT Bank Central Asia TBk. (BBCA) menjadi yang paling banyak diborong asing mencapai Rp230,67 miliar.

Properti dan Realestat

Indeks sektor properti ditutup menguat 1,03% ke level 835,51. Saham yang menguat di antaranya PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK) melejit 6,98% ke level Rp1.150, disusul PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) meningkat 6,10% ke level Rp174 dan PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) naik 2,33% ke level Rp1.110

Indonesia Property Watch (IPW) menilai stimulus pembebasan PPN sangat berdampak pada sektor properti dan realestat. IPW juga menilai kebijakan ini layak diperpanjang sampai Desember 2021 terutama untuk rumah inden karena pembelian aset properti membutuhkan waktu yang tidak singkat. 

Jika stimulus PPN ini diperpanjang, maka sektor properti bisa terus naik. Kenaikan tersebut akan berdampak positif pada 174 industri turunan yang terkait dan industry non-formal lainnya  Selain itu, pelaksanaan vaksinasi yang merata juga menjadi faktor pendukung utama tumbuhnya sektor ini. 

Teknologi 

Saham sektor teknologi menguat 9,94% ke level 4.170,53, ditopang oleh PT Hensel Davest Indonesia Tbk. (HDIT) meroket 23,53% ke level Rp420. Lalu penguatan juga diikuti PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) melambung 20,00% ke level Rp16.500 dan PT Digital Mediatama Maxima Tbk. (DMMX) naik 1,62% ke level Rp1.255. 

Berdasarkan data dari BEI, kinerja saham sektor teknologi tumbuh sangat pesat di awal tahun 2021 ini. Tercatat sektor tersebut telah tumbuh lebih dari 186% di periode Januari-April 2021.

Salah satu emiten yang mengalami pertumbuhan adalah PT Digital Mediatama Maxima Tbk. (DMMX) yang bekerja sama dengan SiCepat Ekspress dalam plaform iklan komersial UMKM yang tersebar pada beberapa service points. Sicepat Ekspress kini sudah melakukan investasi kepemilikan sebesar 4,5% pada DMMX. Per 2020, DMMX sudah berhasil melakukan digitalisasi pada 83.881 UMKM

Infrastruktur

Sektor infrastruktur mengalami kenaikan 2,16% ke level 932,80. Beberapa emiten yang naik di antaranya PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) melonjak 8,49% ke level Rp2.810, lalu PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) meningkat 7,60% ke level Rp1.345 dan PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk. (CENT) naik 7,50% ke level Rp258.

Menteri BUMN Erick Thohir optimistis INA dapat terus mendorong pembangunan infarstruktur nasional. Indonesia Investment Authority (INA) telah mendatangkan modal sekitar Rp54 triliun yang terdiri atas 25% dana pemerintah dan 75% dana asing. 

Tercatat beberapa negara yang telah menanamkan dananya di INA adalah Uni Emirat Arab, Kanada, dan Belanda. Target penyerapan investasi periode pertama INA adalah infrastruktur transportasi untuk menjaga peningkatan permintaan saat ekonomi pulih. 

Transportasi dan Logistik

Sektor transportasi dan logistik ditutup berada di zona merah. Sektor ini diberati oleh PT Temas Tbk. (TMAS) melemah 5,92% ke level Rp318, lalu PT Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk. (NELY) drop 2,46% ke level Rp238 dan PT Eka Sari Lorena Transport Tbk. (LRNA) koreksi 2,07% ke level Rp189. 

Para pengusaha logistik memprotes rencana perusahaan pelayaran memberlakukan tarif baru pembersihan dan perawatan peti kemas yang akan diterapkan mulai Juni 2021. 

Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) berpendapat pengenaan tarif pembersihan dan perawatan peti kemas atau cleaning and maintenance container akan menjadi beban dalam upaya pemulihan industri logistik. Hal ini tentu akan berdampak pada perusahaan pelayaran yang akan memberlakukan tarif ini seperti PT Temas Tbk. (TMAS). 

Energi

Sektor Energy ditutup menguat 2,93% ke level 758,81. Komponen penguatan sektor ini dipimpin oleh PT Indika Energy Tbk. (INDY) melesat 11,28% ke level Rp1.430, lalu PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) melesat 9,48% ke level Rp14.150 dan PT Elnusa Tbk. (ELSA) naik 7,24% ke level Rp326.

Pada perdagangan hari ini, harga minyak mentah dunia kembali naik dan bertahan di level tertinggi sejak Oktober 2018, diketahui Harga minyak Brent naik 0,75% ke US$70,78 per barel dan harga minyak WTI naik 0,63% di US$68,15 per barel.

Kenaikan minyak dunia terjadi setelah Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan mitranya (OPEC+) memperkirakan prospek permintaan bahan naik 6 juta barel per hari (bph) dan akan terus membaik. Sementara itu, OPEC+ juga menyetujui untuk terus mengurangi pasokan secara bertahap hingga Juli.

Barang Konsumen Primer

Pergerakan sektor barang konsumen primer berakhir di zona hijau ke level 737,66 atau naik 1,17%. Yang menjadi pendorong penguatan saham ini adalah PT Provident Agro Tbk. (PALM) meroket 25,00% ke level Rp530, lalu saham PT Palma Serasih Tbk. (PSGO) melesat 21,67% ke level Rp146 dan saham PT Siantar Top Tbk. (STTP) naik 11,11% ke level Rp7.500.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan konsumsi rumah tangga pada 2022 diproyeksikan tumbuh antara 5,1% sampai 5,3%. Namun, dia menilai kenaikannya akan cukup berat dicapai.Pertumbuhan konsumsi akan sangat bergantung pada pengendalian Covid-19. 

Apabila vaksinasi berhasil, maka bisa meningkatkan keyakinan masyarakat untuk berbelanja sehingga menggenjot permintaan.
    
Sementara itu, jika dilihat dari sektor investasi pemerintah memproyeksikan akan pertumbuhan 5,4% sampai 6,9%. Ekspor antara 4,3% sampai 6,8%, impor 3,6% sampai 7,8%, dan konsumsi pemerintah 3,2% sampai 4,4%.

Barang Konsumen Non-Premier

Indeks sektor Barang Konsumen Non-Premier ditutup menguat 1,07% ke level 748,28. Yang menjadi pendorong penguatan sektor ini saham PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk. (PDES) meroket 24,74% ke level Rp474 lalu saham PT Pudjiadi & Sons Estate Tbk. (PNSE) melesat 23,21% ke level Rp515 dan saham PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) naik 9,73% ke level Rp1.015.

Badan Pusat Statistik mencatat inflasi pada Mei 2021 meningkat dari bulan sebelumnya, didorong oleh peningkatan harga terutama komoditas pangan sejalan dengan momentum Idulfitri.

Inflasi pada Mei 2021 meningkat sebesar 0,32% secara bulanan (month-to-month). Secara tahun berjalan, inflasi meningkat sebesar 0,90%  (year-to-date/ytd) dan secara tahunan sebesar 1,68%  (year-on-year/yoy). Di samping itu, inflasi inti juga mengalami peningkatan dari 0,14% menjadi 0,24% secara bulanan. Secara tahunan, inflasi inti meningkat dari 1,18% menjadi 1,37%.

Kesehatan

Indeks sektor kesehatan ditutup menguat 0,12% ke level 1.276,82. Saham yang bergerak ke zona hijau di antaranya PT Royal Prima Tbk. (PRIM) melejit 25,00% ke level Rp280, lalu PT Merck Tbk. (MERK) naik 5,96% ke level Rp3.380 dan PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk. (SAME) tumbuh 3,85% ke level Rp540

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Indonesia berada di posisi ke-11 dunia dengan jumlah vaksinasi terbanyak. Namun, jumlah hariannya masih jauh dari target sehingga dapat mengancam pertumbuhan ekonomi.

Jika dilihat vaksinasi harian Indonesia masih 300.000-an per hari. Memang ini lebih tingggi dari kondisi bulan puasa. Namun belum, bahkan sampai 500.000 atau 1 juta per hari seperti yang ditargetkan.

Sri Mulyani menjelaskan untuk mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity pada kuartal I/2022, pemerintah harus bisa melakukan vaksinasi 1 juta per hari. Apabila ini tidak tercapai, Covid-19 masih akan menjadi tantangan. Dengan begitu, optimisme pertumbuhan ekonomi masih belum bisa tercapai.

Barang Baku

Sektor barang baku ditutup menguat 1,95% atau 22,79 poin ke posisi 1.190,00. Saham yang bergerak ke zona hijau di antaranya PT Nusa Palapa Gemilang Tbk. (NPGF) meroket 34,48% ke level Rp117, lalu PT Unggul Indah Cahaya Tbk. (UNIC) melesat 19,73% ke level Rp8.800 dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) naik 7,47% ke level Rp10.425.

Harga bijih besi kembali ke level di atas US$200 per ton seiring dengan lonjakan produksi baja di China. Hal ini mengindikasikan kegiatan industri yang terus berjalan di tengah upaya pengendalian harga.

Salah satu katalis positif bagi harga bijih besi adalah kenaikan jumlah produksi baja yang terjadi di China. Data dari pemerintah setempat menyebutkan, total ouput baja pada April 2021 naik menjadi 97,9 juta ton.

Jumlah produksi tersebut juga membawa total output baja secara year-to-date di China menjadi 375 juta ton, atau naik 16% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Lonjakan tersebut terjadi di tengah menurunnya persediaan bijih besi di pelabuhan-pelabuhan China, mengindikasikan penguatan permintaan.

Perindustrian

Sektor industri dasar mengalami penguatan 1,73% atau 16,84 poin ke posisi 988,08. Beberapa saham terpantau mengalami penguatan antara lain PT Jembo Cable Company Tbk (JECC) melesat 17,94% ke level Rp6.575, lalu PT Multipolar Tbk. (MLPL) melejit 15,06% ke level Rp550 dan PT Tanah Laut Tbk. (INDX) naik 14,04% ke level Rp130.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan tingkat ekspansi di sektor manufaktur Indonesia kembali mencapai rekor baru pada Mei 2021. Hal itu pun menjadi sinyal kebangkitan industri.

Kondisi ini tercermin dari catatan Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang menembus level 55,3 pada Mei, sesuai yang dirilis oleh IHS Markit hari ini. Capaian tersebut naik signifikan dibanding bulan April yang berada di posisi 54,6.

Posisi ekspansi tersebut ditandai dengan permintaan baru, output, dan pembelian yang naik pada tingkat yang belum pernah terjadi selama 10 tahun sejarah survei. Bahkan, aspek ketenagakerjaan kembali tumbuh setelah 14 bulan untuk memenuhi kebutuhan kapasitas operasional yang semakin meningkat.

Indeks Bisnis-27

Indeks Bisnis-27 tercatat kembali melanjutkan penguatan ke level 487,69 atau 1,35%. Penguatan indeks bisnis-27 sejalan dengan indeks acuanya IHSG yang berhasil parkir di zona hijau. Sebanyak 23 saham terpantau menguat, tiga saham stagnan dan  satu saham parkir di zona merah. 

Penguatan indeks didorong oleh saham PT Semen Indonesia Persero Tbk. (SMGR) yang melesat 7,47% ke level Rp10.425 tercatat investor asing telah mengakumulasi saham ini mencapai Rp2,03 miliar dengan total transaksi sebesar Rp112,96 miliar.

Selanjutnya, saham PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) yang juga terkerek naik 6,33% ke level Rp2.350 dengan net buy sebesar Rp8,88 miliar dan saham PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) yang menguat 5,88% ke level Rp1.260 dengan transaksi beli bersih asing sebesar Rp73,90 miliar.

Di sisi lain, saham yang mengalami pelemahan ialah saham PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) turun 0,34% ke level Rp1.445, dengan total transaksi sebesar Rp43,65 miliar. Tercatat asing melakukan aksi beli bersih mencapai Rp3,69 miliar.

Sedangkan, tiga saham yang pergerakannya stagnan kembali ke posisi sebelumnya ialah saham PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk. (BBRI) yang ditutup di level Rp4.260, lalu PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA) di level Rp2.580 dan PT Unilever Indonesia (UNVR) di level Rp5.850.


(Bisnis Indonesia Resources Center)    

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.