Free

Kasus Omicron Terus Bertambah, Siaga Utama Jika BOR 20%

Kasus infeksi virus corona varian Omicron di Indonesia terus bertambah. Pemerintah telah menyiapkan langkah antisipasi di antaranya status siaga utama jika tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit mencapai 20%.

Redaksi

12 Jan 2022 - 11.49
A-
A+
Kasus Omicron Terus Bertambah, Siaga Utama Jika BOR 20%

Ambulans membawa pasien ke Rumah Sakit Darurat Corona Wisma Atlet di Jakarta./Antara

Bisnis, JAKARTA – Kementerian Kesehatan mengungkapkan bahwa kasus infeksi virus corona varian Omicron terus bertambah. Kasus infeksi virus corona tipe SARS-CoV-2 varian B.1.1.529 itu di Indonesia bertambah menjadi 802 kasus pada Selasa (11/01/2022).

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi melalui keterangan tertulis pada Rabu (12/01/2022), menjelaskan mayoritas orang yang terserang Omicron tidak mengalami gejala sakit atau hanya menderita gejala ringan sehingga tidak perlu dirawat di rumah sakit.

Oleh karena itu, ujarnya, Kemenkes menyediakan pelayanan kesehatan dari jarak jauh bagi pasien Covid yang isolasi mandiri di rumah. "Kami bekerja sama dengan 17 platform telemedicine memberi jasa konsultasi dokter dan jasa pengiriman obat secara gratis bagi pasien Covid-19 yang isolasi di rumah."

Sebagaimana ditulis Antara, Nadia menambahkan Kemenkes menyertakan penggunaan obat Monulpiravir dan Plaxlovid dalam terapi pasien Covid-19 bergejala ringan.

Dia mengimbau warga siaga menghadapi gelombang penularan Omicron, karena varian virus penyebab Covid-19 itu tingkat persebarannya sangat cepat.


Untuk menekan risiko penularan Covid-19, selain menerapkan aturan perjalanan dan ketentuan karantina ketat, pemerintah berupaya meningkatkan kekebalan masyarakat dengan menyediakan layanan pemberian vaksinasi dosis ketiga atau vaksinasi penguat bagi warga berusia 18 tahun ke atas.

SIAGA UTAMA

Sebelumnya, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan mengatakan pemerintah akan masuk kondisi siaga utama saat tingkat keterisian rumah sakit mencapai 20% hingga 30%. Pemerintah memantau secara ketat perkembangan kasus Omicron dan segera mengambil langkah antisipasi yang diperlukan.

"Perawatan di rumahb sakit menjadi salah satu indikator utama. Kami akan siaga utama ketika BOR (bed occupancy ratio/tingkat keterisian tempat tidur) di rumah sakit mencapai 20% hingga 30%," kata Luhut.

Dia mengungkapkan per Selasa, jumlah kasus Omicron mencapai 802 kasus, yang sebagian besar masih disumbangkan oleh pelaku perjalanan luar negeri (PPLN). Dari 537 kasus di Jakarta, 435 kasus di antaranya berasal dari PPLN.

"Oleh karena itu, untuk kesekian kalinya, kami sekali mengimbau masyarakat untuk tidak bepergian dulu ke luar negeri dalam 2 hingga 3 pekan ke depan untuk mencegah penularan dari luar negeri," kata Luhut.

Dia mengatakan Omicron telah teridentifikasi di 150 negara dan menimbulkan gelombang baru dengan puncak lebih tinggi di berbagai negara dunia. Indonesia bukan tak mungkin dapat mengalami hal yang sama. "Namun, tak perlu panik, tetap waspada, karena pengalaman kita menghadapi varian Delta." 

Luhut mengklaim bahwa kondisi Indonesia saat ini jauh lebih siap dalam menghadapi potensi gelombang varian Omicron.

Kesiapan itu didukung oleh tingkat vaksinasi yang sudah lebih tinggi, kapasitas pengetesan dan pelacakan yang jauh lebih tinggi, hingga sistem kesehatan yang jauh lebih siap baik dalam hal obat-obatan, tempat tidur rumah sakit, tenaga kesehatan, oksigen, dan fasilitas isolasi terpusat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: M. Syahran W. Lubis

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.