Output Melambat, Kecepatan Ekspansi Manufaktur Asean Turun

Output naik selama dua bulan berturut-turut dengan tingkat ekspansi melemah dari Oktober. Pertumbuhan jumlah pesanan mangalami moderasi, sebagian disebabkan penurunan pesanan ekspor yang terus berlanjut.

Sri Mas Sari

1 Des 2021 - 12.42
A-
A+
Output Melambat, Kecepatan Ekspansi Manufaktur Asean Turun

Aktivitas di salah satu pabrik produksi sarung tangan karet di Selangor, Malaysia./Bisnis.com-Bloomberg

Bisnis, JAKARTA – Kecepatan ekspansi manufaktur di Asia Tenggara menurun sejalan dengan pertumbuhan output dan permintaan baru yang melambat.

Data terbaru IHS Markit menunjukkan purchasing managers’ index (PMI) November 52,3, lebih rendah dari 53,6 pada bulan sebelumnya, tetapi masih mengindikasikan perbaikan tercepat kondisi manufaktur Asean. Data pun menunjukkan perusahaan mengurangi pekerjaan pada tingkat paling lemah selama lima bulan.

Output naik selama dua bulan berturut-turut dengan tingkat ekspansi melemah dari Oktober. Pertumbuhan jumlah pesanan mangalami moderasi, sebagian disebabkan penurunan pesanan ekspor yang terus berlanjut.

Data November juga mengarah pada masalah pasokan yang terus berlanjut. Waktu pemenuhan pesanan input kian panjang. Hambatan pasokan kembali muncul, terefleksi pada biaya perusahaan pada November, karena inflasi harga input termasuk yang tercepat dalam rekor. Akibatnya, harga dari pabrik naik pada laju tercepat sejak Oktober 2013.

"Secara keseluruhan, data terkini menyajikan tanda-tanda menjanjikan, dengan sektor manufaktur Asean terus pulih. Pertumbuhan output dan pekerjaan baru sangat dekat dengan posisi puncak terkini,” ujar ekonom IHS Markit Lewis Cooper dalam laporan, Rabu (1/12/2021).

Sementara itu, ekspansi terjadi di seluruh negara konstituen Asean, kecuali Myanmar. Indonesia mencatat tingkat ekspansi tercepat, dengan PMI 53,9 yang menunjukkan perbaikan tajam kondisi manufaktur.

Ekspansi mendekati rekor juga tercatat di Malaysia, dengan indeks naik hingga 52,3, dan merupakan indikasi kenaikan solid secara keseluruhan. Di Vietnam, PMI mencapai posisi tinggi dalam enam bulan, yakni 52,2, sedangkan indeks Filipina sebesar 51,7 merupakan yang paling tinggi sejak Maret.

Pada waktu yang sama, Singapura mencatat kelanjutan perbaikan moderat manufaktur pada pertengahan kuartal IV/2021 dengan PMI 52,2. Thailand juga tetap bertumbuh selama November meski indeks turun ke 50,6.

Di pihak lain, Myanmar terus melawan tren. PMI November masih di bawah posisi netral 50, menandakan penurunan kondisi selama 15 berjalan. Di titik 46,7, angka terkini itu menunjukkan laju penurunan tingkat sedang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Sri Mas Sari

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.